mohon maaf jika nubi salah tempat atau trit berantakan...
selama ini nubi hanya SR, sekarang memberanikan diri membuat id, khusus buat curhat masalah ini..

gini agan/wati sekalian.. saat ini nubi sedang galau dengan keinginan suami yang merencanakan resign dari tempat kerja saat ini..
sebelum lanjut, nubi ceritakan sedikit gambaran sosok suami nubi ini.

bagi nubi, suami nubi adalah sosok luar biasa yang memiliki segudang kelebihan (maaf jika lebay, tapi ini real). kenapa nubi menyebut demikian? Salah satu dari bnyak hal yang nubi banggakan dari suami adalah kecerdasaannya. nubi kenal betul suami nubi semenjak masih kuliah s1, suami nubi menyelesaikannya dengan jangka waktu yang terbilang singkat, hanya 3,4 tahun, dengan predikan suma cum laude, hanya berselang 1 bulan pasca diwisuda suami nubi langsng ditawari pekerjaan dengan pendapatan yang lumayan. bukan cuma itu, semenjak kuliah suami nubi bnyak menorehkan prestasi yang mengharumkan nama universitas di tingkat lokal maupun nasional. saat ini nubi dan suami tengah dalam studi akhir untuk menyelesaikan pendidikan s2. kecerdasan suami nubi membuat proses nubi untuk menyelesaikan studi akhir sangat berjalan mulus, bagaimana tidak seluruh rangkaian pembuatan tesis nubi mulai dari judul hingga hasil dikerjakan oleh suami, Artinya suami nubi mengerjakan 2 tesis sekaligus, padahal jurusan nubi dan suami berbeda. walaupun demikian penguasaan materi nubi dari jurusan yang nubi ambil jauh di bawah penguasaan suami nubi, bahkan bisa dibilang gak ada apa2nya. kadang nubi heran bgaimana caranya suami bisa begitu menguasai materi dari jurusan yang nubi ambl sementara suami beda jurusan dengan nubi. tapi itulah hebatnya suami nubi. Maka disaat temen2 nubi galau bahkan stres karena berjibaku mengerjakan tesis, nubi enjoy selalu, proses konsultasi sama pembimbingpun selalu dikawal suami , bahkan pada awalnya pembimbing nubi terheran2 dg gaya dan struktur kalimat pada tesis nubi yang gak mencerminkan kualitas nubi yang dinilai biasa2 aja, tapi belakangan pembimbing semua ngerti itu karya suami, tapi pembimbing gag permasalahkan,,
Semasa pacaran dulu (nubi dan suami pacaran dan nikah pada saat awal2 sama2 menjadi mahasiswa s2) banyak temen2 nubi yang iri, nubi pun gak tau kenapa nubi yang dipilih menjadi pasangannya, padahal sebelum nikah sama suami, temen2 cewek kuliah nubi bnyak yang ngebet pengen dapetin suami nubi, bahkan ada salah satu sahabat deket nubi hingga ngaku2 kalau pacaran sama suami nubi, di kelaspun sering panggil suami nubi dengan sebutan sayang,, selain cerdas, suami nubi termasuk sosok pekerja keras pantang menyerah dan selalu ingin menyelesaikan sesuatu dengan sempurna, tak terhitung berapa kali sudah suami nubi harus begadang hingga pagi menjelang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas terbaik menurut suami.

sekarang ke pokok permasalahan.

sudah sejak awal menikah (nikah sudah menjelang 2 tahun), suami nubi mengutarakan niat untuk resign dari tempat kerja dengan alasan pekerjaannya monoton dan tidak membutuhkan skill yang mumpuni, sehingga potensi suami tidak bisa tersalur secara optimal. initnya pekerjaan sekarang tidak sesuai dengan passion suami. begitu kira2 pendapat suami. Suami nubi ingin memilih berkarir sebagai dosen agar terus bisa mengasah ilmu. menurut suami menjadi dosen akan membuka sejumlah jalan untuk meraih kesuksesan lebih. untuk diketahui, suami nubi saat ini sering diminta untuk mengisi kelas di beberapa perguruan tinggi di kota nubi dan sering mengisi acara selaku pemateri pada seminar2 lokal, dan sekali pernah menjadi pemateri pada seminar nasional. , namun tidak bisa setiap tawaran diterima oleh suami karna suami nubi pun memiliki tanggungjawab pada pekerjaan saat ini.

nah, pokok masalah selanjutnya adalah sebelum jadi bnar2 berkarir sebagai dosen, suami nubi ingin melanjutkan pendidikan s3 dulu. sudah bisa dibayangkan berapa bnyak biaya yang mesti dikeluarkan untuk itu, sementara jika melajutkan ke s3 suami harus hijrah sementara ke kota seberang pulau sebab di kota nubi belum ada pendidikan s3, dengan demikian suami mesti resign dan otomatis pendapatan tetap bulanan suami ga ada. saat ini suami memilki pendapatan sekita 11Jt (gaji + tunjangan), ditambah dengan pendapatan sampingan suami yg kadang bisa 2x dari pendapatan kantor, (suami sering dapat projek dari luar walau gak selalu). Bagi nubi pendapatan segitu, sungguh nilai yang lumayan untuk menghidupi nubi dan putri kecil kami, praktis selama ini nubi belum pernah mengalami masalah keuangan yg berarti. inilah yang buat nubi selalu bersyukur, sebab disaat tetangga dan temen2 nubi sesama rumah tangga muda bnyak yang cekcok masalah eknomi, rumah tangga nubi justru berjalan sangat nyaman soal ekonomi..

nah untuk itu, ketakutan nubi ada 2, yakni bagaimana menjalani hidup tanpa ada pemasukan yang jeas dan rutin, yang kedua nubi takut suami kecantol sma yang lain tempat kuliah . suami nubi masih tergolong muda baru menginjak usia 27tahu (nubi 25 tahun) dan selalu berpenampilan modis (sama kayak nubi juga ). untuk ketakutan yang pertama suami nubi selau mengatakan bahwa jika kita memiliki niat yang tulus dan mau berusaha selalu ada jalan. sementara untuk ketakutan nubi yang kedua, suami selalu mengatakn bahwa gak mungkin terjadi sebab nubi dan putri kecil kami adalah sudah merupakan jantung dan hati suami yang gak mungkin terganti oleh yang lain,, ketakutan nubi yang kedua ini sebenarnya bukan tanpa alasan, sebab semasa bujang dulu suami nubi terkenal sangat playboy, entah berapa banyak wanita yang pernah dipacarinya...

atas itu semua, saat ini nubi belum memberikan jawaban sebagai restu akan niat suami. nubi takut jauh dari suami dan juga takut hidup berkekurngan

mohon pendapatnya ya gan/wati....