ri2019
TS
ri2019
Umat Muslim Sebuah Desa di Pakistan Patungan untuk Bantu Pembangunan Gereja

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Toleransi antarumat beragama yang sesungguhnya muncul secara spontan tanpa perlu campur tangan pihak lain, misalnya pemerintah.

Hal inilah yang terjadi di Pakistan ketika umat Muslim di sebuah desa ikut menggalang dana untuk biaya pembangunan sebuah gereja bagi tetangga mereka yang beragama Kristen.

Warga desa Khaksabad mendonasikan uang, berapapun yang mereka miliki, untuk membantu pembangunan sebuah gereja baru untuk umat Kristen desa itu.

Harian Daily Pakistan mengabarkan, gereja lama yang dibangun dengan menggunakan tanah liat, hancur akibat terjangan hujan deras beberapa waktu lalu.

"Saya mengetahi proyek di komunitas ini dalam pertemuan desa bulan lalu. Gereja juga rumah Allah, doa adalah yang terpenting. Kami menyembah Tuhan yang sama," kata Dilawar Hussein, seorang pedagang beragama Islam.

Besarnya uang yang disumbangkan sangat tergantung kemampuan warga. Seorang petani memberikan donasi sebesar Rp 400.000, sementara seorang pebisnis seperti Hussain menyumbang sekitar Rp 2 juta, beberapa orang lain malah menyumbang hingga lebih dari Rp 6 juta.

"Usai kerusuhan lokal kami mencoba mempersatukan kembali warga," kata seorang warga desa Ijaz Farooq kepada BBC.

"Kami meningkatkan kegiatan kami sehingga kami tak perlu lagi menghadapi masalah serupa. Dengan membangun gereja ini, kami ingin menunjukkan bahwa kami adalah komunitas yang bersatu," tambah dia.

Gojra, kota terdekat dari desa itu, pernah dilanda kerusuhan antaragama pada 2009 ketika massa menyerang kediaman warga pemeluk Kristen dan mengakibatkan 10 orang tewas.

Tujuh orang di antara tewas terbakar hidup-hidup di kediaman mereka dan empat gerej di beberapa desa hancur.

"Sejak masa kecil saya, kami selalu tinggal bersama di satu desa. Kami hidup dengan cinta kasih dan kami saling menghadiri pesta pernikahan dan hari raya masing-masing," kata Faryal Masih, warga desa pemeluk Kristen.

"Kami selalu bersama di saat susah dan senang. Saya selalu berdoa agar hal seperti terjadi di Gojra tak terulang," tambah Faryal.

Dengan keberadaan gereja baru itu, maka umat Kristen di desa tersebut tak lagi perlu menyewa atau meminjam rumah seseorang untuk merayakan Natal, Paskah atau hari besar lainnya.

"Awalnya saya tak percaya ketika para pemimpim umat Muslim mengatakan mereka akan membantu kami membangun gereja," tambah Faryad kepada kantor berita Anadolu.

"Mimpi lama komunitas kami kini menjadi kenyataan," tambah pria itu dengan mata berkaca-kaca.
http://internasional.kompas.com/read...angunan.gereja


Damai itu indah....
Sesungguhnya orang-orang mukmin ( beriman ) dan mereka penganut agama Yahudi, Nasrani, Shabiin serta siapa saja yang beriman kepada Allah, hari kemudian serta berbuat kebajikan, mereka akan mendapat pahala dari Tuhan-nya, dan mereka tidak merasa ketakutan dan duka cita ( AL BAQARAH 2 : 62 )

Ayat tersebut di atas mengajarkan agar setiap umat beragama tidak boleh merasa bahwa hanya agama yang dianutnya saja yang paling benar, karena semua ilmu termasuk ilmu agama berasal dari Allah. Semua agama mengajarkan tentang Fitrah. Oleh karena itu, apapun nama agamanya Allah tidak membeda-bedakan umat-Nya, yang berbeda adalah kadar keimanan dan ketakwaannya. Bagi mereka yang beriman, mereka hidup tenang dan tentram, bebas dari rasa duka cita dan ketakutan. Karena imannya, mereka tidak takut kepada apapun kecuali kepada Allah. Konsep Islam mengajarkan umatnya agar mempunyai toleransi yang tinggi terhadap umat yang non Islam. Menurut Islam, manusia ditugaskan sebagai khalifah dan sebagai wali Allah untuk memberi rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan untuk membuat kerusakan. Dimulai dengan rasa kasih sayang yang tulus, melalui ucapan basmallah.

Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi ( AL BAQARAH 2 : 30 )
Dan tiadalah Allah mengutus engkau hai Muhammad, melainkan untuk memberi rahmat bagi seluruh alam semesta ( AL ANBIYA 21 : 107 )

Semua agama juga agaknya menganut azas yang sama, essensi dan substansinya sama apapun agamanya, semuanya menuju kepada Sang Penciptanya.
Menurut Jalaluddin Rumi seorang sufi besar dari Persia : Sekalipun tata cara peribadatan berbeda namun masalah keimanan tidak berubah dari satu agama ke agama lain, baik keadaan yang dihasilkannya, tempatnya dalam hidup dan efek-efeknya adalah sama dimana-mana.
Intinya adalah bahwa apapun nama agamanya hasil akhir dari keimanan akan sama. Karena semua agama mengajarkan hal yang sama yaitu tentang Fitrah, serta tata cara untuk mencapai puncak spiritual pun sama, yaitu melalui dzikir-meditasi.
Firman Allah :
Sesungguhnya agama kamu ini satu agama saja ( AL ANBIYA 21 : 92 )
Agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ( ALI IMRAN 3 : 19 )
Aku ridhoi Islam-Fitrah sebagai agama bagimu ( AL MAIDAH 5 : 3 ).
Tuhan kami dan Tuhan-mu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri
( AL ANKABUT 29 : 46 )
emoticon-Ultah
emoticon-No Sara Please
0
1.1K
2
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
668.8KThread39.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.