- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
MEMAKSA mobil priibadi memakai pertamax lebih baik daripada menaikkan harga premium
...
TS
ardefarifani
MEMAKSA mobil priibadi memakai pertamax lebih baik daripada menaikkan harga premium
Selamat malam agan/ aganwati kaskuser sekalian
Selama ini saya hanya menjadi silent reader di kaskus, dan cuma sedikit memberi komentar. Namun, masalah subsidi BBM saat ini benar-benar menggelitik saya untuk ikutan buat thread mengenai BBM di forum ini. Izinkan saya untuk memberikan sedikit opini dan masukan saya. Kalau ada tambahan masukan, silahkan ditambahkan di kolom komentar.
Seperti yang udah banyak bgt dibahas belakangan ini, subsidi BBM dinilai sangat memberatkan APBN kita (http://www.suaramerdeka.com/v1/index...ra-Subsidi-BBM). Apalagi, subsidi ini dinilai sangat tidak tepat sasaran (http://economy.okezone.com/read/2013...-tepat-sasaran). Lebih banyak dinikmati oleh kaum berduit untuk mobil-mobilnya. Jujur deh, ga sedikitkan agan-agan lihat inova, fortuner, altis, civic, acord, CRV, dan banyak mobil menengah ke atas lainnya masih minum premium. Miris gak sih gan liatnya?
Kesulitan yang dihadapi pemerintah saat ini, pengurangan subsidi BBM dengan jalan menaikkan harga premium, tidak hanya berdampak pada mereka yg punya mobil, tapi lebih ke masyarakat luas. Ya tau sendirilah gan, BBM naik, berarti ongkos kirim naik, dan semua bahan kebutuhan ikutan naik. Jadi, rakyat kecil yang ga punya kendaraan juga ikutan merasakan dampaknya.
Agan/aganwati punya solusi ga buat bantu pemerintah? Yuk di share dimari. Kalau saya sih, solusi teradil tentunya dengan "memaksa" mobil pribadi beli pertamax. Tp, gimana nyiasatinnya ya? Nih beberapa jalan keluar yg mungkin menurut saya. Tambahin ya gan.
1. Pemerintah mengeluarkan Surat Izin Menggunakan Premium (SIMP), ya semacam kartu gitu gan (secara presiden kita nanti suka bgt bagi-bagi kartu). Misalnya kartukayak gini gan
di kartu itu tertera jelas kendaraan apa yg boleh pake premium, siapa pemiliknya, keterangan kenapa boleh pake premium, dan sampai kapan berlaku.
Nah, tugasnya pemerintah ya tinggal buat peraturan mana aja yang boleh pake premium mana yg nggak, misalnya jenis mobil apa yg boleh, produksi tahun brp, kapasitas brp cc, dan mobil dengan kepentingan apa aja yg boleh pake premium.
kalo mo lebih canggih, kartu ini mestinya dibuat semacam kartu debit. Misalnya, tiap bulan dikasih kuota maksimal ngisi 300 liter. Tiap ngisi, kartu digesekin. dan kuotanya otomatis berkurang. kalau lebih dari kuota perbulan?? ya pake pertamaxlah... Dengan cara dibatasin kayak gini, si pemilik mobil ga bisa seenaknya ngisi murah, terus dijual lagi.
Nah, gimana cara ngedapetin kartu ini? paling gampang ya berhubungan dengan yg punya data lengkap kendaraan. kartu ini bisa juga digabungin sama pengurusan stnk di samsat. jadi si empunya mobil bisa mendapatkan dan memperpanjang kartunya bareng perpanjangan stnk. kalo ga bayar pajak alias ga perpanjang stnk?? kartunya otomatis ga bisa dipake.
2. Pemerintah mengeluarkan stiker "Boleh Isi Premium".
Sejalan dengan kartu di atas, untuk mobil yang boleh pake premium, wajib masang stiker khusus ini di sisi kanan atas mobilnya. contoh stikernya
di stiker itu juga ada data mobilnya. jadi stikernya ga bisa seenaknya dilepas, ditempel di mobil lain yang ga berhak. nah gimana peraturan dan cara mengambil stikernya? sama dengan cara kartu tadi. Dua sistem ini bisa dibuat sendiri-sendiri, dipilih salah satunya. Tapi, lebih baik lagi kalau dijalankan bersamaan. Dengan pembatasan ini, cuma mobil tertentu yang bisa pake premium
3. Pemerintah mengeluarkan kupon pembelian bensin dan solar bersubsidi. Kupon ini dibagiin tiap bulan, dijatah maksimal brp liter sebulan dan diberikan pada yang berhak. Kalau bisa, di kupon ini dicantumin merk, warna, tahun kendaraan dan tanggal kadaluarsa kupon. Dengan cara ini, kupon ga bisa seenaknya diperjual belikan ke orang lain. Cuma, sistem kupon ini kayaknya lebih ribet dari dua sistem di atas. Bayangin aja, sebulan sekali kudu bagi-bagi kupon. Mungkin sistem kupon ini lebih efektif dibagiin ke kendaraan umum di bawah satu naungan. Jadi supir-supir yang biasanya gonta-ganti ga harus riber dengan kartu dan segala macem. Cukup kasih kupon tiap mereka mau berangkat.
4. Mobil dinas pelat merah tetep ga boleh pake premium. (yg ini udah bagus gan, terusin)
5. Pombensin yang hanya dilalui mobil dan kalangan menengah ke atas dilarang menjual premium. Misalnya, yg udah ada sekarang gan, pom di tol. bagus itu, orang yang beli di situ pasti mobil. Nah, tambahan nih. Untuk pombensin di lingkungan perumahan menengah ke atas, sebaiknya juga ga menjual premium. Jadi mereka-mereka yg tinggal di lingkungan menengah ke atas harus terbiasa make pertamax
6. Pembatasan jam pembelian premium.
Kalau solar bisa dijual dengan cara ini, kenapa premium nggak? Mobil yang beli premium kebanyakan mobil orang kantoran, yg notabene harus berangkat pagi dan pulang sore. nah, biar orang kantoran yang umumnya mobilnya bagus dan punya duit ini beli bensin non subsidi, premium, mestinya hanya boleh dijual dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore, hari senin sampai jumat. atau dengan kata lain, dijual pas orang-orang lagi pada ngantor. Jadi, yg ngantornya pagi-pagi, dan terbiasa ngisi bensin pagi sebelum kerja atau malem setelah pulang kantor, harus beli pertamax. yah, kecuali kalo rela bolos kerja demi ngisi bensin.
7. Membagikan pamflet di tiap SPBU mengenai apa itu pertamax, kenapa kita harus pakai pertamax, apa keunggulan pertamax bagi mesin, dan apa efek jangka panjang penggunaan premium untuk mesin. Pamflet ini wajib diberikan untuk semua pengendara mobil yang masih pake premium.
8. Memberi reward untuk para pengisi pertamax.
Hadiahnya, bisa berupa pengurangan pajak kendaraan, atau hadiah lainnya. Misalnya, tiap ngisi pertamax minimal 10 liter, dapet 1 stiker. Ya, semacem stiker kalau belanja di hipermart gitu. Nah stiker itu dikumpulin sama pemilik mobil. Dalem setahun, pas perpanjangan STNK, stiker itu ditunjukin. Bukti kalau pemilik mobil setia pake pertamax. Seumpama, dalem setahun berhasil ngumpulin minimal 150 stiker, yang punya mobil berhak mendapatkan pengurangan pajak kendaraan. Diskon 5%, 10%, 15%, tergantung banyaknya stiker yang dikumpulkan. Semakin banyak isi pertamax, semakin banyak pengurangan pajaknya. Nah, agar stiker ga disalahgunakan (misalnya ngisi pertamax di avanza, trus, stikernya dipakein buat ngurangin pajak mobil lain, contoh: pajero) di buku stiker itu harus ada data lengkap kendaraan, jenis, nomer polisi, dsb. Dan stiker di cap sama SPBU. Selesai perpanjangan, diberikan buku stiker baru.
Atau reward lainnya, misalnya, untuk pengisian pertamax minimal 10 liter, pertamina ngasih kupon undian, dengan hadiah yang mampu menarik orang untuk ikutan ngisi pertamax. Misalnya hadiah mobil, motor, barang eektronik, dsb. Kupon bisa diisi dan dimasukkan di SPBU mana aja. Diundi sebulan sekali. Dijamin, para penyuka undian, bakal demen ngisi pertamax.
9. Mengubah bentuk lubang pengisian bensin mobil-mobil keluaran baru.
Kalau bisa, mobil-mobil baru dibuatin lubang pengisian dengan diameter lebih kecil dari lubang bensin mobil yang ada sekarang. Nah, kebijakan ini, dibarengin dengan mengubah kepala selang bensin pertamax. Dibuat dengan diameter lebih kecil. Dengan cara ini, mobil keluaran baru, hanya bisa diisi dengan pertamax.
10. Meningkatkan ragam dan jumlah transportasi umum.
Kalau KRL, Bus Trans, monorel, MRT, atau transportasi umum apapun itu, memiliki jumlah memadai, nyaman, mampu menjangkau berbagai pelosok, pasti tepat waktu dan tersedia kapan saja dibutuhkan, bukan ga mungkin pemakai mobil lebih memilih naik transportasi umum ketimbang naik mobil pribadi. Ini juga membantu menghemat BBM kan?
11. Meningkatkan pajak kendaraan bermotor dan meningkatkan retribusi parkir. Dengan cara ini, orang yang mau punya banyak mobil dan orang yang kemana-mana naik mobil bakal berfikir dua kali untuk naik kendaraan pribadi. Bisa jadi lebih memilih transportasi umum
12. Menyediakan tortoar, zebra cross, jembatan penyebrangan dsb, yang nyaman, rindang, dan bebas dari kendaraan, khusus untuk para pejalan kaki
13. Setiap sekolah diutamakan menerima siswa yang rumahnya berada di dekat sekolah. Dan mewajibkan sekolah menyediakan antar jemput untuk siswanya. Dengan cara ini, ga ada tuh macet pagi-pagi untuk nganter anak sekolah. Ortu juga ga harus nganter jemput anak ke sekolah. Jadi, bisa bantu ngurangin konsumsi BBM kan?
Itu beberapa contoh mengurangi subsidi BBM tanpa harus meningkatkan harga BBM bersubsidi dan mengorbankan rakyat kecil.
Agan/ Aganwati sekalian punya ide lain?
Bantu tambahin disini yuuuk... Syukur-syukur kalau ide kita ini didengar pemerintah, dan mampu mengurangi beban subsidi.
Akhir kata, ga usah terlalu banyak nyentil pemerintah dulu deh. Yuk. kita lihat ke diri masing-masing. Apa yang udah kita lakukan buat bantuin negara ini? Masa untuk hal kecil aja kita ga mau? Sekali-sekali isi pertamax ya gaaaan...
^_^
Selama ini saya hanya menjadi silent reader di kaskus, dan cuma sedikit memberi komentar. Namun, masalah subsidi BBM saat ini benar-benar menggelitik saya untuk ikutan buat thread mengenai BBM di forum ini. Izinkan saya untuk memberikan sedikit opini dan masukan saya. Kalau ada tambahan masukan, silahkan ditambahkan di kolom komentar.
Seperti yang udah banyak bgt dibahas belakangan ini, subsidi BBM dinilai sangat memberatkan APBN kita (http://www.suaramerdeka.com/v1/index...ra-Subsidi-BBM). Apalagi, subsidi ini dinilai sangat tidak tepat sasaran (http://economy.okezone.com/read/2013...-tepat-sasaran). Lebih banyak dinikmati oleh kaum berduit untuk mobil-mobilnya. Jujur deh, ga sedikitkan agan-agan lihat inova, fortuner, altis, civic, acord, CRV, dan banyak mobil menengah ke atas lainnya masih minum premium. Miris gak sih gan liatnya?
Kesulitan yang dihadapi pemerintah saat ini, pengurangan subsidi BBM dengan jalan menaikkan harga premium, tidak hanya berdampak pada mereka yg punya mobil, tapi lebih ke masyarakat luas. Ya tau sendirilah gan, BBM naik, berarti ongkos kirim naik, dan semua bahan kebutuhan ikutan naik. Jadi, rakyat kecil yang ga punya kendaraan juga ikutan merasakan dampaknya.
Agan/aganwati punya solusi ga buat bantu pemerintah? Yuk di share dimari. Kalau saya sih, solusi teradil tentunya dengan "memaksa" mobil pribadi beli pertamax. Tp, gimana nyiasatinnya ya? Nih beberapa jalan keluar yg mungkin menurut saya. Tambahin ya gan.
1. Pemerintah mengeluarkan Surat Izin Menggunakan Premium (SIMP), ya semacam kartu gitu gan (secara presiden kita nanti suka bgt bagi-bagi kartu). Misalnya kartukayak gini gan
di kartu itu tertera jelas kendaraan apa yg boleh pake premium, siapa pemiliknya, keterangan kenapa boleh pake premium, dan sampai kapan berlaku.
Nah, tugasnya pemerintah ya tinggal buat peraturan mana aja yang boleh pake premium mana yg nggak, misalnya jenis mobil apa yg boleh, produksi tahun brp, kapasitas brp cc, dan mobil dengan kepentingan apa aja yg boleh pake premium.
kalo mo lebih canggih, kartu ini mestinya dibuat semacam kartu debit. Misalnya, tiap bulan dikasih kuota maksimal ngisi 300 liter. Tiap ngisi, kartu digesekin. dan kuotanya otomatis berkurang. kalau lebih dari kuota perbulan?? ya pake pertamaxlah... Dengan cara dibatasin kayak gini, si pemilik mobil ga bisa seenaknya ngisi murah, terus dijual lagi.
Nah, gimana cara ngedapetin kartu ini? paling gampang ya berhubungan dengan yg punya data lengkap kendaraan. kartu ini bisa juga digabungin sama pengurusan stnk di samsat. jadi si empunya mobil bisa mendapatkan dan memperpanjang kartunya bareng perpanjangan stnk. kalo ga bayar pajak alias ga perpanjang stnk?? kartunya otomatis ga bisa dipake.
2. Pemerintah mengeluarkan stiker "Boleh Isi Premium".
Sejalan dengan kartu di atas, untuk mobil yang boleh pake premium, wajib masang stiker khusus ini di sisi kanan atas mobilnya. contoh stikernya
di stiker itu juga ada data mobilnya. jadi stikernya ga bisa seenaknya dilepas, ditempel di mobil lain yang ga berhak. nah gimana peraturan dan cara mengambil stikernya? sama dengan cara kartu tadi. Dua sistem ini bisa dibuat sendiri-sendiri, dipilih salah satunya. Tapi, lebih baik lagi kalau dijalankan bersamaan. Dengan pembatasan ini, cuma mobil tertentu yang bisa pake premium
3. Pemerintah mengeluarkan kupon pembelian bensin dan solar bersubsidi. Kupon ini dibagiin tiap bulan, dijatah maksimal brp liter sebulan dan diberikan pada yang berhak. Kalau bisa, di kupon ini dicantumin merk, warna, tahun kendaraan dan tanggal kadaluarsa kupon. Dengan cara ini, kupon ga bisa seenaknya diperjual belikan ke orang lain. Cuma, sistem kupon ini kayaknya lebih ribet dari dua sistem di atas. Bayangin aja, sebulan sekali kudu bagi-bagi kupon. Mungkin sistem kupon ini lebih efektif dibagiin ke kendaraan umum di bawah satu naungan. Jadi supir-supir yang biasanya gonta-ganti ga harus riber dengan kartu dan segala macem. Cukup kasih kupon tiap mereka mau berangkat.
4. Mobil dinas pelat merah tetep ga boleh pake premium. (yg ini udah bagus gan, terusin)
5. Pombensin yang hanya dilalui mobil dan kalangan menengah ke atas dilarang menjual premium. Misalnya, yg udah ada sekarang gan, pom di tol. bagus itu, orang yang beli di situ pasti mobil. Nah, tambahan nih. Untuk pombensin di lingkungan perumahan menengah ke atas, sebaiknya juga ga menjual premium. Jadi mereka-mereka yg tinggal di lingkungan menengah ke atas harus terbiasa make pertamax
6. Pembatasan jam pembelian premium.
Kalau solar bisa dijual dengan cara ini, kenapa premium nggak? Mobil yang beli premium kebanyakan mobil orang kantoran, yg notabene harus berangkat pagi dan pulang sore. nah, biar orang kantoran yang umumnya mobilnya bagus dan punya duit ini beli bensin non subsidi, premium, mestinya hanya boleh dijual dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore, hari senin sampai jumat. atau dengan kata lain, dijual pas orang-orang lagi pada ngantor. Jadi, yg ngantornya pagi-pagi, dan terbiasa ngisi bensin pagi sebelum kerja atau malem setelah pulang kantor, harus beli pertamax. yah, kecuali kalo rela bolos kerja demi ngisi bensin.
7. Membagikan pamflet di tiap SPBU mengenai apa itu pertamax, kenapa kita harus pakai pertamax, apa keunggulan pertamax bagi mesin, dan apa efek jangka panjang penggunaan premium untuk mesin. Pamflet ini wajib diberikan untuk semua pengendara mobil yang masih pake premium.
8. Memberi reward untuk para pengisi pertamax.
Hadiahnya, bisa berupa pengurangan pajak kendaraan, atau hadiah lainnya. Misalnya, tiap ngisi pertamax minimal 10 liter, dapet 1 stiker. Ya, semacem stiker kalau belanja di hipermart gitu. Nah stiker itu dikumpulin sama pemilik mobil. Dalem setahun, pas perpanjangan STNK, stiker itu ditunjukin. Bukti kalau pemilik mobil setia pake pertamax. Seumpama, dalem setahun berhasil ngumpulin minimal 150 stiker, yang punya mobil berhak mendapatkan pengurangan pajak kendaraan. Diskon 5%, 10%, 15%, tergantung banyaknya stiker yang dikumpulkan. Semakin banyak isi pertamax, semakin banyak pengurangan pajaknya. Nah, agar stiker ga disalahgunakan (misalnya ngisi pertamax di avanza, trus, stikernya dipakein buat ngurangin pajak mobil lain, contoh: pajero) di buku stiker itu harus ada data lengkap kendaraan, jenis, nomer polisi, dsb. Dan stiker di cap sama SPBU. Selesai perpanjangan, diberikan buku stiker baru.
Atau reward lainnya, misalnya, untuk pengisian pertamax minimal 10 liter, pertamina ngasih kupon undian, dengan hadiah yang mampu menarik orang untuk ikutan ngisi pertamax. Misalnya hadiah mobil, motor, barang eektronik, dsb. Kupon bisa diisi dan dimasukkan di SPBU mana aja. Diundi sebulan sekali. Dijamin, para penyuka undian, bakal demen ngisi pertamax.
9. Mengubah bentuk lubang pengisian bensin mobil-mobil keluaran baru.
Kalau bisa, mobil-mobil baru dibuatin lubang pengisian dengan diameter lebih kecil dari lubang bensin mobil yang ada sekarang. Nah, kebijakan ini, dibarengin dengan mengubah kepala selang bensin pertamax. Dibuat dengan diameter lebih kecil. Dengan cara ini, mobil keluaran baru, hanya bisa diisi dengan pertamax.
10. Meningkatkan ragam dan jumlah transportasi umum.
Kalau KRL, Bus Trans, monorel, MRT, atau transportasi umum apapun itu, memiliki jumlah memadai, nyaman, mampu menjangkau berbagai pelosok, pasti tepat waktu dan tersedia kapan saja dibutuhkan, bukan ga mungkin pemakai mobil lebih memilih naik transportasi umum ketimbang naik mobil pribadi. Ini juga membantu menghemat BBM kan?
11. Meningkatkan pajak kendaraan bermotor dan meningkatkan retribusi parkir. Dengan cara ini, orang yang mau punya banyak mobil dan orang yang kemana-mana naik mobil bakal berfikir dua kali untuk naik kendaraan pribadi. Bisa jadi lebih memilih transportasi umum
12. Menyediakan tortoar, zebra cross, jembatan penyebrangan dsb, yang nyaman, rindang, dan bebas dari kendaraan, khusus untuk para pejalan kaki
13. Setiap sekolah diutamakan menerima siswa yang rumahnya berada di dekat sekolah. Dan mewajibkan sekolah menyediakan antar jemput untuk siswanya. Dengan cara ini, ga ada tuh macet pagi-pagi untuk nganter anak sekolah. Ortu juga ga harus nganter jemput anak ke sekolah. Jadi, bisa bantu ngurangin konsumsi BBM kan?
Itu beberapa contoh mengurangi subsidi BBM tanpa harus meningkatkan harga BBM bersubsidi dan mengorbankan rakyat kecil.
Agan/ Aganwati sekalian punya ide lain?
Bantu tambahin disini yuuuk... Syukur-syukur kalau ide kita ini didengar pemerintah, dan mampu mengurangi beban subsidi.
Akhir kata, ga usah terlalu banyak nyentil pemerintah dulu deh. Yuk. kita lihat ke diri masing-masing. Apa yang udah kita lakukan buat bantuin negara ini? Masa untuk hal kecil aja kita ga mau? Sekali-sekali isi pertamax ya gaaaan...
^_^
Diubah oleh ardefarifani 29-08-2014 17:33
nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
3.2K
58
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok