• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • 5 Kelakuan Orang Indonesia Yang Menjelaskan "Kita Belum Merdeka Dan Masih Dijajah"

inkholicAvatar border
TS
inkholic
5 Kelakuan Orang Indonesia Yang Menjelaskan "Kita Belum Merdeka Dan Masih Dijajah"


Support our local brand or product! Loh kok masih sok ngomong bahasa Inggris sih!!! Indonesia merdeka tahun 1945. Untuk merdeka, Indonesia butuh perjuangan, buktinya banyak banget pahlawan yang berguguran demi merdeka dan lepas jadi kacung Belanda dan Jepang.

Apa sih makna Merdeka? Merdeka menurut wikipedia di saat suatu negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya. Atau bisa juga artinya menjadi di saat seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi.

Tetapi nyatanya sampai saat ini Indonesia belum merdeka banget tuh! Lihat aja dari kelakuan masyarakatnya kalau kamu nggak percaya Indonesia belum merdeka. Beberapa diantara kelakukan yang menjelaskan jika sampai saat ini kita masih dijajah oleh bangsa asing adalah di bawah ini :

1. Masih Suka Pakai Sosial Media Luar

Era digital, dunia saat ini sudah memasuki dunia digital. Nggak heran jika banyak beberapa brand lokal, sosial media lokal yang mencoba bersaing di dunia digital saat ini sebut saja salah satunya adalah Mindtalk.com. Tetapi, apa yang terjadi? Brand local masih kurang dicintai oleh masyarakat Indonesia. Mereka cenderung lebih suka menggunakan sosial media luar seperti Facebook, Path, Twitter, Instagram, Pinterest, tumblr, etc.

Tanpa mereka sadari, siapa yang mendapatkan keuntungan karena sikap kita yang seperti ini? Tentu saja para pembuat sosial media luar, seperti Mark dan lainnya. Apa yang kita dapatkan dari menggunakan sosial media luar? Tentu saja tidak ada selain hanya sebatas eksistensi saja.


Coba saja kita mencontoh negara Cina yang memberanikan diri menutup sosial media luar masuk ke dalam negaranya. http://techno.okezone.com/read/2014/...i-media-sosial


Secara tidak langsung, sosial media luar menyimpan database masyarakat Indonesia. Mereka secara diam-diam mempelajari kebiasaan masyarakat kita. Dan hal inilah yang tidak diketahui masyarakat Indonesia. Mereka malah bangga main sosial media produk luar.

2. Masih Suka Nonton Film Luar Ketimbang Lokal

"Ah film lokal nggak ada yang bagus, sampah semua!" Selamat hari Nasional sebelumnya guys! Oke, saya nggak bisa menyalahkanmu bicara seperti itu. Tapi, tau nggak kamu berapa biaya untuk membuat film bagus?

Salah satu yang saya dengar dari seorang sutradara ternama Mira Lesmana dan Riri Riza ketika membuat film laga klasik pertarungan "Pendekar Tongkat Emas", membuat film bagus butuh uang sebesar Rp 20 miliar lebih. Terus kenapa nggak banyak sutradara atau produser film lainnya yang ingin mencoba membuat film bagus dengan uang sebanyak itu? Tentu saja, hal itu dikarenakan kurangnya rasa bangga masyarakat Indonesia.

Seberapa besar sih antusias masyarakat lokal untuk menonton film lokal? Saya rasa sudah sedikit ketimbang menonton film Hollywood. Makanya kamu jangan kaget kalau berkunjung ke bioskop lebih banyak poster film-film hollywood ketimbang lokal.

Jadi saya rasa sudah saatnya masyarakat Indonesia memajukan film Nasional, khususnya para komunitas-komunitas pecinta film yang ada saat ini. Ayo dukung film-film Nasional.

3. Masih Suka Dengerin Musik Luar Ketimbang Lokal

Orang Indonesia malas mendownload di iTunes lagu-lagu local, tetapi mereka lebih senang mendownload lagu luar seperti Marron 5, ColdPlay, dan sebagainya. Kenapa? Balik lagi, memang kalau masalah yang satu ini sih, maaf ya (benerin kalau salah) musisi Indonesia udah gak sebaik era 90-an. Bisa dikatakan, musik yang dibuat serta lirik yang diciptakan nggak begitu mengena di hati. Meski gitu, kita harus tetap dukung musisi dalam negeri dengan cara membeli lagunya dengan membayar dan hindari pembajakan.

4. Masih mementingkan Bahasa Inggris

Ini adalah bahasa global? Ada yang tau mengapa bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa global? Dan kenapa harus Bahasa Inggris? Orang tua sekarang lebih suka jika anaknya hebat dan berkomunikasi dengan bahasa Inggris setiap harinya.Tanpa disadari, mereka menghilangkan rasa nasionalisme anak mereka. Tidak hanya itu aja, banyaknya sekolah-sekolah internasional yang didirikan bangsa asing di Jakarta khususnya secara langsung menggeser sekolah-sekolah negeri yang mengedepankan rasa nasionalisme.

5. Masih Suka Produk Fashion Luar

Orang Indonesia masih suka produk luar seperti sepatu New Balance, Adidas, Nike. Maaf sebelumnya, saya bicara seperti ini karena saya sudah tidak menggunakan sepatu produk luar. Saya saat ini lebih memilih untuk menggunakan sepatu bot buatan lokal khususnya di wilayah Bandung.nSelain sepatu, sebenarnya kalau kamu mau mendukung produk lokal mulai deh menggunakan dan membeli produk baju buatan lokal, banyak kok clothing baju karya anak bangsa salah satunya seperti, DAMN I LOVE INDONESIA, DISTRO KDRI.

Bagaimana, apakah Agan setuju dengan pendapat saya di atas ini?
Diubah oleh inkholic 30-03-2015 08:11
0
4.9K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.