Part 51
"Kamu tuh nyebelin banget sih Bas.." ujar Lexa ketus sesaat setelah mempersilahkan gue masuk dan menutup rapat pintunya
"Aku kan udah bilang, aku butuh waktu sendiri.." lanjutnya lagi dengan nada meninggi
Kami berdiri saling berhadapan tidak jauh dari pintu masuk apartemen Lexa
"Katanya kamu bakal nurutin mau nya aku..tapi kamu masih aja ganggu aku setiap saat.." lanjutnya lagi
"Sekarang aku udah didepan kamu, kamu mau apa?" tanya nya lirih dengan tatapan sayu nya
"Akhirnya kamu mau ngomong sama aku lagi.." ujar gue sambil tersenyum
Raut wajah Lexa berubah menjadi bingung ditambah kesal mendengar jawaban gue
"Udah? gitu doang?" sahutnya judes sambil bertolak pinggang dengan sebelah tangannya
Gue kembali tersenyum menatapnya
"Lex..maafin aku, aku emang salah, aku emang jahat, dan aku sadar aku ngga mikirin perasaan kamu..aku nyesel Lex.." ucap gue, menatap mata Lexa dalam dalam
Lexa diam, mengisyaratkan bahwa dia akan menunggu sampai gue mengutarakan semua yg ingin gue sampaikan saat ini
"Aku ngga bisa jauh dari kamu, aku ngga bisa berhenti mikirin kamu, dan ngga pernah aku berhenti menyesal atas semua kelakuan aku.."
"Aku rasa cukup selama dua minggu belakangan ini kamu menjauh dari aku, aku rasa dua minggu adalah waktu yang cukup buat nenangin diri dan menyimpulkan bahwa cowo yg ada didepan kamu ini bodoh, iya kan? aku juga mikir gitu kok.."
Lexa masih terdiam menatap gue
"Aku kesini untuk perbaikin semua yg udah kita bangun..please Lex..jangan menjauh lagi...."
"Apa alasannya aku harus percaya sama kamu lagi Bas? apa yang bakal kamu lakuin buat ngeyakinin aku? bisa aja suatu saat nanti hal kaya gini terulang kan? mungkin..." ucap Lexa lirih dengan suara bergetar
Gue terdiam untuk sesaat, jujur aja gue ngga punya argumen yang cukup kuat untuk menjawab pertanyaan Lexa
"Aku janji, aku ngga akan pernah ngulangin kesalahan kaya gini lagi..jujur aku ngga tau hal apa yang bisa ngeyakinin kamu untuk percaya lagi sama aku, tapi...aku rasa hal yang udah aku lakuin selama 2 minggu ini cukup buat ngegambarin kalo aku bener bener nyesel dan...aku bener bener sayang sama kamu.."
Ekspresi Lexa kini berubah menjadi sedikit melemah, nampak satu tetes air matanya mulai menapaki pipi nya yg sudah memerah
"Bas..." panggil Lexa lirih
"Aku bakal perjuangin kamu sampe kapanpun Lex..aku baru akan berhenti kalo kamu yang minta secara langsung.."
"Bas..." panggilnya lagi yang kini mulai terisak
"Maafin aku Lex..tolong, jangan pernah menjauh dari aku lagi..." ujar gue tersenyum tipis menatap Lexa yg berdiri 3 langkah didepan gue
Dengan cepat dan tiba tiba, Lexa memeluk gue sangat erat, menangis sejadinya mendekap gue. Gue pun membalas pelukannya dan membelai pelan rambut panjang nya yg dibiarkan tergerai itu
Cukup lama kami saling berpelukan. gue membiarkan Lexa larut dalam tangisannya dengan pikiran bahwa semoga saja penat yang ada didalam hatinya menguap bersamaan dengan setiap tetes air mata yang ditumpahkannya.
"Kamu masih sayang sama aku kan Lex..?" ucap gue setengah berbisik sambil terus membelai rambutnya
Lexa mengangguk kasar dalam dekapan gue
"Banget Bas...banget!!" tangisannya kembali pecah, pelukannya semakin erat, dan pada saat itu gue bersumpah dalam hati bahwa gue ngga akan pernah menyakitinya lagi
"Jadi...kamu maafin aku?" ucap gue pelan
Lexa yg masih dalam dekapan gue kembali mengangguk
"Jadi Lexa yang biasanya lagi ya.." gue mengecup kening Lexa perlahan
Tangisan Lexa pun perlahan lahan mulai mereda, pelukannya mulai melemah, dan nafasnya mulai kembali pada ritme normal nya.
Gue menyeka air mata yang sudah membasahi seluruh pipinya. Lexa menatap gue sayu, mencoba merekahkan senyum nya yang sudah cukup lama bersembunyi dibalik kekecewaannya. senyum yang membuat gue
addict untuk selalu mendapatkannya.
Sebuah kecupan hangat mendarat di bibir gue, sebuah kecupan yang begitu tulus dan hangat, meluruhkan segala kekhawatiran gue akan kehilangan Lexa yang beberapa saat lalu menghantui gue.
Lexa kembali menatap gue, kali ini senyum manis nya sudah kembali menghiasi wajahnya. Lexa nampak begitu manis dan cantik walaupun matanya sedikit sembab akibat menangis sesaat lalu.
*Plak
Tangan kanan Lexa mendarat tepat di pipi gue sebelum sempat gue menghindarinya
*Krauuuukkk
"Hmpppfffff..." nafas gue seketika tertahan, dan mata gue melotot, menahan diri gue agar tidak mengeluarkan suara, atau lebih tepatnya berteriak
Lengan kanan gue pun sukses mendapatkan 'cap' rakaian gigi nya
"Itu hukuman karna kamu bandel, kalo bandel lagi, kamu bakal aku ungkep terus aku goreng, baru abis itu aku gerogotin!" ujar Lexa dengan ekspresi sok galaknya
Gue cuman bisa tersenyum mendengar cibiran nya dan mengusap rambutnya pelan.
"Aku sayang banget sama kamu Lex.."
Lexa kembali memeluk gue untuk sesaat
"Bas kok baju kamu basah sih?" tanya nya heran
"Kan hujan Lex tadi masa ngga inget.." sahut gue
"Oh iya ya? kamu jadi belum ganti baju daritadi?" Lexa menunjukan ekspresi terkejutnya
Gue menggeleng sambil nyengir bodoh
"Iihhhhh nanti sakit! cepet ganti baju, nih aku ambilin baju aku.." ujarnya gemas sambil mencubit lengan gue
"Mana muat Lex..aku pulang aja, udah malem juga kan hehe.."
"Yaudah nih pake jaket aku aja, di mobil kan dingin.." Lexa berlalu ke kamarnya dan kembali lagi dengan membawa sebuah jaket berwarna navy blue kesayangannya
"gausah gausah, aku ada jaket kok di mobil.." basah basah pake jaket, mana nyaman, pikir gue
"Ih Bas maaahh!! pokoknya bawa jaketnya! dah sana cepetan pulang!" perintah Lexa sambil mendorong badan gue menuju pintu keluar
"Ngusir nih?"
"Iya!! pokoknya cepet pulang, mandi air hangat, terus tidur!" ultimatum Lexa, gue cuman bisa terkikih mendengarnya
Tiba didepan pintu, gue berhenti dan berbalik menghadap ke aral Lexa.
"Makasih ya, kamu udah mau maafin aku.." ujar gue sambil tersenyum
"Awas aja kalo bandel lagi!!" Lexa mengacungkan kepalan tangannya ke depan muka gue
"Siap cantik.." sahut gue nyengir bodoh
Entah siapa yang memulai, bibir kami kembali bertemu untuk sekian detik, dibatasan pintu apartemen Lexa.
"Bas..jangan sampe sakit yah, hati hati dijalan.." ujar nya sambik tersenyum manis dan membelai lembut pipi gue
"Tenang, seorang Bastian gak akan sakit cuman gara gara kehujanan.."
Besok nya gue demam. Emang jadi manusia gaboleh takabur!
Lexa pun mencak mencak ke gue, berkali kali gue mendapat omelan omelan yang bisa memecahkan gendang telinga gue. Lexa datang menemani gue, merawat gue, walau dengan ekspresi super juteknya yang dibuat buat hahaha..gue cuman bisa tertawa melihat ekspresinya yang sangat lucu itu.
Beruntungnya gue bisa mendapatkan seorang pendamping yg begitu absurd namun penyayang ini.
"Aku ngga pernah berhenti bersyukur atas dirimu Lex.." ucap gue dalam hati
"You never leave my mind, even when i have a million things to worry about"