Quote:
HarianPapua.com– Sejumlah permasalahan di Tanah Papua yang hingga saat ini belum selesai dipandang sebagai akibat dari macetnya upaya dialog nasional pemerintah pusat dengan masyarakat Papua.
Demikian disampaikan Adriana Elisabeth, Ketua tim kajian Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang mengatakan pemerintah harus benar-benar menunjukan aksi nyata perhatian ke Papua dengan berdialog.
Hal ini (dialog nasional) diakui sudah disarankan sejak lama agar pemerintah mau berdiskusi dengan semua pihak tanpa terkecuali para penggerak referendum Papua Barat.
“Kami mengusulkan dialog nasional untuk sebuah awareness kepada pemerintah bahwa dialog nasional ini sudah tidak bisa ditunda,” kata Adriana.
Alasan lain, Presiden Jokowi sendiri yang sudah menjanjikan dialog terbuka dengan Papua pada 2014 lalu ketika mengunjungi Papua.
Dialog diharapkan dapat menemukan solusi dari tiap permasalahan yang ada di Papua mulai dari Pelanggaran HAM, permasalahan pembangunan seperti infrastruktur, pembenahan pendidikan hingga masalah kesehatan yang cukup pelik.
“Saya melihat pemerintah belum memahami dialog nasional. Memahami dulu itu yang penting, Jokowi bilang siap berdialog dengan semua elemen. Kunjungan terakhir (ke Manokwari), Jokowi meresmikan proyek-proyek infrastruktur. Jangan dong dikurangi isu Papua seperti ini,” katanya.
Adriana menjelaskan jika datang ke Papua untuk meresmikan pembangunan infrastruktur yang baru dibangun, hal tersebut bisa dilaksanakan oleh para Menteri.
Presiden, menurut Adriana, yang harus difokuskan adalah melakukan diskusi dengan semua kepala daerah terutama soal penyelesaian pelanggaran HAM yang selalu dijadikan alasan untuk Papua memisahkan diri dari Indonesia.
“Dalam isu HAM, seluruh negara Pasifik selatan sudah bersatu. Semua mendukung Papua dalam konteks pelanggaran HAM berat. Indonesia harus bertanggung jawab dalam hal ini. Jadi, kalau ditimbang-timbang dari itu, posisi Indonesia lemah. Tidak mendapat dukungan sama sekali,” terangnya dalam sebuah wawancara dengan Tempo, Jumat 8 April 2016.
Selengkapnya di
Harian Papua
Quote:
Follow HarianPapua.com di
Twitter : @Harian_Papua
Facebook : @MediaHarianPapua