MassacareAvatar border
TS
Massacare
[Mouse] SteelSeries Kinzu v3 - New Entry Level Gaming Mouse from Steelseries
SteelSeries Kinzu v3 Review

New Entry Level Gaming Mouse from Steelseries


Hello guys, I'm back. Akhirnya gw ada wkt luang juga buat menulis review lagi. Kali ini saya mendapatkan kesempatan emas untuk mereview salah satu mouse next generation dari SteelSeries untuk line-upnya yang lumayan gila lakunya di pasaran, SteelSeries Kinzu v3. Seperti yang pernah saya review sebelumnya, kinzu v2 pretty much agak sedikit kurang dari sisi peforma maupun fitur. Nah, bagaimanakah dengan kinzu v3 ini? Dengan sensor yang baru, apakah tuning dari kinzu v3 ini berhasil mematahkan bug yang ada di kakaknya? Simak saja di review ini emoticon-Big Grin.

Features and Specifications




Berikut spesifikasi dan fitur dari mouse ini, uda ndak zaman ngambil spek dan fitur copas semua dari web, foto langsung aje emoticon-Stick Out Tongue.


Pretty much standard, wait until the next part. There will be less more surprise -_-


Nothing more, and nothing less. Let's continue to the next part.

Packaging and Build




Mouse ini datang dengan packaging yang sejujurnya lebih simple lagi dibandingkan dengan packaging yang lama. No more peek-a-boo styling untuk packagingnya. Just normal box. Even plastik mikanya diperdikit , isi basenya cuma dari bahan kardus. Isi dari box cuman quick manual dan juga mousenya doank. Nothing more and nothing less. Pretty much simple and quick untuk urusan packagingnya. No fuzz and buzz. But either way, packagingnya pretty much do its job, protecting what's inside it. Gambar diatas menunjukkan view depan boxnya, gambar di segment spesifikasi dan fitur menunjukkan bagian belakang mouse. And so there it, nothing more and nothing.

Sejujurnya di range harganya sih uda lumayan banyak mouse lain dengan harga yang sama, tapi dengan bonus yang lebih fantastis, ataupun packaging yang lebih heboh sendiri. But , well, it's a SteelSeries. All they care is what's inside the mouse, nothing more and nothing less. Sesuai dengan kelas entry levelnya sih.

No more with the box, let's continue to the mouse itself. Seluruh body mousenya terbuat dari bahan plastik ABS yang lumayan solid. Dan bagian yang bersentuhan dengan mousenya dikasih coating semi rubber-plastic. Rubbernya bukan rubber lama keq rubber yang ada di sensei fnatic atau rubber yang ada di DeathAdder 3,5G (which is personally quite annoying kalo ketemu tangan yang rada lembab atau gampang keringetan, habis main mousenya keliatan keq habis mandi 3 malam -_-), rubbernya lebih less-rubbery, tapi masih ada feeling rubbernya dikiiiit. Seperti rubber coating yang ada di DA2013 deh, tapi slightly lebih rubbery dikit. Kalo mau jujur steelseries rada pinter sih pilah pilih coating untuk yang ini. Berhubung yang saya review adalah warna hitam (non-glossy, semi rubber coating), dan sayangnya ndak ada kesempatan untuk main2 foto dengan yang warna putih, padahal yang putih personally gantengnya +100. But to hell with it, ini mouse ganteng sendiri dah kalo fotonya bener emoticon-Stick Out Tongue.





Adjustable weight? I'm sorry, no. Additional dedicated macro button? emm, just cpi/dpi switch, other than that, sorry, no. Detachable cable? No, sorry, not wireless mouse, just entry level pure hardcore gaming with no fuzz and buzz. Pure gaming. Errr lights? Butuh beberapa lampu juga dong? Lampu gak penting, gak diliat juga mousenya, skill yang penting. Lebih kurang gitu deh gampangnya kalo tanya soal fitur ataupun tambahan di mouse ini. Pure entry level gaming mouse. Istilahnya mouse standard, tapi dengan sensor yang okay dan juga jauh lebih reliable daripada mouse2 generic ndak jelas. Sebenarnya rada kurang sih di range harga sgitu buat fiturnya yang rada minus semua, cuman yha it's SteelSeries, the power of brandnya pretty much awesome. Jadi yha it is what it is.

Kliknya lumayan nyaman. SteelSeries claim kalau mereka menggunakan "SteelSeries Switch". Pretty classy sih sebenarnya kalo claim menggunakan nama gituan. Dan saya ndak ada izin dan waktu yang mencukupi untuk membongkar mouse ini. But, BUT, hell of a switch sih personally. Kliknya nyaman, ringan, wuenak, ndak terlalu dangkal travel distancenya, dan juga ndak terlalu dalam. Just right amount of force. Pas abis settingan switch untuk kliknya. SteelSeries really put some R&D on this one. Bahan housing, coating, cat ama posisi stem dari housing ke switchnya benar-benar di setting se-pas mungkin untuk dapat feel yang pas. Ndak seringan omron, tapi ndak seberat TTC. Personally quite awesome sih SteelSeries pilihan SteelSeries untuk switch yang dipake di mouse ini. Don't care what's the switch really is, tapi yang pastinya feels so damn good emoticon-Big Grin.

One more thing, the scroll. Somehow , meskipun kalo dipikir-pikir, bahannya benar-benar simple, tapi ndak berasa amat sangat murahan. Beda dengan mouse gaming entry level lainnya, yang kadang scrollnya benar-benar ndak pernah dipikirkan baik2. Level dari tactilenya pas, bahannya juga gak terlalu shabby, dan juga feel di jarinya lumayan nyaman. Klik tengahnya jugak ndak keras2 amet (kalo yg pake logitech G9x atau G700s pasti ngerti deh apa yang gw maksud dengan klik tengah rada keras).


Nice click, nice scroll.

Sorry, no dedicated macro button. Just a simple dpi switch, just like the old good kinzu.


Braided cable? Ndak deh, uda terlalu tua kayaknya gimmick yang satu ini. Di kinzu v3 ini, no braided cable, just standard cable. Pretty much do its job sih. Ndak terlalu kaku juga, jadi lumayan nyaman kalo digerai panjang. Gold plated? No , ndak ada juga. Ndak penting juga gold plated di mouse2 zaman skarang, ndak beda jauh busuknya. Gampang berkarat juga -_-.


Sorry, no gimmick here.


Grip


Nah, berhubung mouse ini sizenya rada mini , dan juga ndak ada additional weight, jadi yha mouse ini pretty much a small and agile mouse. Bentuknya masih ngikut kinzu yang lama, masih fokus ke claw grip. Cuman kalo mau dipaksa palm bisa, tapi rada kalah nyaman aje kalo diadu ama gripnya armaggeddon phantom atau sejawatnya yang fokus ke palm grip based.

Gripnya bagaimana? Yha sekiranya ndak usah banyak ba-bi-bu lagi sih. Claw gripnya khas kinzu-kana-sensei sudah kayak mendarah daging buat kalangan gamer yang uda sering gonta ganti gaming gear. Dan sejujurnya berhubung sizenya yang rada kecil dan juga claw gripnya nyaman, yha lumayan enak buat dibanting sana sin kalo butuh gerakan yang cepat. Ditambah lagi beratnya yang super ringan (kira2 cuman 1 hecto gram something), membuat mouse ini lumayan nyaman buat dibawa kemana-mana, ndak makan space, dan juga nyaman utk claw grip.

Overall sebenarnya pretty standard sih buat kinzu v3 ini. Packagingnya standard to the max, no bonus whatsoever, no blablabla and syalala. Buildnya juga termasuk hitungan rada standard, tapi untungnya rada kokoh. Coating rubbernya personally feels nice. Bahan buat scrollnya juga lumayan oke. No dedicated macro button, no adjustable weight, just a normal 2 level cpi switch. What's quite good is the click. Feels nice and just right amount. Mantep sih kalo dipake buat tapping. Yang demen pake ak47 buat tapping di CS 1.6 pasti lumayan demen mouse ini gara2 tappingnya enak sendiri.

Well, enough with the packaging and build, mari kita pindah ke segment yang paling penting. Performance and Gaming Experience.

Performance and Gaming Experience




Right, here we come to the most critical point of this review. Bagaimana sih performanya si kinzu v3 ini. SteelSeries Kinzu v2 terkenal dengan beberapa bugnya yang rada ngeselin, yaitu rada parah trackingnya kalo ketemu surface yang ada corak dengan warna yang variatif. Pretty much hell-ish dan tidak reliable untuk digunakan di gaming environment kalo ketemu gituan. Bagaimana dengan si kinzu v3 ini? Well, SteelSeries Kinzu v3 ini menggunakan sensor pixart/avago ANDS-3050. Sensor ini dipakai sama si Cooler Master Storm Xornet dan juga Roccat Lua. Dan kalo sering ngikut saya ngarul ngidul panjang lebar di GGA, uda lumayan banyak mouse yang menggunakan sensor ini. Bagaimana tuningnya? Mari kita simak satu persatu.



Bug di kinzu v2 yang dimana tracking ngaco kalo ketemu surface yang bercorak? SIRNA. Sudah tidak ada bug itu. Sudah seharusnya SteelSeries sadar sih buat bug gituan. Untungnya di kinzu v3 ini bugnya sudah tiada. And they did a good job for this one.

Tuning sensor untuk si kinzu v3 ini rada unik sendiri. Dari hasil test draw di mspaint dan juga test gaming. Dia tuningnya rada ngikut si kinzu v2. Sistem angle snappingnya sudah hidup sedikit dari sononya, biar kalo garis lurus dikit dia bisa tahan tetep satu garis di angle snapping. Tapi yang rada kurang, kalo kita miring sedikit, dia bukannya ikut miring, malahan jadi rada jitter . Apalagi di polling rate rendah. Rada slightly hell-ish sih kalo dipake buat aim lambat di game-game fps yang butuh akurasi tinggi. Kalo mau masalah ini di-fix, harus pake polling rate yang rada tinggi. Yang lucunya, dibandingkan dengan kinzu v2 versi lama, jitternya kinzu v3 untuk di low polling rate rada lebih tinggi dibandingkan dengan kinzu v2. Rada down side sih sebenarnya. Tapi berhubung bug di kinzu v2 dengan surface bercorak sudah tiada, kelemahan ini rada tertambal dah (sudah seharusnya sih, wong sensornya uda beda sendiri). Di polling rate tinggi, buat urusan jitternya juga lumayan parah sih. Jadi harus sesuaikan dengan mousepad dan gaya main kalo mau dapat feelnya untuk mouse ini.

Acceleration and Maximum Negative Acceleraion


Ndak ada acceleration aneh yang dirasakan di kinzu v3 ini. Pretty much very pure sih. Cuman sayangnya maximum negative accelerationnya kurang tinggi. As I've expected sih dari penggunaan ADNS-3050. Rada kurang maximal kalo dibanting sana sini. Levelnya sama kayak lua atau hampir sama kayak DA 3,5G lama deh. Agak gila dikit bantingnya, sudah missed.

Angle Snapping


Slightly a bit angle snapping, tapi kalo uda sentuh polling rate yang tinggi, angle snappingnya berubah jadi jitter parah. Stay low aje deh mending kalo mau rada smooth pergerakan cursornya.

Lift Off Distance


Lift off Distance dari mouse ini sekitar 2,5-3mm (variatif, tergantung surface yang dipakai). Rada tinggi sih, padahal sudah pake shidenkai , tapi masih rada tinggi LoDnya. Cuman yaudah lah, kalo low dpi player, lift off distance sgitu masih bisa diterima, tapi kalo uda diatas 4mm , personally sudah rada menganggu. Untungnya untuk kinzu v3 ini, LoDnya masih masuk dalam range tolerate-able dah emoticon-Wink.


Quite funny tuning actually. Jitter lebih parah dikit dibandingkan kinzu v2, tapi bug di kinzu v2 yang bermasalah dengan mousepad bercorak dan warna warni sudah fix di kinzu v3. Give or take dah.


The driver, SteelSeries Engine 3. Personally SS uda lumayan epic sih untuk SS engine 3 ini. Memang kadang-kadang bisa random crash atau random freezing sih. Tapi overall sudah lumayan responsif dan lumayan ringan. Plus User Interfacenya juga lumayan catchy. Jadi untuk drivernya , tinggal tunggu SS buat yang lebih stabil aje, sudah lumayan enak koq pakenya.

Menu untuk SS Engine ini layoutnya dibagi-bagi dalam kolum, jadi bisa buat multi profile dan juga langsung bisa edit fungsi masing-masing tombol di mouse tanpa harus banyak klik-klik tombol lainnya lagi. Pretty much straight forward tanpa banyak ba bi bu sih kalo buat SS Engine 3 ini. Macro menunya juga super intuitif. Segala tombol yang direcord dapat dicustom atau diganti hanya dengan klik kanan di setiap tombol yang direcord. Start dari keystroke sampai delay time, semua tinggal klik kanan aja tombol yang di-record.

One thing that feels quite uncomfortable is, untuk urusan cpi increment dan decrement, biasanya pabrikan set increment/decrementnya sekitar 50-100 dpi per step. Ini malahan untuk stepnya diatur cuman 250 untuk increment dan decrement. Jadi untuk manusia yang demen main di dpi tertentu (seperti saya), rada hell-ish untuk menyesuaikan aim di kinzu v3 ini dengan increment/decrement yang sudah fix dari sononya. Entah dah SS mau fix ini atau gak, personally rada mengganggu, cuman kembali ke preferensi sendiri deh cocok atau ndak.

And of course, no onboard memory untuk mouse ini. Jadinya rada mengganggu kalo misalnya uda sibuk-sibuk setting sana sini, ternyata ndak tersimpan settingan cpi/polling ratenya kalo diambil ke warnet. Tapi untungnya di SS Engine 3 ini ada cloud storage kalo buat simpen settingan. More or less kayak Razer Synapse yang versi SSnya deh. Dan untungnya gak butuh restart sih untuk install SS Engine 3, jadi lumayan nyaman kalo mau dibawa ke warnet.


Pretty much straight forward menu, ndak ada tombol-tombol aneh kalo mau masuk menu lainnya. Semua terpampang di satu layar aja tanpa harus klik2 lainnya lagi. Rada advance dikit, tapi seiring waktu bisa langsung dimengerti koq.

Very-very cute macro editor. Segalanya dapat di customize, tinggal klik kanan setiap tombol yang mau diedit aje, bisa keluar semua settingannya.


Overall, untuk urusan performa, ada upgrade dan juga ada sedikit downgrade. Bug di kinzu v2 yang dimana rada sensitif trackingnya dengan surface yang banyak corak warnanya sudah hilang di kinzu v3 ini. Better tracking overall sih. Tapi di sisi lain, jitternya lumayan meningkat dibandingkan dengan kinzu v2 yang lama. Dan juga cpi increment/decrementnya terkunci di increment/decrement 250dpi. Rada mengganggu sih. No onboard memory too. Quite a downgrade kalo soal onboard memory dari zamannya kinzu v2. LoDnya masuk itungan standard dan tolerate-able dah. Sedikit tape mod kalo mau turunin LoDnya. Maximum negative accelerationnya yang ndak terlalu tinggi. More or less almost the same seperti kinzu v2. Cuman tanpa bug begonya kinzu v2 aje ama mousepad bercorak aneh. Driver SS Engine 3 is pretty good untungnya, jadi more or less a lot of give or take untuk dipikirkan untuk mouse ini. Overall a bit nice performance lah dengan banyak point-point minus there and here. Tinggal sesuaikan dengan preferensi grip aje kalo uda gitu.

Summary




Overall, dari sudut pandang dibandingkan dengan kakaknya si kinzu v2, SteelSeries Kinzu v3 ini membawa tuningan SteelSeries ke arah yang lebih baik. Bug di kinzu v2 yang dimana rada ngaco sama mousepad yang bercorak sudah hilang di kinzu v3 ini. Packaging dan juga fiturnya ndak beda jauh dengan kinzu v2, cuman untuk urusan sensor, rada tinggi level jitternya dan LoDnya quite standard, untungnya problem di kinzu v2 sudah di fix di kinzu v3 ini. No onboard memory and no dedicated macro button sudah menjadi ciri khas untuk kinzu series, so no complain for that. Harganya yang sekarang masih rada fluktuatif, sejujurnya banyak saingan untuk kinzu v3 ini. Cuman kalo uda tanya soal claw grip, yaudah dah , rada susah buat kalahin kenyamanan si kinzu v3 ini. Plus untuk soal clicknya, ndak tau dah SS pake switch apa, kliknya rada pas abis kalo mau dipake buat tapping multiklik atau sejenisnya. Pretty awesome kalo mau dipake buat hajar tapping. Mudah-mudahan kedepannya harganya kinzu lumayan turun biar bisa bersaing dengan mouse-mouse entry level dari brand gaming lainnya. Apakah mouse ini cocok dan layak untuk dimiliki? Sesuaikan dengan preferensi sendiri. Review ini dibuat hanya untuk memberikan informasi yang mendetail untuk pembaca sekalian. Cocok atau gak, itu sudah urusan dengan preferensi masing-masing.

And here we are at the end of this review. Thanks to SteelSeries Indonesia yang sudah meminjam demo unit ini untuk review ini. Next up untuk SteelSeries ada mouse mega epic , si SteelSeries Sensei Wireless, tunggu yak emoticon-Stick Out Tongue. Jika ada kata-kata yang salah dalam review ini, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. See yha guys on my next review, happy gaming emoticon-Wink.

Regards,

Massacare.
Diubah oleh Massacare 15-10-2014 08:33
0
13.4K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Hardware Review Lab
Hardware Review LabKASKUS Official
2.2KThread980Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.