indonesakuAvatar border
TS
indonesaku
Tren PSK Kini Cukup Terima Pelanggan di Kos-kosan
Petugas Satpol PP merazia bisnis prostitusi di kos-kosan.


SICOM Pasar Kembang alias Sarkem adalah kawasan prostitusi terpopuler di Kota Yogyakarta. Tetapi, bisnis seks di kota ini sudah menyebar luas ke areal permukiman warga, tak lagi terlokalisasi di wilayah tertentu.

Sistem transaksinya pun telah berubah banyak. Tidak hanya ketemu langsung, ada pula lewat chatting (percakapan) di dunia maya hingga melalui perantara. Di kota ini, selain Sarkem atau dikenal dengan Kampung Sosrowijayan, lokasi para pekerja seks komersial (PSK) beroperasi bisa terlihat di daerah Giwangan dan Ngebong yang berada di barat Stasiun Tugu. Mereka melayani tamu di bilik sederhana sehingga soal tarif juga lebih murah, bahkan sering terjadi tawar-menawar harga.

Koordinator Perhimpunan Perempuan Pekerja Seks Yogyakarta (P3SY) Sarwi mengutarakan, dari pendataan yang pernah dilakukan di lokasi prostitusi di Yogyakarta, setidaknya ada 510 pekerja seks. Mereka tersebar dan tidak menentu muncul atau diistilahkan mangkal mencari tamu. Dari yang diketahuinya, pekerja seks y a n g mangkal di Ngebong sebanyak 80 orang, Giwangan 100 orang, dan Sosrowijayan dari 250 orang yang kerap mangkal hanya 180 PSK.

“Mereka yang sudah gabung P3SY baru 180 orang,” tambahnya. Pekerja seks yang beroperasi di lokasilokasi tersebut mayoritas merupakan warga pendatang. Ada yang masih muda sekitar 20-an tahun, bahk a n ada yang sudah lama mangkal hingga usianya 50-an. Menurut Sarwi, saat ini mereka yang mangkal diperketat dan masalah kesehatan diperhatikan. “Setiap pekerja seks saat melayani tamu diharuskan menggunakan alat kontrasepsi kondom,” ujarnya.

Penggunaan alat kontrasepsi ini terbantu Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang rutin mendistribusikan alat kontrasepsi di lokasi-lokasi rawan. Saat ini terdapat 22 outlet yang menyediakan alat kontrasepsi tersebut secara gratis. Namun, untuk mendapatkannya, pengakses harus terlebih dulu mengisi daftar dan membubuhkan tanda tangan. “Semua tercatat dalam log book. Jadi tidak bisa sembarangan,” ungkap Sekretaris KPA Kota Yogyakarta F Kaswanto.

Distribusi alat kontrasepsi pada outlet dilakukan sesuai permintaan. Namun biasanya dilakukan dua pekan sekali dengan jumlah yang bervariasi, mulai karton ukuran kecil hingga besar. Karton kecil berisi 144, sedangkan yang besar 4.320 alat kontrasepsi.

“Ada petugas khusus yang membukukan alat kontrasepsi yang digunakan.” “Sebab, sekarang pemeriksaan dari KPA bukan berdasarkan besaran yang didistribuskan, melainkan jumlah yang digunakan. Yang mengambil biasanya tidak dalam jumlah banyak. Kalaupun ya, biasanya mewakili beberapa orang,” tambahnya.

Dalam perkembangannya, kini bertebaran tempat prostitusi terselubung yang berkedok salon, panti pijat, kos-kosan, tempat karaoke, yakni oknum lady companion (LC) yang juga bisa diajak kencan. Bahkan, ada yang disebut akuarium dengan wanita-wanita pekerja seks yang terpajang. LANJUTANYA


SUMBER
0
7.3K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.