Driver Go-Jek sempat bersinggungan dengan tukang ojek konvensional di kawasan Kuningan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Atas insiden itu, PT Go-Jek Indonesia mengimbau kepada pengemudi Go-Jek agar tidak melewati daerah tertentu. Tujuannya, untuk menghindari cekcok dengan sesama tukang ojek.

Driver Go-Jek bernama Sugiharto (30) mengatakan konflik yang dialami beberapa pengemudi Go-Jek di beberapa daerah membuat perusahaan telah mengeluarkan imbauan agar menghindari beberapa daerah yang dianggap rawan konflik dengan tukang ojek setempat.

"Kami disarankan untuk enggak ngambil penumpang di daerah UI, Manggarai, Tanah Abang dan Kalibata," kata Sugiharto di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).

Menurut Sugiharto sejumlah daerah yang harus dihindari tersebut merupakan daerah rawan konflik driver Go-Jek dengan tukang ojek lokal. Dia mencontohkan saat driver Go-Jek kena intimidasi di kawasan UI Depok. Sejak saat itu seluruh driver Go-Jek diimbau untuk tidak mengambil penumpang dari UI.

"Kalau ngantar pulang ke sana boleh. Tapi kalau jemput enggak. Kami sudah dikasihwarningsama perusahaan," jelasnya.

Tak hanya itu. Untuk mempermudah driver menghindari daerah tersebut perusahaan sudah melengkapi aplikasi warning di setiap handphone driver. Nantinya, akan ada tanda merah di GPS driver menandakan daerah tersebut daerah rawan.

"Nanti ada tanda merah, terserah kesepakatan driverdengan penumpang apa jadi jemput atau enggak. Biasanya ada kejadian di suruh agak jalan ke depan menghindari daerah itu," terangnya.

Sebelumnya, banyak driver Go-Jek mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh tukang ojek pangkalan. Driver Go-jek dianggap mengambil pendapatan tukang ojek lokal. Kini, perusahaan Go-Jek mengambil kebijakan untuk menghindari tempat-tempat rawan tersebut.

Narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...er-go-jek/8076

wah segitunya sampai disebut daerah rawan sgala