Para driver Go-Jek menuding pihak manajemen Go-Jek telah melakukan penipuan dan penggelapan. Tudingan ini menyusul adanya pemotongan honor sebesar Rp 40 ribu oleh manajemen Go-Jek terhadap sejumlah driver Go-Jek.

Salah satu driver Go-Jek bernama Fitrijansjah Toisutta menjelaskan manajemen beralasan pemotongan dilakukan untuk biaya pembuatan jaket, seragam, dan atribut lainnnya.

Padahal, Fitrijansjah mengatakatan pemotongan biaya tersebut tidak pernah dibahas ketika dilakukannya perjanjian kontrak kerja.

"Saat perjanjian pemotongan hanya untuk biaya handphone. Karena itu kami menilai mereka sudah melakukan tindak pidana penggelapan dan penipuan," jelas Fitrijansjah, Minggu (15/11/2015).

Fitrijansjah menyatakan hal itulah yang melatarbelakangi para driver Go-Jek untuk mogok kerja dan melakukan unjuk rasa pada pekan depan.

Unjuk rasa direncanakan dilakukan pada tanggal 16,18, dan 20 November. Menurut Fitrijansjah, unjuk rasa direncanakan akan dilakukan di kantor Go-Jek di Kemang, Jakarta Selatan, dan Kantor Kementerian Tenaga Kerja.

"Kami menilai masalah ini sudah sangat krusial. Karena itu kami juga akan menyampaikannya ke Menaker (Hanif Dhakiri)," imbuh Fitrijansjah.

Belum ada konfirmasi dari manajeman Go-Jek ihwal masalah ini.

Sumber

Ojek online sudah menjamur Gan