atandiAvatar border
TS
atandi
Begini Kronologi Pengungkapan Kasus Impor Jeroan Terbesar di 2016
JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai hari ini mengumumkan hasil penangkapan sejumlah daging jeroan ilegal sebesar 163,5 ton. Daging jeroan ini berasal dari Australia dan Selandia Baru yang diselundupkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi, impor daging ini merupakan yang terbesar sepanjang tahun 2016. Penyebabnya adalah karena importir, yang dalam hal ini disebut PT CSUB, ingin memanfaatkan momen Ramadan dan Idul Fitri untuk meraup keuntungan.

"Ini yang terbesar ya pada tahun ini," kata Heru saat ditemui di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Impor jeroan sapi ilegal ini memang cukup miris. Pasalnya, hal ini dilakukan pada saat pemerintah tengah berjuang untuk menurunkan harga daging dengan melakukan impor daging beku berkualitas.
Lantas, bagaimana kronologi dari pengungkapan kasus ini?
Pada tanggal 16 Mei 2016 lalu, terdapat tujuh kontainer yang masuk melalui Terminal Mustika Alam Lestari, Tanjung Priok. Kontainer ini merupakan barang impor yang dilakukan oleh PT CSUB dari Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan izin impor, seharusnya barang impor ini adalah pakan ternak.
[
"Izinnya enggak jelas. Dia memberitahukannya pakan ternak, sebenarnya kalau dia punya izin kan dia bilang aja dokumennya daging ya," ungkap Heru.
Bea Cukai pun merasa curiga terhadap barang bawaan yang terdapat dalam tujuh kontainer ini. Untuk itu, pada saat melakukan Pemberitahuan Impor Barang (PIB), Bea Cukai segera menggeledah kontainer ini.
"Tanggal 21 (Mei) kami mendapatkan, dia masukkan PIB, pemberitahuan impor dokumen. Tanggal 26-nya kita lakukan interception atau pencegahan. Kita stop disitu dan kita lakukan pengecekkan. Dan ternyata betul ini adalah isinya jeroan," imbuh Heru.
Kemudian, dilakukan kajian analisis intelijen. Berdasarkan hasil analisis, importasi daging oleh PT CSUB dinilai ilegal karena importir memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang impor dalam pemberitahuan pabean secara salah dan menyerahkan PIB yang memuat data yang tidak benar.
Sebagai hasil pemeriksaan fisik serta pengambilan contoh barang pada 21 Mei 2016 didapatkan 9.273 karton Beef Heart, Beef Livers, Beef Neck Trim, Beef Kidney, Beef Lung, dan Beef Feet dalam keadaan beku yang berasal dari Australia dan New Zealand.
"Jeroan ini, semua jeroan. Tadinya dipikir ada daging enggak tahu jeroan semua," jelas Heru.
"Ada bagian leher, daging-daging bagian leher. Daging murah," imbuhnya.
Selanjutnya petugas melaksanakan uji laboratorium di Balai Penelitian dan Identifikasi Barang (BPIB) Jakarta atas contoh barang tersebut, dan akhirnya diketahui bahwa fisik barang tidak sesuai dengan uraian barang yang diberitahukan dalam PIB yang menyebutkan barang berupa monocalcium phosplzatefeed grade (bahan kimia) sebanyak 7000 bg (175.000 kg)
"Kami berpacu dengan waktu ya karena hari raya semakin dekat, jadi proses (pemeriksaan) dipercepat, periksa lima orang," tutupnya. (rai)



sumber; http://m.okezone.com/read/2016/06/16/320/1416730/begini-kronologi-pengungkapan-kasus-impor-jeroan-terbesar-di-2016?utm_source=wp_bt
0
2.4K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.