Pembangunan kereta api pertama kali oleh Perusahaan kereta api swasta belanda NIS (netherland Indische Spoorweg).
Jalur kereta api pertama kali di bangun di desa Kemijen ( stasiun SAMARANG NIS ) hingga ke desa tanggung ( stasiun Tanggung ) sejauh 26 km, jalur ini resmi beroperasi pertama kali pada tanggal 10 Agustus 1867.
Pada awalnya lebar Rel yang digunakan oleh NIS untuk proyek lintas SAMARANG - SOLO - YOGYAKARTA menggunakan lebar rel 1435mm namun, pada perkembangan pembangunan rel di jawa dan sumatra nantinya menggunakan 4 jenis lebar rel yaitu 1435mm, 1067mm, 750mm dan 600mm

Pada Tahun 1871 NIS mulai mengoperasikan jalur kereta api lintas Batavia ( Jakarta ) - Buitenzorg ( Bogor ), pada lintas ini NIS tidak menggunakan lebar rel 1435mm melainkan menggunakan lebar rel 1067mm, hal ini berdasarkan studi kelayakan dari kondisi kontur tanah dan biaya pembangunan menggunakan lebar 1067mm relatif lebih murah

menunjuk pada Burgerlijke Openbare Werken ( B.O.W ) dibentuklah perusahaan kererta api negara ( StaatSpoorweg ) yang di pimpin oleh D. Maarschalk, pada 6 April 1875 SS untuk pertama kali nya mulai membangun jalur Surabaya - Pasuruan yang mulai resmi beroperasi pada 16 Mei 1878. Pada tahun 1877 StaatSpoorweg ( SS ) juga mulai membangun jalur Buitenzorg ( Bogor ) - Sukabumi - Cianjur - Padalarang - Bandung yang mulai beroperasi pada tahun 1913

Jalur Batavia ( Jakarta ) - Bekasi dibangun oleh perusahaan kereta api swasta BOS ( Batavia Ooster Spoorweg ) yang mulai resmi beroperasi tahun 1887, namun pada tahun 1913 perusahaan kereta api BOS ini diakusisi oleh Perusahaan kereta api negara ( StaatSpoorweg )

Jalur kereta api di sumatera barat di bangun pada tahun 1873 dan selesai pada tahun 1894 mulai dari payakumbu - padang panjang hingga Emmahaven ( teluk bayur ), Jalur di sumatera barat ini di fungsikan untuk mengangkut batu bara dari tambang di Sawahlunto ke Emmahaven ( Teluk Bayur )

Pembangunan jalur kereta Api di sulawesi, tak banyak informasi yang di dapat dati jalur ini, belanda sempat membangun jalur dari makassar hingga takalar sejauh 47 km dan beroperasi pertama kali pada bulan july 1922, namun hanya berusia 2 tahun kemudian jalur tersebut di tutup

Pembangunan jalur kereta api di Aceh awalnya menggunakan lebar rel 1067 mm, di buka pertama kali pada 26 juni 1874 dari pelabuhan olehleh - kotaradja, namun karena di rasa lebar rel 1067 kurang cocok dibangun di aceh maka selanjutnya Atjeh Tram menggunakan lebar rel 750 mm , pembangunan jaringan rel di aceh ini ditujukan utk memobilisasi tentara dan logistik perang

Rencana elektrifikasi jalur kereta api pertama kali di gagas oleh Insinyur Belanda Mr Dame, dan kemudian di realisasikan oleh Mr P. A. roelofsen, pada rencana nya jalur yang akan di elektrifikasi adalah lintas Surabay - Malang atau Buitenzorg ( Bogor ) - Sukabumi - Bandung dan Purwakarta - Padalarang
Namun karena pada saat itu stasiun Tanjung Priuk sangat ramai akan kedatangan wisatawan dari eropa maka akhir nya di pilihlah Lintas Tanjung Priuk - - Meester Cornelis ( Jatinegara ) - Buitenzorg ( Bogor ), adalah Electrische Staat Spoorweg ( ESS ) / Perusahaan Kereta Listrik Negara yang membangun jalur elektrifikasi ini, Bahan Material didatangkan langsung dari negeri Belanda mulai tahun 1923. Untuk mensupply listrik armada nya, ESS membangun 2 PLTA, yaitu PLTA Kratjak dan PLTA Oebroeg, sekaligus untuk distribusi listrik nya ESS membangun 4 Gardu listrik, yaitu di Buitenzorg ( Bogor ), Depok, Meester Cornelis ( Jatinegara ) dan Ancol.
Ujicoba lintas Elektrifikasi pertama kali di lakukan pada 24 Desember 1924 berjalam dari stasiun Tanjung Priuk - Meester Cornelis ( Jatinegara ) via Pasar Senen, Jalur elektrifikasi ini diresmikan pada 6 April 1925 bertepatan dengan diresmikan nya Stasiun Tanjung Priuk yang telah di rehab dan Perayaan 50 tahun berdiri nya StaatSpoorweg