- Beranda
- Pilih Capres & Caleg
Pemimpin Indonesia memang butuh orang sinting
...
TS
steeve_1
Pemimpin Indonesia memang butuh orang sinting
Spoiler for "Bacaan 1":
Ada Sintingnya Juga Jokowi dan Ahok
Entah kebetulan ada tidak, beberapa waktu lalu Mempora Roy Suryo mengatakan Ahok, Plt. Gubernur DKI Jakarta kurang waras, lalu menyusul Fahri Hamzah mengatakan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta yang lagi cuti ini sinting.
Kata “sinting” atau “tidak waras”, kalau diucapkan dengan dibarengi emosi dan ditujukan kepada lawan atau orang yang tidak disenangi pasti bermakna negatif, sesuai arti sebenarnyalah (denotatif), yakni sedeng; miring; tidak beres pikirannya; agak gila.
Namun kalau diucapkan dalam candaan dan ditujukan kepada kawan atau orang yang kita puji, maknanya bisa positif (jadi bermakna konotatif). Seorang yang berani menerobos rumah yang sedang terbakar untuk menolong seorang anak yang tidur di loteng rumah, bisa disebut tindakan sinting, tetapi ketika dia keluar dengan selamat bersama anak yang ditolongnya maka dia menjadi pahlawan.
Dulu di zaman Orde Baru, ada seorang politisi PDIP bernama Aberson M. Sihaloho (sudah almarhum), dia mengatakan P4 adalah dongeng komiknya Soeharto, dwi fungsi ABRI bertentangan dengan UUD 1945. Waktu itu dia dibilang sinting oleh teman-temannya politisi karena berani “melawan” Soeharto. Walau banyak yang sependapat, Aberson waktu itu tetap diadili dan dihukum karena menghina Presiden dan ABRI. Tetapi kemudian Aberson terbukti benar, P4 dicabut dan dwi fungsi ABRI pun dihapus.
Terkait dengan Jokowi dan Ahok, kalau melihat sepak terjangnya selama ini keduanya ada juga rada sintingnya. Mereka berdua sering melakukan tindakan yang tidak lazim dan melawan arus. Mereka berdua yang hanya didukung partai kecil tidak berusaha berbaikan dengan DPRD DKI malah berani menantang DPRD DKI, misalnya: proyek peninggalan Foke Fauzi Bowo yang didudukung oleh DPRD diminta supaya diaudit ulang, sementara DPRD tidak setuju; mereka mencoret Anggaran Rutin yang Mendahului untuk DPRD DKI. Banyak lagi kebijakan mereka yang tak selaras dengan keinginan anggota-anggota DPRD, seperti memangkas berbagai anggaran pengeluaran, penyediaan rumah susun murah, dan lain-lain, semua itu sempat membuat anggota DPRD DKI hendak melengserkan mereka.
Kalau Anda menyaksikan Ahok dalam acara Mata Najwa akhir Juni 2014, maka Anda dapat menyaksikan betapa hebat idealismenya, ada juga “sinting”-nya.
Di awal pencapresan Jokowi, tindakannya untuk membantuk koalisi ramping dan tidak ada komitmen bagi-bagi kursi di antara partai koalisi sesungguhnya termasuk “tindakan sinting”. Itu jelas bukan mencari kawan, tetapi sebaliknya menciptakan lawan. Dan benar, itu sebabnya hanya sedikit partai politik yang merapat mendukung pencapresan Jokowi.
Sebagai pengagum Jokowi dan Ahok, saya ingin menyampaikan, teruskanlah ke-”sinting”-an Anda berdua demi kemajuan Indonesia dan kemajuan kota Jakarta.
http://politik.kompasiana.com/2014/0...ok-665507.html
----------------------------------
Spoiler for "Bacaan 2":
Bagi Ahok, Perlu Orang Gendheng yang Berani Melawan untuk Bersihkan Birokasi
Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang melakukan penataan dan pembersihan di birokrasi Pemprov yang dia pimpin. Menurut Ahok, orang baik saja tidak cukup untuk melakukan hal tersebut, diperlukan orang yang 'gila' untuk berani melawan.
Menurut Ahok, modal baik saja tidak cukup untuk menjadi pejabat di DKI Jakarta. Kata politisi Partai Gerindra itu, mental kuat juga dibutuhkan karena pekerjaannya berat dan penuh tantangan.
"Makanya di sini yang dibutuhkan orang baik saja nggak cukup, mesti orang gendheng yang berani lawan. Orang baik banyak, yang berani lawan itu yang susah," ujar Ahok di Jakarta Rabu (6/7/2014).
Apa yang disampaikan Ahok tersebut terkait dengan rencana Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta (Kadisdik) Lasro Marbun yang berniat mundur dari jabatannya. Lasro mengalami stress berat.
Permintaan Lasro mundur itu terbilang mengejutkan. Padahal ia baru menjabat sebagai Kadisdik DKI Jakarta baru sekitar 6 bulan.
"Dia (Lasro) memang nggak tahan dia. stressnya sudah terlalu tinggi kali di dinas itu. Dia minta pindah sudah. Lasro minta pindah, dia nggak sanggup di situ," kata Ahok.
Ahok berkata, dalam pengakuannya, Lasro mengungkap banyak hal tentang alasannya mundur. Salah satunya karena sifat para anak buahnya yang susah diatur.
"Pak Lasro sih termasuk orang bagus, orang jujur. Tapi dia bilang ke saya, sudah terlalu parah di dinas pendidikan," ucap Ahok.
Lasro dilantik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kadisdik, Rabu (12/2/2014) lalu. Ia semula menjabat sebagai Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Kabiro Ortala) menggantikan posisi Taufik Mulyanto
http://news.detik.com/read/2014/08/0...si?nd771104bcj
----------------------------------------------------
Spoiler for "Kesimpulan":
Betul kata si Fahri Hamzah tentang kesinting/gendhengan Pak Jokowi...
Gimana ga butuh orang benar2 sinting, lah kalo cuma butuh orang baik saja ga bisa melawan arus kebobrokan pejabat di Indonesia ini.
Orang baik bisa terbawa arus kesintingan pejabat... dibutuhkan orang baik dan gendheng untuk melawan kebobrokan.... betul kata pak Ahok
Selamat berjuang pak Jokowi & Ahok
anasabila memberi reputasi
1
1K
Kutip
13
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
22.5KThread•3.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok