- Beranda
- The Lounge
5 Artis Ini Meninggal Saat Berada di Puncak Karier Entertainment
...
TS
bye-bye
5 Artis Ini Meninggal Saat Berada di Puncak Karier Entertainment
5 Artis Ini Meninggal Saat Berada di Puncak Karier Entertainment, Memang Jodoh, Rezeki dan Maut ada di tangan Tuhan, Ini Dia 5 Artis Yang Meninggal Saat Tenar. Usia Muda Tidak Menghalangi Kematian.
Kapanpun dan dimanapun manusia bisa meninggal dunia atas kehendakNya. Tak terkecuali yang dialami oleh para Artis Indonesia yang dalam ketenarannya berikut ini, Yang meninggal dalam usia yang masih produktif dan dalam ketenarannya. Ada yang meninggal karena kecelakaan dan adapula karena penyakit yang di deritanya. Siapa saja mereka?
Sumber: 5 Artis Ini Meninggal Saat Berada di Puncak Karier Entertainment
Kapanpun dan dimanapun manusia bisa meninggal dunia atas kehendakNya. Tak terkecuali yang dialami oleh para Artis Indonesia yang dalam ketenarannya berikut ini, Yang meninggal dalam usia yang masih produktif dan dalam ketenarannya. Ada yang meninggal karena kecelakaan dan adapula karena penyakit yang di deritanya. Siapa saja mereka?
Quote:
1. Olga Syahputra
Yoga Saputra alias Olga Saputra adalah anak sulung dari 7 bersaudara, pria kelahiran 8 Februari 1983, pasangan dari Nur Rahman dan Nurshida ini awalnya hanya penggemar yang sering meminta tanda tangan serta foto bareng idolanya. Keberuntungan menghampirinya saat dirinya ditawari bermain di film Lenong Bocah. Sayangnya pria berdarah Jawa-Minang ini diharuskan ikut latihan terlebih dahulu di Sanggar Ananda. Karena tak punya uang, Olga terpaksa menjual kulkas demi membayar kursus di Sanggar Ananda. Sahabat Olga, Betrand Antolin yang kemudian mengulurkan bantuan dengan membelikan Olga kulkas baru.
Tak puas hanya menjadi presenter dan bintang film, Olga mulai merambah dunia tarik suara. Olga telah merilis dua single, yaitu Hancur Hatiku (2009) dan Jangan Ganggu Aku Lagi (2010) yang keduanya merupakan lagu ciptaan Charly Setia Band dengan label Nagaswara.
Olga juga memenangkan penghargaan sebagai Presenter Acara Variety Show Music Terfavorit dan Pelawak Terfavorit dalam Panasonic Awards 2009 dan Panasonic Gobel Awards 2010 yang disiarkan di RCTI, TPI (sekarang MNC TV), dan Global TV.
Setelah tidak lagi menjadi presenter acara Ceriwis, Olga membawakan acara Online di Trans TV bersama Jeng Kellin dan Ayu Dewi. Olga pernah menjadi pemain di Pesbukers ANTV bersama Jessica Iskandar, Raffi Ahmad dan pemain lainnya.
Pada bulan April 2014, Olga Syahputra mengalami penyakit radang selaput otak yang sebelumnya dikabarkan Olga terkena kanker hingga dugaan mengalami guna-guna, ini terlihat dari rasa sakit kepala dan terus menurunnya daya tahan tubuh dari hari ke hari. Olga sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, lalu karena keadaan belum membaik, Olga sempat melakukan pengobatan di Jerman, sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan perawatan di Singapura. Pada 27 Maret 2015, Olga meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena penyakit meningitis yang sudah dideritanya.
Yoga Saputra alias Olga Saputra adalah anak sulung dari 7 bersaudara, pria kelahiran 8 Februari 1983, pasangan dari Nur Rahman dan Nurshida ini awalnya hanya penggemar yang sering meminta tanda tangan serta foto bareng idolanya. Keberuntungan menghampirinya saat dirinya ditawari bermain di film Lenong Bocah. Sayangnya pria berdarah Jawa-Minang ini diharuskan ikut latihan terlebih dahulu di Sanggar Ananda. Karena tak punya uang, Olga terpaksa menjual kulkas demi membayar kursus di Sanggar Ananda. Sahabat Olga, Betrand Antolin yang kemudian mengulurkan bantuan dengan membelikan Olga kulkas baru.
Tak puas hanya menjadi presenter dan bintang film, Olga mulai merambah dunia tarik suara. Olga telah merilis dua single, yaitu Hancur Hatiku (2009) dan Jangan Ganggu Aku Lagi (2010) yang keduanya merupakan lagu ciptaan Charly Setia Band dengan label Nagaswara.
Olga juga memenangkan penghargaan sebagai Presenter Acara Variety Show Music Terfavorit dan Pelawak Terfavorit dalam Panasonic Awards 2009 dan Panasonic Gobel Awards 2010 yang disiarkan di RCTI, TPI (sekarang MNC TV), dan Global TV.
Setelah tidak lagi menjadi presenter acara Ceriwis, Olga membawakan acara Online di Trans TV bersama Jeng Kellin dan Ayu Dewi. Olga pernah menjadi pemain di Pesbukers ANTV bersama Jessica Iskandar, Raffi Ahmad dan pemain lainnya.
Pada bulan April 2014, Olga Syahputra mengalami penyakit radang selaput otak yang sebelumnya dikabarkan Olga terkena kanker hingga dugaan mengalami guna-guna, ini terlihat dari rasa sakit kepala dan terus menurunnya daya tahan tubuh dari hari ke hari. Olga sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, lalu karena keadaan belum membaik, Olga sempat melakukan pengobatan di Jerman, sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan perawatan di Singapura. Pada 27 Maret 2015, Olga meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura karena penyakit meningitis yang sudah dideritanya.
Quote:
2. Nike Ardilla
Nike Ardilla adalah gadis kelahiran Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karier dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karier musiknya di dunia hiburan pun dimulai. Tahun 1987, Ibunya memboyong Nike Ardilla ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di sana ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie yang kemudian menjadi manajernya. Deni Kantong dan Sabrie memperkenalkannya pada Deddy Dores.
Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha. Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu 2 juta unit Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Karier Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus. Nike bermain film Kasmaran yang dibintangi juga oleh Ida Iasya dan Slamet Rahardjo, 1987. Dan juga menjadi pemeran utama di Film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1990 dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80-an dan awal 90-an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron. Selain sebagai penyanyi dan bintang film, Nike Ardilla juga mengawali kariernya sebagai seorang model. Terbukti dengan menjadi pemenang Favorit pada ajang GADIS Sampul 1990.
Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan RE. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk. Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Nike Ardilla adalah gadis kelahiran Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karier dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karier musiknya di dunia hiburan pun dimulai. Tahun 1987, Ibunya memboyong Nike Ardilla ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di sana ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie yang kemudian menjadi manajernya. Deni Kantong dan Sabrie memperkenalkannya pada Deddy Dores.
Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha. Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu 2 juta unit Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Karier Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus. Nike bermain film Kasmaran yang dibintangi juga oleh Ida Iasya dan Slamet Rahardjo, 1987. Dan juga menjadi pemeran utama di Film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1990 dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80-an dan awal 90-an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron. Selain sebagai penyanyi dan bintang film, Nike Ardilla juga mengawali kariernya sebagai seorang model. Terbukti dengan menjadi pemenang Favorit pada ajang GADIS Sampul 1990.
Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan RE. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk. Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Quote:
3. Ryan Hidayat
Ryan Hidayat (lahir di Jakarta, 19 September 1970 – meninggal 8 Februari 1997 pada umur 26 tahun) adalah seorang aktor Indonesia yang populer pada tahun 90-an, terutama karena berperan sebagai Lupus dalam film Lupus. Ryan Hidayat berdarah Republik Ceko dari ibunya yang dipersunting ayahnya sewaktu kuliah di Chekoslowakia pada masa orde lama. Ryan meninggal dunia pada tanggal 8 Februari 1997, diduga akibat overdosis.
Aktor yang Lahir di Praha, Ceko pada tanggal 19 September 1970 ini, sejak umur 4 tahun telah jadi bintang iklan untuk berbagai produk. Pada saat masih anak-anak diajak main oleh sutradara Hasmanan, untuk Anna Maria (1979). Film pertama itu menghasilkan nominasi aktor utama terbaik pada FFI 1980. Tapi Ryan cuma berhasil meraih gelar aktor cilik terbaik. Terus bermain sebagai bintang cilik hingga Satria Bergitar (1983). Kemudian menghilang, baru pada 1987 terpilih untuk berperan sebagai tokoh idola remaja dalam novel populer karya Hilman Hariwijaya, Lupus. Empat seri Lupus dibintanginya, terseling Lupus III/Topi-topi Centil, yang dibawakan langsung oleh sang pengarang, Hilman. Sesudah Langit Kembali Biru (1991), si “Lupus” ke Australia, belajar soal film, dari 1992 sampai 1995. Sepulang dari negeri Kangguru itu Ryan terjun ke layar kaca. Lakon yang diikutinya: Bella Vista I, Mawar Mekar Di Antara Duri dan Mentari Dibalik Awan. Pada 1996 dan 1997 dia terlibat dalam 3 sinetron sekaligus, Tirai Kasih Yang Terkoyak, Berjalan Di Atas Awan dan Anak Menteng. Keseriusan dalam berkarya, apalagi dalam judul terakhir itu dia merangkap sebagai asisten sutradara, menyebabkan Ryan tak menyadari bahwa dia mengidap sakit typhus. Ditambah serangan deman berdarah, dia meninggal dunia di malam Lebaran tanggal 8 Februari 1997 pada saat usianya masih 26. Forum Film Bandung (FFB) yang ke 10, pada 1 April 1997 juga mengeluarkan penghargaan buat almarhum “…atas prestasi, dedikasi serta kesungguhan Ryan yang luar biasa selama hayatnya sebagai pemain film dan sinetron”.
Ryan Hidayat (lahir di Jakarta, 19 September 1970 – meninggal 8 Februari 1997 pada umur 26 tahun) adalah seorang aktor Indonesia yang populer pada tahun 90-an, terutama karena berperan sebagai Lupus dalam film Lupus. Ryan Hidayat berdarah Republik Ceko dari ibunya yang dipersunting ayahnya sewaktu kuliah di Chekoslowakia pada masa orde lama. Ryan meninggal dunia pada tanggal 8 Februari 1997, diduga akibat overdosis.
Aktor yang Lahir di Praha, Ceko pada tanggal 19 September 1970 ini, sejak umur 4 tahun telah jadi bintang iklan untuk berbagai produk. Pada saat masih anak-anak diajak main oleh sutradara Hasmanan, untuk Anna Maria (1979). Film pertama itu menghasilkan nominasi aktor utama terbaik pada FFI 1980. Tapi Ryan cuma berhasil meraih gelar aktor cilik terbaik. Terus bermain sebagai bintang cilik hingga Satria Bergitar (1983). Kemudian menghilang, baru pada 1987 terpilih untuk berperan sebagai tokoh idola remaja dalam novel populer karya Hilman Hariwijaya, Lupus. Empat seri Lupus dibintanginya, terseling Lupus III/Topi-topi Centil, yang dibawakan langsung oleh sang pengarang, Hilman. Sesudah Langit Kembali Biru (1991), si “Lupus” ke Australia, belajar soal film, dari 1992 sampai 1995. Sepulang dari negeri Kangguru itu Ryan terjun ke layar kaca. Lakon yang diikutinya: Bella Vista I, Mawar Mekar Di Antara Duri dan Mentari Dibalik Awan. Pada 1996 dan 1997 dia terlibat dalam 3 sinetron sekaligus, Tirai Kasih Yang Terkoyak, Berjalan Di Atas Awan dan Anak Menteng. Keseriusan dalam berkarya, apalagi dalam judul terakhir itu dia merangkap sebagai asisten sutradara, menyebabkan Ryan tak menyadari bahwa dia mengidap sakit typhus. Ditambah serangan deman berdarah, dia meninggal dunia di malam Lebaran tanggal 8 Februari 1997 pada saat usianya masih 26. Forum Film Bandung (FFB) yang ke 10, pada 1 April 1997 juga mengeluarkan penghargaan buat almarhum “…atas prestasi, dedikasi serta kesungguhan Ryan yang luar biasa selama hayatnya sebagai pemain film dan sinetron”.
Quote:
4. Sukma Ayu
Sukma Ayu (lahir di Jakarta, 10 November 1979 – meninggal di Bogor, Jawa Barat, 25 September 2004 pada umur 24 tahun) adalah seorang aktris Indonesia berdarah Minang-Banten-Sunda Wanita yang berayah H.Misbach Yusa Biran dan beribu Nani Wijaya serta adik dari Cahya Kamila ini adalah seorang pesinetron dan sinetron yang pernah dibintanginya antara lain Wajah Perempuan, Terpesona, Tujuh Tanda Cinta, Jin dan Jun, Kecil-Kecil Jadi Manten dan Norak Tapi Beken.
Sukma Ayu. Sukma sempat mengalami koma di titik rendah selama 5 bulan namun akhirnya harus pergi meninggalkan kedua orang tuanya terlebih dahulu. Kedua orang tua Sukma adalah pasangan almarhum sutradara Misbach dan artis senior Nani Wijaya. Almarhumah meninggal di usia 25 tahun.
Sukma Ayu (lahir di Jakarta, 10 November 1979 – meninggal di Bogor, Jawa Barat, 25 September 2004 pada umur 24 tahun) adalah seorang aktris Indonesia berdarah Minang-Banten-Sunda Wanita yang berayah H.Misbach Yusa Biran dan beribu Nani Wijaya serta adik dari Cahya Kamila ini adalah seorang pesinetron dan sinetron yang pernah dibintanginya antara lain Wajah Perempuan, Terpesona, Tujuh Tanda Cinta, Jin dan Jun, Kecil-Kecil Jadi Manten dan Norak Tapi Beken.
Sukma Ayu. Sukma sempat mengalami koma di titik rendah selama 5 bulan namun akhirnya harus pergi meninggalkan kedua orang tuanya terlebih dahulu. Kedua orang tua Sukma adalah pasangan almarhum sutradara Misbach dan artis senior Nani Wijaya. Almarhumah meninggal di usia 25 tahun.
Quote:
Quote:
5. Alda
Memiliki Nama Lengkap Alda Risma Elfariani adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan Boy Band ”Code Red”. Artis kelahiran 23 November 1982 ini meninggal pada saat usianya masih 24 tahun pada Tanggal 12 Desember 2006. Alda ditemukan meninggal disebuah kamar hotel. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bekas suntikan. Diduga Alda meninggal karena overdosis. Namun menurut analisis selanjutnya, kematian Alda disebut sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh Ferry Surya Prakasa yang adalah kakak ipar pemain sinetron Ferry Salim.
Memiliki Nama Lengkap Alda Risma Elfariani adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Wanita bertinggi badan 160 cm ini populer terutama melalui lagu Aku Tak Biasa. Ia pernah pula berkolaborasi dengan Boy Band ”Code Red”. Artis kelahiran 23 November 1982 ini meninggal pada saat usianya masih 24 tahun pada Tanggal 12 Desember 2006. Alda ditemukan meninggal disebuah kamar hotel. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bekas suntikan. Diduga Alda meninggal karena overdosis. Namun menurut analisis selanjutnya, kematian Alda disebut sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh Ferry Surya Prakasa yang adalah kakak ipar pemain sinetron Ferry Salim.
Sumber: 5 Artis Ini Meninggal Saat Berada di Puncak Karier Entertainment
0
15.4K
Kutip
61
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.4KThread•81.2KAnggota
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru