zitizen4r
TS
zitizen4r
Menteri Rini di cap "Rentenir" & "SPG Proyek China" ... Kok Dibiarkan Jokowi yak?
Rentenir, Effendi Heran Rini Soemarno Masih Dipertahankan
25 Januari 2016 12:15 AM

Jakarta, Aktual.com — Politikus PDIP Effendi Simbolon mengaku heran dengan masih dipertahankannya Rini Soemarno dari kursi menteri oleh Presiden Jokowi.

Mengingat, kebijakan yang selama ini digulirkan Rini jauh dari pro rakyat.

“Dia ini (Rini) rentenir. Saya selalu bertanya kenapa orang seperti ini tidak juga dicopot padahal kebijakannya jauh dari kata pro rakyat,” kata Effendi, Minggu (24/1).

Rini disebutnya sebagai pemburu rente dan sudah selayaknya jika Jokowi mencopotnya dari kursi menteri. Bersama orang-orang disekelilingya, Rini terbukti telah menimbulkan masalah.

“Kasus Pelindo II sudah membuktikan bagaimana hal itu merugikan negara. RJ Lino yang dibela Rini pun kini jadi tersangka KPK,”

“Apakah memang Jokowi terpaksa mempertahankan Rini atau memang Jokowi sudah terkondisikan?” ujar dia.
http://www.aktual.com/rentenir-effen...dipertahankan/


Hutang ke China 43,28 Triliun: Apa Tak Ada yg Bisa Membendung Menteri Rini Soemarno sbg "SPG" Bank2 dari China?
Khawatir Negara Tergadai Gara-Gara Utang, Komisi VI Janji Cecar Rini
Rabu, 23 September 2015 – 14:45:39


Menteri BUMN, Rini Soemarno

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil Menteri BUMN Rini Soemarno pada Selasa (29/9/2015). Pemanggilan tersebut terkait penandatangan pinjaman Rp43,28 triliun dari China untuk ketiga Bank BUMN, yakni BRI, BNI, dan Mandiri.

Komisi VI DPR akan mencecar Rini seputar syarat dan prasyarat pinjaman tersebut. Apakah memang diperuntukan untuk infrastruktur, atau hanya untuk tambahan cadangan devisa negara. “Di saat kita (Komisi VI) tengah bahas RUU BUMN tentang masalah hutang, eh dia malah mau hutang lagi. Jangan sampai sudah jatuh tertimpa tangga, kalau kata orang-orang ya, sakitnya tuh di sini,” kata Heri kepada TeropongSenayan, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Lebih lanjut, Heri menegaskan kalau Komisi VI akan terus mengawal semua kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno. Jangan sampai, ada aset negara yang tergadai akibat tidak bisa membayar hutang. “Rini itu kan datang membawa khazanah Indonesia, makanya nanti akan kita tanya,” jelasnya.
http://www.wavienews.com/2015/09/apa...ari-china.html


Rini Soemarno Antar 3 Bank BUMN Teken Utang China Rp 42 Triliun
Kamis, 17/09/2015 07:34 WIB



Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, membawa Direktur Utama dari 3 bank BUMN ke Beijing, China. Untuk menandatangani perjanjian utang dengan Bank Pembangunan China (China Development Bank/CBD).

Bank China ini memberikan utang senilai US$ 3 miliar, atau sekitar Rp 42 triliun kepada PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Penandatanganan kerjasama utang dari China dilakukan antara Presiden Direktur CDB Zheng Zhijie, dengan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni. Rini ikut menyaksikan penandatanganan tersebut.

"Pada hari Rabu pukul 19.00 (waktu setempat) 16 September 2015 di Beijing, Menteri BUMN, Ibu Rini M. Soemarno bersama dengan Chairman National Development and Reform Commission (NDRC) Mr. Xu Shaoshi, menyaksikan penandatanganan pinjaman dana dari CDB," kata Kepala Bidang Komunikasi Publik Kementerian BUMN, Teddy Purnama, kepada detikFinance, Kamis (17/9/2015).

Setiap perbankan memperoleh alokasi kredit US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun dari CDB. Teddy mengatakan, CDB memberi fasilitas kredit dengan tenor atau jangka waktu 10 tahun.

"Ini sudah fix dan langsung menerima," jelasnya.

Suntikan pinjaman dari CDB akan dipakai untuk financing dan refinancing berbagai program pembangunan dan perdagangan selama periode Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pinjaman ini akan dipergunakan oleh Bank BUMN untuk pembiayaan infrastruktur dan proyek lain yang meningkatkan ekspor," tuturnya.

Nantinya, 30% dari dana pinjaman tersebut akan diterima dalam mata uang yuan atau Renminbi (RMB). Sementara sisanya dalam bentuk dolar AS.
http://finance.detik.com/read/2015/0...iliun?f9911013


Gigihnya Menteri Rini mendapatkan Proyek KA Cepat dari China:
Menteri Rini Lanjutkan MoU BUMN dan China Soal Kereta Cepat
Jumat, 04/09/2015 17:46 WIB

Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan, kerjasama dengan konsorsium China soal kereta cepat tetap berlanjut pasca keputusan Presiden Jokowi menolak ada dana APBN di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Rini mengatakan, yang ada saat ini pihaknya dengan mitra China akan melakukan revisi soal proposal kereta cepat seperti soal batasan kecepatan, jumlah stasiun yang akan dilintasi. China siap memberikan suntikan pinjaman ke BUMN tanpa ada campur tangan pemerintah.

"MoU (nota kesepahaman) nggak ada batal. Kita hanya katakan perbaikan. Perbaikan kereta cepat speed rendah. Jepang dan China 350 km/jam. Bagaimana kalau 250 km/jam atau 280 km/jam," kata Rini di Kementerian BUMN, Jumat (4/9/2015)

Rini memastikan dengan tetap berlanjutnya MoU ini, maka investor atau pemberi pinjaman pun tetap ada untuk proyek kereta cepat BUMN.

"Pendanaan dari beberapa pihak investor luar. Kita perlu investasi. Ini pinjaman jangka panjang. Proyek perlu pengembalian, perlu jangka pinjaman 30-40 tahun ke atas. Kita targetkan itu," katanya.

Ia kembali memastikan, bahwa skema pinjaman masing-masing penawar kereta cepat Jakarta-Bandung antara Jepang dan China berbeda jauh. Menurutnya China akan memberikan pinjaman langsung ke BUMN tanpa melalui APBN.

"Sekarang proposal Jepang minta jaminan pemerintah, China nggak ada jaminan. Jepang pinjaman ke pemerintah baru ke BUMN. China langsung ke BUMN," katanya.
http://finance.detik.com/read/2015/0...l-kereta-cepat


Menteri Rini: Kereta Api Cepat Tetap Digarap Konsorsium 4 BUMN
Jum'at, 04/09/2015 15:40 WIB

Menteri Rini: Kereta Api Cepat Tetap Digarap Konsorsium 4 BUMN Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri). Bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA - Teka-teki rencana pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung dipastikan tidak didanai oleh pemerintah, tetapi akan digarap oleh konsorsium perusahaan pelat merah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno mengatakan kereta api cepat (high speed train/HST) perlu untuk dibangun. Namun, pemerintah tidak akan mengeluarkan dana APBN dan penjaminan pinjaman pendanaan proyek tersebut.

"Pada kesempatan ini, akan dibuat konsorsium dari empat BUMN. Pemerintah juga tidak mengeluarkan penyertaan modal negara (PMN) untuk pembangunan KA cepat ini," ungkapnya dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jumat (4/9/2015).

Dia mengatakan empat BUMN yang akan menggarap proyek HST tersebut adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

Konsorsium tersebut nantinya akan membentuk usaha patungan atau joint venture dengan investor asal luar negeri. Bisa saja, proposal asal China maupun Jepang akan tetap masuk ke dalam rencana pembangunan megaproyek tersebut.

Tidak hanya rute Jakarta-Bandung, Kementerian BUMN juga akan mengkaji pembangunan rute Jakarta-Surabaya. Kementerian BUMN bersama dengan konsorsium masih akan melakukan kajian mendalam terkait kecepatan, jumlah stasiun, dan pendanaan megaproyek itu.

Dipastikan, keputusan rencana pembangunan megaproyek tersebut akan rampung pada bulan ini. Diperkirakan, pendanaan megaproyek HST akan berasal dari dana pinjaman luar negeri.
http://finansial.bisnis.com/read/201...sorsium-4-bumn


Rini Sebut Dapat Tugas dari Jokowi untuk Kawal Investasi China
Selasa, 24/11/2015 14:30 WIB

Jakarta -Sejumlah Menteri dapat tugas tambahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi penghubung bilateral dengan sejumlah negara mitra strategis Indonesia. Salah satunya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang ditugasi menjadi penghubung dengan pihak China khususnya soal investasi.

Ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Rini menjelaskan bahwa tugas ini diberikan Presiden karena Indonesia perlu banyak investasi dari luar untuk mendukung pembiayaan sejumlah proyek infrastruktur yang dikebut pembangunananya saat ini, termasuk dari China.

Para menteri ini akan mengawal investasi dari negara yang menjadi tanggungjawabnya. "Jadi menteri-menteri dikasih assignment (penugasan), dalam arti dikasih tanggung jawab," tutur Rini usai menghadiri Pertamina Energy Forum 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/11/2015).‎

Hingga lima tahun ke depan, setidaknya Indonesia membutuhkan Rp 5.000 triliun untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi energi, transportasi, jalan, jembatan dan infrastruktur. Sehingga pembangunan infrastruktur tak hanya mengandalkan anggaran dari dalam negeri yang bersumber dari pajak dan pendapatan negara lainnya.

"Pada dasarnya itu tujuannya lebih untuk meningkatkan investasi. Jadi Bapak Presiden menekankan bahwa kita ini banyak sekali perlu membangun negeri kita. Berarti, kita harus banyak (undang) investasi," kata Rini.

Selain dirinya, Rini menyebut beberapa menteri di kabinet yang juga mendapatkan tugas serupa, misalnya Menteri Perdagangan Tom Lembong mendapat tugas menjadi penghubung untuk Eropa dan Australia.

Ada pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ditugasi menjadi penghubung untuk Amerika Serikat, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil ditugasi menjadi penghubung untuk Jepang.

"Saya sendiri dapat tugas dengan China," katanya.
http://oto.detik.com/read/2015/11/24...nvestasi-china

-------------------------------

Cewek jadi Menteri ... ada yang dijulukin 'SPG IMF" seperti Sri Mulyani dulu. Kini ada ula yang di juluki "SPG China' ... emoticon-Big Grin
0
2.3K
11
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.