Pernahkah kamu menonton film animasi Disney TinkerBell? Di dalam film ini, diceritakan kehidupan TinkerBell dan teman-temannya yang merupakan peri. Di dalam film ini juga terdapat salah satu adegan yang ada troll nya. Tentunya kita mengetahui bahwa film ini hanya fantasi sehingga troll serta peri-peri tersebut tidaklah nyata kan?


Namun, percaya atau tidak, di Islandia, peri dan troll dianggap benar-benar nyatadan hidup. Mayoritas penduduk Islandia (lebih dari 50%) percaya kepada adanya wujud luar gaib seperti peri dan troll (orang kerdil). Terdapat banyak cerita dan legenda yang menghibur tentang “makhluk” ini dan orang Islandia, sampai menunda pembangunan jika dipercaya nanti akan terjadi suatu peristiwa jika bangunan tersebut didirikan di tempat para peri tinggal. Batu besar yang jatuh di ladang dianggap sebagai troll beku dan kadang ada yang mengatakan bahwa bau busuk di Islandia bukanlah bau dari sulfur tetapi dari kotoran troll. Bahkan menurut undang-undang tahun 2012, semua artefak peri dilindungi di Islandia.

Mereka bahkan membangun rumah-rumah untuk peri:


Peri dan troll adalah topik pembicaraan yang umum dan biasa saja di negara ini. Kecintaan masyarakat Islandia terhadap “makhluk-makhluk” ini sangatlah besar, sampai-sampai didirikannya sekolah peri atau “Elf School” di Reykjavik, dan ini merupakan yang pertama di dunia.


Magnus Skarphedinsson, sejarawan yang menjalankan sekolah peri ini, bahkan percaya bahwa negara ini adalah rumah bagi lebih dari 20.000 makhluk supernatural, salah satu jenisnya yaitu peri.

“Mungkin makhluk-makhluk ini lebih terbuka dan menampakkan diri hanya di Islandia karena kami, masyarakat negara ini, lebih berpikiran terbuka,” katanya. “Kami juga hidup sangat dekat dengan alam, yang merupakan rumah mereka.”

Bagaimanapun, kepercayaan terhadap makhluk-makhluk supernatural ini malah menjadi daya tarik dari negara ini yang menarik perhatian para wisatawan dari seluruh dunia.

Jika di negara lain hampir tak mungkin untuk menulis sepucuk surat tanpa disertai alamat jelas, di Islandia hal ini mungkin terjadi. Ketika tiga wisatawantak tahu alamat jelas seorang teman yang tinggal di Islandia, mereka hanya menggambarkan peta rumah sang kawan.


Tiga wisatawan itu mengirim kartu pos ke sebuah peternakan terpencil di barat Islandia. Karena mereka hanya tahu lokasi rumahnya, mereka pun menggambar petanya di amplop. Di amplop suratnya, peta yang digambarkan dengan tambahan deskripsi samar lokasi peternakan tersebut. Tanpa ada alamat dan nama si penerima.

Wisatawan tersebut menggambarkan peta sederhana lengkap dengan jalur-jalur jalan dan nama area terdekat dari lokasi tujuan. Untuk uraian nama penerima, wisatawan itu hanya mendeskripsikan sebagai “Sebuah rumah peternakan kuda dengan pasangan dari Islandia-Denmark memiliki tiga anak dan banyak domba.”

Sebagai keterangan tambahan, ditambahkan pula deskripsi tentang pekerjaan si penerima. “Perempuan Denmark itu bekerja di supermarket di kota Bujardalur.”


Ajaibnya, surat tersebut sampai ke tangan orang yang dituju. Penerima yang dituju ini ternyata bernama Rebecca Cathrine Kaadu Ostenfeld. Dia memiliki sebuah perternakan yang disebut Holar Farm.

‘Teka-teki’ alamat ini terlihat seperti sebuah peta pencarian harta karun. Namun kenyataannya bagi pengantar surat, ini bukanlah hal yang mustahil. Berbekal peta, tanpa alamat, dia bisa menemukan alamat yang dituju di negara berpenduduk 320 ribuan jiwa tersebut.

Keindahan dan keunikan Islandia telah mengundang wisatawan mancanegara (wisman) dalam jumlah yang banyak. Dari data Icelandic Tourism Board, diketahui bahwa jumlah wisman yang berkunjung bahkan lebih banyak dari penduduknya.


Tercatat, ada sebanyak 325.522 wisman asal Amerika Serikat (AS) yang berkunjung, dari Januari sampai September tahun 2016 ini.

Jumlah wisman AS yang berkunjung ke Islandia memang telah mengalami peningkatan sejak 2010, tapi dua tahun terakhir jumlahnya meningkat lebih drastis. Pada 2014, wisman AS yang berkunjung sebanyak 152.104. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat sampai saat ini.

Dikutip dari Travel and Leisure, peningkatan itu disebabkan karena pemerintah Islandia menerapkan aturan berkunjung yang lebih “ramah wisman”. Setiap wisman yang berkunjung diberi izin menetap lebih lama, sebelum mereka berangkat ke negara Eropa lainnya.

Tapi lama kelamaan, keramaian itu ternyata membuat sebagian penduduk Islandia merasa terganggu.

“Ini bukan seperti kota milik saya lagi,” kata Birgitta Jonsdottir, salah satu politisi Islandia, seperti yang dikutip dari The Telegraph.

Jonsdottir dan pejabat pemerintahan lainnya saat ini sedang merancang aturan main baru, salah satunya menaikkan pajak hotel, untuk digunakan sebagai dana pemeliharaan fasilitas dan objek wisata di negara ini.

Kuda Islandia memang tidak terlalu tinggi dan besar seperti ukuran kuda normal pada umumnya. Namun, kuda ini terkenal sebagai kuda yang sangat sehat dan kuat. Mereka jarang terserang penyakit dan tidak perlu banyak makan untuk tetap prima layaknya kuda-kuda balap lainnya.

Selain itu, kuda ini sangat baik dan bersahabat. Mereka lebih aman untuk dipelihara dibandingkan kuda biasa yang dapat sewaktu-waktu mengamuk dengan meringkik dan tidak dapat dikendalikan.


Kuda ini terkenal dengan gaya berlarinya yang berbeda dari kuda lainnya. Gaya berlari yang spesial ini disebut “tölt” dan “flying pace“. Tidak semua kuda jenis ini bisa berlari dengan gaya flying pace, namun setiap dari mereka pasti dilahirkan untuk bisa melakukan tölt.

Töltadalah gaya berlari dimana urutan jatuhnya kaki kuda sama seperti ketika berjalan. Ini artinya bahwa setidaknya satu dari 4 kaki kuda tersebut menginjak tanah di setiap saat, yang juga berarti kuda ini tidak pernah “melayang” ketika berlari. Karena tidak “melayang”, gaya berlari seperti ini memiliki kehalusan atau smoothness yang nyaman bagi si penunggang kuda sebab dengan gaya tölt, kuda tersebut tidak akan memantulkan si penunggang dari pelana.

Penasaran? Lihat videonya di sini (cuma 19 detik gan):



Video di atas menunjukkan gaya berlari tölt yang unik, entah kenapa ane ketawa2 setiap kali nonton videonya