http://bareskrim.com/2015/11/18/pers...jatuh-pingsan/
MEDAN | Seorang pimpinan harus menjadi contoh panutan bagi bawahannya. Apalagi di institusi Polri, pimpinan adalah pucuk komando bagi anak buahnya. Jika pimpinan itu menyimpang, bagaimana kelak anggotanya?

Seperti yang terjadi di wilayah Kota Medan, citra kesatuan Polri tercoreng akibat perbuatan yang tak terpuji yang dicontohkan Kapolsek Medan Timur, Kompol Fransisca Munthe. Kabarnya, perwira berpangkat melati satu itu memerintahkan anggotanya yang bertugas di kesatuan Provost untuk menempeleng bawahannya.

Yang melakukan penamparan adalah Kanit Polsek Medan Timur, Aiptu Rizal dan Bripda Herliana Rizkya Harapan menjadi target yang ditampar. Spontan Polisi Wanita (Polwan) itu jatuh pingsan setelah ditempeleng oknum Provost tersebut. Ironisnya, penamparan itu dilakukan didepan Kapolsek Medan Timur.

Usut punya usut, informasi penamparan oknum Polwan Bripda Herliana, dipicu karena ketidaksiplinannya. Ia tidak mengikuti apel sore pada (16/11/2015). Selain itu, Bripda Herliana tidak meminta izin dari pimpinan untuk kuliah di sore itu. Malamnya, Kapolsek memanggil personil Bintara (pangkat bekok satu) dalam agenda apel malam di Mapolsek Medan Timur untuk diinterogasi.

Herliana mengalami kontak fisik lantaran mendapat tamparan dari personil Polwan sesama rekannya, yang mendapat intruksi dari sang pimpinan. Tak puas juga, baru lah oknum Provost menjadi eksekutor penamparan yang menyebabkan korban jatuh pingsan hingga dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jalan SM Raja Medan.

Kabar penamparan itu menguap ke publik. Dan wartawan yang mencoba mengkonfirmasikan ke Kapolsek Medan Timur, Kompol Fransiska Munthe via seluler, hingga kini belum memberi penjelasan atas informasi penamparan tersebut.

Sementara, Kasi Propam Polresta Medan AKP Iskandar yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan memproses kasus tersebut jika korban membuat laporan resmi. “Belum ada laporannya ke kita, kalau dilaporkan kita proses,” tandasnya, Rabu (18/11/2015).