doli2tem
TS
doli2tem
Rustam Effendi fight back! (Allahu Akbar, salaman saja belum pernah dengan Yusril)
Sebatang rokok tersulut, mata merah, agaknya terpapar kepulan nikotin yang mengambang di antara helaan napas yang dihirupnya dalam-dalam. Pagi itu tak banyak suara. Hanya suara burung dan gemercik air dari kolam ikan yang mungil.

Narasi itu seolah menyuarakan kondisi terkini Rustam Effendi, bekas Wali Kota Jakarta Utara, yang menyisiri dengan tangan rambut acak-acakannya--karena baru bangun tidur. Dia cuma memakai celana pendek dan kaos, duduk lesehan di halaman belakang.

"Belum mandi, kalian kok sudah datang saja he-he," ujar dia, tertawa meledek, kepada Heru Triyono, Yandi Mohamad, dan fotografer Jefri Aries dari Beritagar.id di kediaman Rustam, Jalan Bonsai Blok 62 Nomor 32 Meruya Utara, Jakarta Barat, Kamis (28/4/2016).

Seperti diketahui, selang dua hari curhat-annya di Facebook, Rustam mundur dari jabatannya. Alasannya, ia enggan membebani Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, gara-gara kinerjanya yang disebut tak optimal.

Pangkal dari curhat berjudul Bekerja Dengan Hati itu adalah kekecewaan--lantaran Ahok memarahinya depan umum dan menyebutnya bersekongkol dengan Yusril Ihza Mahendra karena sekian lama tidak menggusur warga di sekitar Luar Batang.

Curhat Rustam menuai respon balik dari netizen. Ada yang menyindirnya baper (bawa perasaan), tapi sebaliknya--banyak juga yang mendukung keputusannya. "Bukan tujuan saya untuk dipuji. Tapi bukan tujuan saya juga dipermalukan," kata Rustam yang menduduki jabatan wali kota mulai 2 Januari 2015 silam.

Dalam curhat-annya di Facebook, Rustam menulis beberapa hasil kerjanya. Semisal penertiban di Jalan Tubagus Angke, Kali Karang, Kali Cakung Lama, Anak Kali Ciliwung Ancol, Lokalisasi Kalijodo, Pasar Ikan dan beberapa tempat lainnya.

Meski belakangan Ahok menyatakan hanya bergurau, keputusannya mundur tidak goyah. Setali tiga uang, ia malah merasa merdeka dan bebas.

Tak ada kata bernada dendam kepada Ahok selama kami wawancara satu jam. Justru banyak candaan ala Betawi, bahkan bernyanyi, ketika ia menjawab soal Yusril, geng golf dan kedekatannya dengan beberapa anggota dewan. Berikut kutipannya:


Berapa lama Anda berpikir untuk memutuskan mundur dari jabatan?
Tidak lama, hanya berselang dua hari setelah rapat yang dimarahi (Ahok) itu--hari Jumat (22/4/2016).

Tidak merasa terlalu cepat dalam mengambil keputusan....
Enggak, saya sudah melakukan salat istikharah juga. Pikiran saya tersentil ketika anak saya bilang; "ketimbang malu dua kali, mending mundur saja, daripada dipecat juga pada akhirnya". Keluarga paham apa yang saya putuskan.

Apakah keputusan itu juga bisa dipahami oleh rekan-rekan kerja di Pemerintahan Kota Jakarta Utara?
Jujur saja mereka terkejut. Bahkan staf saya berkali-kali tanya "benar nih pak?", ketika membuatkan 10 rangkap surat pengunduran diri. Saya jawab saja ke staf itu, "kenapa lo tanya-tanya terus? Lo kan bawahan ha-ha-ha". Dia (staf) pun tertawa, karena saya memang suka bercanda. Saya pesan ke dia untuk jangan panggil saya Pak Wali lagi.

Yang juga terkejut adalah Pak Agus (Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika). Dia meminta saya berpikir dulu, tapi tekad sudah bulat. Saya akui tegang juga ketika akan menghadap Pak Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama) untuk menyerahkan suratnya. Saking tegangnya, saya sampai makan timus di ruang Pak Agus, hal yang jarang saya lakukan he-he.

Apa respon Ahok ketika Anda mengajukan surat pengunduran diri itu?
Dia membaca surat itu, lalu berpesan kepada Pak Agus untuk mencarikan Plt (pelaksana tugas wali kota). Saya melihat wajah Pak Ahok flat, kemudian saya ucapkan terimakasih atas kepercayaannya dan meminta maaf jika ada kekurangan.

Kemudian? Hanya begitu saja...
Ya elah, enggak ada satu menit kale.

Tidak ada pesan perpisahan atau terimakasih dari Ahok kepada Anda sebagai anak buah?
Tidak ada. Saya juga tidak mau berlama-lama, untuk apa? Yang penting tujuan saya menyampaikan surat dan meminta maaf sudah tercapai.

Seandainya respon Ahok ketika itu adalah mencegah Anda mundur, apakah bisa mengubah tekad Anda...
Sudah bulat, sulit sepertinya. Materi memang saya perlu, tapi saya tidak mau dipermalukan. Kalau memang dianggap tidak berprestasi ya sudah, kan kewenangan pimpinan untuk mencopot. Saya ikhlas.

Hanya karena dipermalukan Anda mundur?
Begini. Masa seorang gubernur mengurusi saya terus. Banyak hal yang harus dikerjakan beliau. Saya kan juga mengikuti perkembangan di media, intinya Pak Gubernur menilai kinerja saya masih kurang.

Kalau masih kurang kan bisa diperbaiki, tidak harus mengundurkan diri?
Saya pikir ini lebih baik, mohon dipahami. Anda bayangkan dipermalukan di muka umum, sementara tuduhan itu tidak benar, bagaimana? Ya saya bereaksi dong, apalagi saya merasa tidak pernah bermain politik.

Anda sendiri tertarik untuk terjun dalam bidang politik?
Saya ini berlatar belakang pendidikan ilmu politik, tapi saya pegawai negeri dan tidak boleh berpolitik. Saya punya banyak kawan yang sekarang menempati pos-pos politiknya. Ada yang di DPRD, DPR atau mengurusi partai. Saya ini aktivis dulunya.

Sering bertemu dengan mereka...
Namanya berteman, masa putus berkomunikasi gara-gara hanya beda fungsi. Tetap berkoordinasi dong.

Biasanya tema apa yang dibahas dalam pertemuan itu, politik?
Tidak ada urusan politik. Misalnya bertemu untuk makan, ya makan saja.

Siapa saja teman-teman Anda yang sekarang di DPRD?
Prasetyo Edi Marsudi (PDI Perjuangan) dan Oding atau Zainuddin (Golkar) teman saya. Kalau PKS (Partai Keadilan Sejahtera) memang kurang akrab. Saya kenalnya dari PDIP dan Golkar, apalagi dulu pegawai negeri kan Golkar semua. Kalau Yusril (Ihza Mahendra) saya tidak kenal sama sekali.

Ahok kan bercanda soal tudingan Yusril...
Memang orang lain (saat rapat) tertawa, dan saya juga agak menangkap ada faktor bercandanya. Tapi, karena awalnya sudah marah, saya pikir itu bagian dari marahnya dia.

Tapi bagaimana sebenarnya hubungan Anda dengan Yusril?
Sudah saya bilang tadi, saya ini tidak pernah berkomunikasi sama Yusril.

Kalau bertemu? Pernah...
Allahu Akbar, enggak. Satu ruangan pun tidak pernah, bahkan salaman saja belum. Bagaimana saya bisa dituduh ikut kubunya Yusril?

Wawancara selanjutnya di sini gan:

https://beritagar.id/artikel/bincang...-pak-wali-lagi


0
4.1K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.