APA KABAAAARRR.

Ya ampun ane bener-bener merasa bersalah ini menelantarkan kaskus ane
Semoga ane ga gitu telat ya buat ngepost yang cihuy-cihuy lagi disini hufhufhuf.

Masih seputar Jepang, kalo post ane yang entah beberapa abad yang lalu itu ngomongin seputar cowok Jepun, kali ini ane mau ngebahas soal Job Hunting Season disini. Maklum, sebagai mahasiswa yang baru aja beres UAS dan udah mau masuk ke Semester 8, kegalauan akan mencari kerja disini lebih mengerikan ketimbang belon dapet pacar (lhoooo...)
Baiklah langsung sazaaaahh

Job Season Hunting atau Shushoku Katsudō

1. Kegiatan mencari kerja dimulai di tahun ke 3 atau ke 4 awal
Berbeda dengan di Indonesia, di Jepang biasanya udah mulai pada cari-cari informasi seputar pekerjaan dari tahun ke 3 atau ke 4 awal kuliah. Biasanya kalau udah pada dapet kerja, mereka tinggal melenggang aja pas wisuda tanpa perlu watir buat cari kerja nantinya. Kenapa di Indonesia ga ada yak sistem begini?

2. Job Fair
Pencarian dimulai dengan mengunjungi Job Fair di daerah sekitar atau kota besar cem Osaka atau Tokyo. Kalo ane, lebih banyak cari2 informasi kerjanya di daerah Tokyo (emang dasarnya anak kota ingin kembali ke kota lagi hauehuaheua). Dan dibandingkan daerah yang lebih kecil, yang ane rasakan, selain mahal ongkosnya persaingan di kota besar itu juga ketat banget. Keliatannya foreigner lebih gampang gitu dapetnya karena kita punya plus point (bahasa Ibu dan bahasa Inggris). Tapi ternyata, engga juga tuh

3. Seragam
Berbeda lagi dari proses mencari kerja di Indonesia yang selama berkemeja rapih, di Jepang udah ditetapkan aturan seragam (sampe tas dan sepatunya) khusus untuk masa-masa mencari kerja. Ribet? Buanget. Mana itu pun ngga murah sedikitnya, kurang lebih 2 jutaan musti keluar uang buat penampilan aja karena jas, rok, blus, sepatu, stoking dan tasnya muahal pisun. Ane kasih contohnya ya (modelnya ane, gapapa ya gyahahha)



secara umumnya sih kayak begini:


Cowok sih umumnya pake jas--dan itu pun sudah ditetapkan modelnya kayak apa, sepatunya harus gimana, tas, potongan rambut, saaampe cara duduk dan cara hormatnya.

4. Isi-isi entry sheetatau formulir
Ini juga penting. Setelah kita menghadiri job fair dan denger informasi tentang perusahaan yang kita minati, kita bakal dapet entry sheet atau formulir pendaftaran--baik dalam bentuk kertas atau dari internet. Biasanya, si perusahaan akan kasih tau kapan kita bisa mulai entry dan kapan batas waktunya. Plus, jangan lupa juga selama ke job fair, bawa CV (atau CV bisa dikirim belakangan tergantung perusahaan), sudah tertempel foto dan disini suka diminta cap (inkan). Setelah Job Fair, si perusahaan pun akan kasih jadwal penjelasan berikut yang bersifat lebih 'private' dan biasanya dikasih tau lagi ketentuan apa aja yang harus dibawa.

5. Ujian, dan wawancara
Setelah melewati step Penjelasan dari perusahaan tersebut, biasanya sudah langsung diberi tahu kapan jadwal ujian kemampuan diri buat bisa masuk ke perusahaan tersebut. Ada yang dari website, ada yang dateng (pake seragam lengkap) dan ngerjain di tempat, ada juga yang langsung wawancara ga perlu tes. Wawancara pun jenisnya beragam. Ada yang harus wawancara sampe 3-4 kali, waktunya bisa dari 20 menit sampe 1 jam (buset itu wawancara apa kotbah). Ada juga yang pake penawaran ikut internship dan kemungkinan keterima kerjanya cepet! Pokoknya suka-suka si perusahaan lah huaehuaheuae.

6. Pengunguman (tidak langsung) Penerimaan Sebagai Karyawan Baru
Atau disebut naitei biasanya diterima satu bulan atau kurang dari satu bulan setelah kita 'bertempur' dengan wawancara dan tetek bengek ujian yang sudah dilaksanakan. Kalau udah keterima ini, biasanya kita udah berada di fase tidur nyenyak (ga nyenyak juga sih), sambil ngerjain thesis atau nunggu di wisuda aja. Jadi enak kan, abis lulus udah pasti langsung dapet kerja dan bisa cari rumah?


Jangka waktu musim mencari kerja di Jepang juga tergantung perusahaan dan orangnya. Ada yang 2 bulan nyari udah langsung dapet, ada yang musti nunggu 6 bulan atau bahkan nunda dulu sampe setahun lebih. Persaingannya lumayan ketat, dan ga sedikit juga yang kecewa karena 'ditolak' sama perusahaan impian. Ane pribadi sekarang masih proses nyari-nyari (sampe blenger) dan udah menjalani beberapa tahap wawancara. Jadi banyak nungguin hasilnya sih huhu.. Sejauh ini udah keterima 1, tapi masih mau cari yang lain yang lebih klop jadi ane masih belum tidur nyenya hihi

Menurut pengalaman senpai-senpai ane juga, proses pelamaran dan entry sheet itu minimal harus 20 perusahaan atau lebih. Karena dari sekian banyak itu, yang kejaring paling cuma 2 atau 3 biji sisanya sayonara Kebayang kan, harus berapa lembar nulis CV dan entry sheet demi keterima perusahaan yang--inti, dan sisanya cadangan (yang penting keterima!).
Kalau misalnya ngga keterima di perusahaan impian alias keterima di perusahaan option B, C, D~ jangan berkecil hati. Jalani saja dulu, sampe minimal 2 tahun, dan kita masih bisa menjalankan musim 'pindah' bekerja atau disini disebut Tenshoku Katsudō.
Masa-masa mencari kerja itu emang butuh tenaga dan ongkos yang besar sekali Ane kudu puasa senen-kamis demi bisa ngirit ongkos buat wawancara ke kota besar tapi insya Allah dengan bantuan doa dan dukungan keluarga, mudah-mudahan cepet berakhir dengan hasil memuaskan

Kalau agan-agan ada pertanyaan, silahkan banget. Yang mau nambahin, monggo. Yang mau koreksi juga douzo!


P.S. Ane juga suka ngeblog yang lebih ke arah kehidupan sehari-hari. Agan-agan kalau berkenan, silahkan mampir dan tinggalkan komentar ya :3
http://midnightofu.blogspot.com

Salam cihuy!