davidyowelAvatar border
TS
davidyowel
Trik Pengemis
Merdeka.com - Status Ibu Kota sebagai kota megapolitan selalu menjadi magnet bagi masyarakat daerah untuk datang ke Jakarta untuk mengais pundi-pundi penghasilan. Harapan agar taraf hidup meningkat menjadi dambaan meskipun tak memiliki keahlian, sehingga tidak sedikit masyarakat yang menjadi seorang pengemis hanya untuk mengharapkan belas kasih dari sesama.

Namun ternyata, pendapatan seorang pengemis sungguh menggiurkan. Berdasarkan data Suku Dinas Sosial DKI Jakarta, dalam sehari, pengemis di Jakarta bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. Namun, untuk yang tingkat kasihannya standar berpenghasilan Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.

Seiring perkembangan, banyak modus dilakukan para pengemis untuk mendapat simpati. Mulai dari membuat dirinya tampil sedemikian menyedihkan, berpura-pura hamil sampai harus berbohong dengan menampilkan kondisi tubuh yang tidak sempurna.

Sederet upaya ini, dilakukan para pengemis ibu kota menunjukkan pola beroperasinya memang sudah terorganisir. Dan tak sedikit pula pengemis-pengemis yang terbongkar triknya setelah terjaring operasi petugas Dinas Sosial.

Berikut sejumlah trik pengemis yang dihimpun merdeka.com:

1.Pengemis pura-pura buntung ternyata kakinya ditekuk
Merdeka.com - Dinas Sosial DKI Jakarta melalui akun Facebooknya mengunggah video modus pengemis yang berpura-pura kakinya buntung untuk mengemis. Pengemis itu mengaku bernama Aris Stianto asal Boyolali.

Dalam video tersebut, pria 27 tahun itu tampak tak berkutik ketika Satgas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinas Sosial DKI Jakarta meminta memperlihatkan kakinya. Seketika diketahui ternyata kakinya hanya ditekuk ke belakang.

Aris memperlihatkan triknya dengan membuka celana dan mengeluarkan kaki kirinya yang dilipat. Aris yang tertangkap operasi itu, hanya tertunduk malu dan pelit berkomentar. Dia mengaku sudah melakukan aksi bulus sejak 2008.

Lalu, Aris yang mengenakan pakaian berwarna kuning itu menunjukkan trik yang selama ini digunakan untuk mengemis. Biasanya Aris mengemis di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat.


2.Luka palsu pakai terasi dan obat merah
Merdeka.com - Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pun rela membuat luka bohongan di bagian tubuhnya guna mendapat iba pengendara di jalan. Agar terkesan busuk, koreng bohong itu dipakaikan terasi.

"Jadi mereka menyampurkan terasi dan obat merah," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.

Miftah menuturkan, terasi bertujuan untuk mengundang lalat ke arah 'koreng' buatan mereka. "Biar terkesan itu luka sudah busuk dan butuh biaya untuk berobat. Kalau obat merah tentu saja biar terkesan berdarah," paparnya.

Selain itu ada juga yang mendramatisir cacat yang dimiliki. "Ada beberapa pengemis yang memang memiliki cacat dari kecil, misalnya waktu kecil dia pernah kesiram air panas atau luka seperti itu," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.

"Nah, kemudian cacat permanen yang mereka punya itu didramatisir dengan cara saat mengemis mereka menunjukkan bekas luka tersebut. Dan seolah-olah luka itu baru didapat," paparnya.


3.Berpura-pura hamil
Merdeka.com - Berbagai cara dihalalkan beberapa orang untuk tetap bisa menyambung hidup di Ibu Kota. Salah satunya pengemis wanita yang beraksi di perempatan lampu merah dengan berpura-pura sedang hamil.

"Dari pengaduan masyarakat banyak wanita hamil yang mengemis di perempatan dan pinggir jalan. Padahal yang ada di balik bajunya itu bantal. Makanya kita sebar petugas untuk menertibkannya," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, Selasa (25/6).

Modus tersebut, lanjut Miftahul, kerap digunakan oleh pengemis yang biasa beroperasi di kawasan Mampang Prapatan. "Alasannya itu untuk biaya melahirkan, karena sudah masuk bulannya," terang Miftahul.

4.Pura-pura buta
Merdeka.com - Memiliki tubuh sempurna, tetapi tidak disyukuri. Hanya untuk mendapat belas kasih, ada pengemis yang berpura-pura tidak bisa melihat.

"Ada yang berpura-pura buta," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.

Untuk itu, Miftahul mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan sumbangan menyalurkan ke tempat yang tepat.

"Dengan menyalurkan ke badan zakat yang resmi, akan disalurkan ke yang berhak menerimanya. Dan secara otomatis ini mengurangi pengemis, karena tidak ada yang mau memberi di jalan," katanya.

5.Dorong nenek sakit
Merdeka.com - Selain pura-pura buta dan hamil, cara lain yang kerap digunakan adalah dengan membawa nenek saat mengemis. Agar lebih dramatis, sang nenek ditampilkan dalam kondisi tidak sehat.

"Selain ibu hamil, ada yang mendorong nenek sakit," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.

Menurutnya, petugas akan semakin gencar melakukan razia, terlebih akan memasuki bulan Ramadan. "Iya, nanti jelang bulan puasa, saat bulan puasa bahkan setelah bulan puasa kita akan lebih sering razia. Jumlah personel juga ditambah," terangnya.

Ngasih supaya Dapat Berkat salah
Ngga Ngasih Kasihan
dikasih Ngeselin di tipu
0
2.3K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.