TEMPO.CO, Tangerang - Pengacara terdakwa RA, 15 tahun, Alfan Sari mengatakan ada fakta baru yang terungkap dalam persidangan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Enno Parihah, 18 tahun, buruh plastik di Tangerang.

"Saksi Arifin (Rahmad Arifin) mengatakan bahwa orang yang bersama dia pada malam pembunuhan itu bukan terdakwa RA, melainkan Dimas," kata Alfan, Rabu petang, usai persidanganan kliennya.

Alfan mengatakan, Arifin menangis terisak-isak saat memberikan kesaksiannya di depan pengadilan. Saat diminta memperhatikan wajah RA, Arifin sempat menunduk dan mengatakan tidak mengenal RA.

"Kami buka kopiah RA, dan Arifin mengatakan orang yang bersama membunuh Enno di wajahnya ada tompel," ujar Alfan menirukan ucapan Arifin. Alfan nenunjukkan foto wajah Dimas kepada Arifin.

Arifin membenarkan wajah pria dalam foto tersebut adalah yang bersama dirinya saat Enno dibunuh. "Kami tidak menggiring saksi, tapi ini fakta persidangan," kata Alfan.

Dan yang membuat Kami terkejut, pada saat sidang hendak dututup pintu samping (pintu masuk keluar hakim, terdakwa dan jaksa) digedor ternyata setelah dibuka Arifin berteriak, 'BAP bohong',kata Alfan.

Kamis, 9 Juni 2016 penasihat hukum RA bakal menghadirkan saksi yang meringankan kliennya, yakni kawan dan guru sekaligus kepala sekolah tempat RA sebelumnya menamatkan SMP.

Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum, Agus Kurniawan mengatakan, dia tidak akan menghadirkan saksi. "Saksi dari kami sudah cukup, kami akan berkonsentrasi menyusun surat tuntutan," ujar Agus.

Eno, 19 tahun, ditemukan tewas mengenaskan di mes perusahaan di Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Jumat, 13 Mei 2016. Di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka dan ada gagang cangkul di kemaluannya.

Warga Kampung Bangkir RT 12 RW 03, Pegandikan, Lebakwangi, Kabupaten Serang, ini ditemukan tak bernyawa oleh teman-teman satu mesnya, yaitu Eroh, Tikroh, dan Nopi, sepulang kerja.

AYU CIPTA