TS
herdifumikaskus
Yuk Jadikan Pantai Bersih Dan Nyaman Dikunjungi
Perkembangan zaman yang begitu cepat secara tidak langsung sudah merubah kebiasaan hidup di masyarakat. Demi memenuhi hasrat akan kebutuhan hidup yang kita klaim sebagai gaya hidup yang modern, kita setiap hari dituntut mencari pengahsilan dengan cara yang mungkin tidak pernah terjadi dimasa lalu, kita rela merubah bahkan memeperpanjang jam kerja, memperketat deadline suatu proyek, bahkan terkadang kita sengaja menerima order pekerjaan atau barang diluar batas kemampuan produksi yang akhirnya berimplikasi pada penambahan jam kerja ( Jam produksi ). Kita menganggap itulah pilihan yang harus ditempuh jika kita mau bersaing dipercaturan Global.
Dengan latar kehidupan seperti demikian, sudah bisa dipastikan tingkat stressing kita akan meningkat, dan kita tidak harus terus menerus tenggelam dalam pusara stres, alih-alih menuai kehidupan lebih baik sengsara yang didapat. Baiknya dewasa ini masyarakat kita menyadari betul pentingnya mereduksi tingkat stressing, dan kita sepakat untuk mereduksi itu kita butuh akan liburan atau menjauh sedikit dari keseharian kita.
Meskipun ketika kita berlibur tidak harus pergi ketempat jauh silahkan baca juga link ini:
http://www.kaskus.co.id/post/5481570...8b465432000007
banyak dari kita merasa perlu bepergian ke tempat yang benar-benar jauh dari keseharian kita, seperti ke Gunung atau ke Pantai dengan harapan bisa memanjakan pemandangan mendinginkan otak atau pikiran kita.
Pantai sebagai salah satu tujuan liburan favorite dituntut untuk selalu nikmat dikunjungi, kita sebagai pengunjung menginginkan Pantai yang selalu bersih, rapih dan aman. Kita tidak mungkin menuntut pantai untuk selalu bersih,rapih dan aman dengan sendirinya.
Sayangnya kita masih menemukan banyak Pantai di Indonesia yang jauh dari kata bersih, dari sampah beserakan disepanjang pantai hingga keberadaan pedagang dengan tampilan yang kurang enak dipandang.
Mungkin kita akan kecewa ketika sudah jauh-jauh pergi berkunjung dan dihadapkan dengan keadaan seperti itu.
Pertanyaanya sudah sejauh mana kita peduli akan bersihnya Pantai yang kita kunjungi? Terkadang kita tidak menyedari dengan perilaku kita sendiri ketika berkunjung ke Pantai, dengan alasan Pantai sudah kotor kita paling tidak saya sendiri cuek saja ikut membuang sampah sembarangan, perilaku yang sesungguhnya tidak boleh terjadi, Padahal apa susahnya kita membawa dulu sampah itu sampai kita menemukan tempat sampah terdekat. Anehnya kita bisa melakukan hal itu ketika berada di Negeri orang, contohnya saya ketika berada di Singapura, saya rela memasukan bungkus permen disaku sampai menemukan tempat sampah dan membuangnya, yang harus digaris bawahi saya melakukan itu bukan karena ancaman denda dolar tetapi saya merasa segan dan malu untuk membuang sampah di tempat yang begitu bersih.
Cerita seperti saya diatas mungkin banyak juga terjadi diantara kita, yang harus jadi perhatian apakah harus menunggu dulu bersih dengan sendirinya, sudah pasti tidak mungkin. Atau harus meminta bantuan asing kalau kita tidak malu boleh saja.
Langkah kita selanjutnya adalah meniru bagaimana Negara-Negara yang sudah maju dalam mengelola tempat tujuan wistanya khususnya Pantai menjadi tempat yang selalu bersih, rapih, dan aman. Langkah ini mungkin terlebih dahulu harus dilakukan pihak pengelola tempat tujuan wisata.
Langkah awal bisa dengan
1. Pendataan kebutuhan alat, (seperti jumlah tempat sampah, truck pengangkut,SDM dll), dan itu mutlak harus terpenuhi dan harus beroperasi setiap hari sepanjang tahun tidak peduli low season liburan ataupun high season liburan, Pantai harus selalu bersih.
2. Pendataan Jumlah Pedagang khususnya pedagang kaki lima dari sana pengelola bisa menghitung dan memanage harus bagaimana pedagang kaki lima ditempatkan, pengelola bisa belajar dari Singapura misalkan yang sudah berhasil menyulap pedagang kaki limanya menjadi lebih enak dipandang. Langkah awal mungkin dengan cara menempatkan ditempat yang sekiranya sudah memenuhi unsur estetika, menyeragamkan ukuran dan bentuk tempat berjualan, jika para pedagang tidak sanggup memenuhi persyaratan itu pengelola harus berani menyediakan untuk para pedagang tentunya dengan harga yang terjangkau bila perlu gratis. Pengelola bisa mengambil hasil dari potensi pajak yang akan didapat dari hasil berjualan. Disini pengelola juga harus siap dengan pola atau sistem berdagang yang mungkin harus dengan ketentuan tertentu, misalkan pemerataan harga jual suatu produk disetiap kios.
Sebagai contoh:
Misal harga modal Mie Baso satu mangkok Rp 7000 harga pasaran diluar objek Rp 10.000 berarti keuntungan kotor pedagang baso setiap satu mangkok Rp 3000 ( 42 % ), karena berjualan di lokasi wisata yang karakter konsumennya dipastikan berbeda, pengelola bisa menetukan harga jual satu Mangkok Baso ini menjadi Rp 7000 + 42% ( laba kotor pedagang) + 20 % ( retribusi+Pajak )
Atau sama dengan 7000+3000+1400 = Rp 11.400
Jadi Pengelola bisa menetukan harga Baso untuk satu mangkok itu adalah Rp 11.400 dan harga itu harus ditampilkan dan berlaku disetiap kios pedagang kaki lima sehingga setiap konsumen/wisatawan tidak akan merasa tertipu, tidak ada lagi ulah segelintir oknum pedagang dengan menaikan harga pasaran seenaknya.
Kemungkinan Para pedagang akan merasa keberatan pasti ada mereka mungkin akan merasa takut dagangannya kurang laku, disini tugas pengelola harus bisa meyakinkan calon konsumen atau wisatawan dengan baik sehingga kekhawatiran pedagang tidak terjadi. Pengelola juga harus berani menerapkan aturan untuk pengunjung dilarang membawa makanan atau minuman dari luar lokasi objek wisata (kecuali makanan dengan kebutuhan tertentu).
3. Pendataan system keamanan seperti:
Jumlah Life Guard ( harus selalu siap),
Jumlah Armada Penyelamat ( Ambulance, Perahu Penyelamat, Mobil Pemadam kebakaran) yang tentunya harus siap setiap saat
Jumlah Personel Polisi Pariwisata yang tentunya harus siap dengan tugasnya sebgai Polisi Pariwisata.
Semoga saja dengan baiknya pengelolaan suatu tempat objek wisata yang artinya selalu bersih, rapih dan aman, tujuan kita mencari kenyamanan dan kesenangan berwisata akan tercapai.
NOTE:
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menyinggung ataupun menggurui pihak-pihak yang lebih ahli dibidangnya khususnya Pariwisata.
Disini saya hanya merekam realita yang semoga menjadi cerminan dikemudian hari.
Tulisan Mengenai Angka-angka atau penjumlahan hanyalah simulasi yang mungkin caranya tidak sesuai dengan kaidah ilmu Matematika.
0
757
0
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Domestik
10.2KThread•3.8KAnggota
Komentar yang asik ya