infonitascom
TS
infonitascom
Siapkah Kota Tua Jakarta Menjadi Ikon Dunia?

Suasana Kota Tua Jakarta dengan latar belakang Museum Sejarah Jakarta yang dulunya merupakan Kantor
Gubernur VOC, masih sangat kental memancarkan aura Eropa tempo dulu.


Bayangkan Anda berada di tengah-tengah lapangan luas yang tersusun dari bebatuan, dikelilingi gedung-gedung tinggi menjulang dengan arsitektur khas Renaissance, namun memiliki hangat matahari yang cukup setiap tahun.

Ya, gambaran tersebut hanya terdapat di kawasan Kota Tua Jakarta atau Oud Batavia atau Batavia Lama, wilayah seluas 1,3 kilometer persegi yang dijuluki Permata Asia atau Ratu dari Timur pada abad ke-16.

Batavia Lama yang kini meliputi kawasan Pinangsia, Tamansari dan Roa Malaka begitu ‘dipuja’ para pelaut Eropa masa itu, layaknya Singapura saat ini. Batavia Lama didesain dengan arsitektur khas Belanda, berikut dengan benteng, dinding kota dan kanal.

Aura zaman keemasan masa kolonial masih bisa kita rasakan lewat keberadaan bangunan-bangunan tempo dulu, serta ruas jalan yang sama seperti berabad silam. Berulang kali upaya penataan di lakukan di kawasan ini, meski hingga saat ini Kota Tua Jakarta belum bisa benar-benar menjadi destinasi wisata warisan budaya dunia.

Pemerintah DKI Jakarta bersama Jakarta Old Town Revitalization Corp (JOTRC) sedang mengebut persiapan Kota Tua menjadi ikon dunia dengan mendaftarkan ke salah satu Badan PBB UNESCO.

Deputi Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Sylviana Murni mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan berbagai dokumentasi terkait pendaftaran Kota Tua sebagai ikon dunia.

"Per tanggal 1 Februari 2016 seluruh dokumentasi Kota Tua harus sudah masuk ke UNESCO, persiapan sudah mencapai 85 persen," tutur Sylviana kepada Infonitas.com, Sabtu (23/1/2016)

Terpisah, CEO JOTRC Lin Che Wei mengklaim sejumlah gedung kini sedang dikebut untuk direvitalisasi.
"Gedung-gedung tersebut dipugar kembali dengan tidak meninggalkan bentuk keasliannya," ujarnya.

Namun tak melulu soal gedung besejarah, sepertinya pemerintah luput membina masyarakat dan para pengunjung di Kota Tua. Masih banyak ketidaklayakan para masyarakat sekitar dan pengunjung yang seakan acuh dengan program pemerintah untuk menjadikan Kota Tua sebagai ikon dunia.

Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) dan parkir liar masih marak di kawasan ini. Berdalih untuk meraup keuntungan di pusat keramaian, para PKL dan parkir liar tersebut rela "kucing-kucingan" dengan Satpol PP. Camat Tamansari Paris Limbong mengakui pihaknya kesulitan dalam memberantas para PKL di Kota Tua.

"Kami selalu berusaha menjaga kawasan Kota Tua dengan menerjunkan pasukan Satpol PP, namun apa daya, jumlah mereka lebih banyak dibanding personel kami," ungkapnya.

Paris menjelaskan, meskipun sudah membuka lahan kosong di Jalan Cengkeh, pihaknya belum dapat memindahkan para PKL dan parkir di sana.

"Sebagian parkir sudah kami arahkan kesana, namun untuk PKL masih belum, karena masih menunggu perbaikan lahan tersebut," jelasnya.
Untuk itu, dirasa perlu dukungan masyarakat dan pengunjung guna mewujudkan Kota Tua sebagai ikon dunia. Bagaimana semua itu terwujud kalau masih saja PKL dan parkir liar masih tak tertata? Dan, bagaimana bisa terwujud kalau masyarakat dan para pengunjung masih membuang sampah sembarangan?

Selain kawasan Kota Tua Jakarta, kembarannya yang berada di Jawa Tengah, Kota Tua Semarang pun sedang bersiap untuk menjadi ikon dunia versi UNESCO. Nasib Kota Tua Semarang pun tidak kalah memprihatinkan, kalau tidak ingin dibilang lebih buruk dari Kota Tua Jakarta.
Padahal, jika status Ikon Dunia bisa disandang, kedua kawasan tersebut tidak akan pernah sepi dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia. Mari sama-sama berdoa dan berharap agar hal ini terwujud.

SUMBER

Semoga bisa jadi Ikon Dunia Gan emoticon-Betty (S) emoticon-Betty (S)
0
1.1K
9
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.