bimakasAvatar border
TS
bimakas
Mitra Binaan Semen Indonesia Ini Beromzet Ratusan Juta Rupiah


Bareksa - Nama Nanik Hariningsih kondang di daerah Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Tuban. Apa pasal? Perempuan ini berhasil memberdayakan masyarakat desa untuk bekerja sambil melestarikan warisan budaya mereka, tenun batik tradisional Gedog.

Saat ini omzet batik Gedog miliknya mencapai Rp30-50 juta setiap bulannya dan mampu menyerap 345 tenaga kerja lepas. Padahal, sewaktu memulainya pada tahun 1997, omzet usahanya bekisar Rp3 juta sebulan.

“Dulu kami kalau dapat 3 juta saja sudah senang,” katanya kepada Bareksa di rumahnya, di Kecamatan Kerek, Tuban, 23 November lalu.

Nanik menceritakan keberhasilannya ini tidak lepas dari peran PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Dia merupakan salah satu pelaku UMKM yang mendapat bimbingan dan bantuan usaha dari Semen Indonesia. Semen Indonesia meminjaminya modal sebesar Rp75 juta. Bunganya terbilang sangat rendah. “Hanya nol koma sekian persen saja setiap bulan. Nilainya sama seperti kita membayar biaya administrasi saja,” ungkapnya.

Bisnis perempuan asli Tuban ini berasal dari usaha sang ibu. Dulu, Nanik hanya bekerja sebagai buruh pabrik. Geregetan melihat usaha ibunya jalan di tempat, akhirnya dia mengambil alih kendali. “Kalau dulu, Ibu hanya membuat batik pakem saja. Dijualnya pun cuma di pasar tradisional,” kata Nanik.

Sekarang, batik Nanik sudah dipasarkan ke seantero Indonesia. Pembelinya mulai dari konsumen biasa hingga para penggemar batik tradisional.

Meluasnya jalur pemasaran ini merupakan buah dari program pembinaan Semen Indonesia yang diikutinya. Nanik menuturkan, Semen Indonesia selalu mengajak serta usahanya untuk ikut berpameran di luar Tuban. Dari berbagai pameran inilah ia mulai bertemu dengan para pembeli.

“Selain itu kami juga diberikan pelatihan-pelatihan, mulai dari pewarnaan, pengelolaan administrasi, dan juga pemasaran,” ujarnya.

Selain memberdayakan warga sekitar sebagai tenaga kerja, Nanik juga memanfaatkan bahan baku dari Tuban. Kain tenun yang digunakan berasal dari kapas yang tumbuh di daerah setempat. Kapas-kapas tersebut dikepul oleh koordinator yang lalu mengorganisir para pemintal benang di daerahnya masing-masing. Setelah itu, para koordinator akan mengumpulkan benang yang telah dipintal, yang lalu akan ditenun menjadi kain oleh para pekerja harian lepas dan tetap di UMKM Nunik.

Harga kain batik yang dijual Nanik bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp2 juta per lembar. Yang paling mahal harganya adalah hand made, dibuat pakai tangan dari awal hingga akhir. “Kami juga buat yang murah, yang dibuat di pabrik,” dia menuturkan, dengan mata berkilat.

Semen Indonesia Group telah membina 31.941 mitra binaan hingga 2015

Keberlangsungan kinerja Semen Indonesia tentunya tidak lepas dari kesinambungan antara kegiatan operasional dengan lingkungan dan sosial di sekitar pabrik.

Bantuan sosial tidak hanya diberikan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana publik tetapi juga pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.

Dari sisi ini, tahun lalu saja Semen Indonesia merealisasikan program pinjaman modal kerja dengan syarat lunak terhadap 1.874 mitra binaan, sehingga secara akumulatif pelaku usaha yang berhasil dibina mencapai 31.941 mitra.

Usaha yang diberdayakan meliputi industri kreatif, perdagangan, agribisnis dan industri kecil lainnya. (AD | np)

Sumber : http://m.bareksa.com/id/text/2016/12...iah/14488/news
0
688
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.