Halo semuanya.. Tadi malam saya baru saja menonton pertunjukan Calonarang di Desa Lelateng, Jembrana, Bali.
Pertunjukan ini dilakukan saat odalan Pura Dalem. Dramatari calonarang ini merupakan ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu hitam maupun ilmu putih, dikenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Panengen.



Lakon-lakon yang ditampilkan pada umumnya berakar dari cerita Calonarang, sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada abad ke IX. Cerita lain yang juga sering ditampilkan dalam drama tari ini adalah cerita Basur, sebuah cerita rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Bali. Karena pada beberapa bagian dari pertunjukannya menampilkan adegan adu kekuatan dan kekebalan (memperagakan adegan kematian bangke-bangkean, menusuk rangda dengan senjata tajam secara bebas) maka Calonarang sering dianggap sebagai pertunjukan adu kekebalan (batin).



Cerita calonarang ini biasanya dimulai pada pukul 00.00 WITA , kemudian dilaksanakan di dekat setre/kuburan (Pura Dalem). Inti ceritanya merupakan perpaduan dari tiga unsur penting, yakni Babarongan diwakili oleh Barong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras (Pandung) dan Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya (murid-murid). Tokoh penting lainnya dari dramatari ini adalah Matah Gede dan Bondres. Karena pagelaran dramatari ini selalu melibatkan Barong Ket maka Calonarang sering disamakan dengan Barong Ket. Pertunjukan Calonarang bisa diiringi dengan Gamelan Semar Pagulingan, Bebarongan, maupun Gong Kebyar.





Ditempat pertunjukan harus ada sebuah balai tinggi (trajangan atau tingga) dan pohon pepaya. Pohon pepaya merupakan tempat bagi Ni Calonarang untuk bersandar nantinya. Saat pertunjukan, ada pawang (Jero mangku) yang harus siap siaga untuk mengawasi jalannya acara.



Selain pawang, ada pula beberapa Pecalang dan Pemangku (jumlahnya bisa lebih dari 8) yang ikut mengawasi acara. Hal ini karena saat puncak acara, maka semua pemain yang memakai topeng (Calonarang, Barong Ket ) akan kesurupan. Sehingga perlu adanya penjagaan agar tidak melukai penonton.

Pertunjukan Calonarang akan memanggil/melawan leak leak yang ada di sekitar tempat pertunjukan. Secara naluri, orang orang yang bisa / keturunan leak akan datang ke acara pertunjukan tersebut, karena adanya kekuatan yang besar yang ada di dalam pertunjukan ini. Orang orang ini datang ada yang karena penasaran dengan kekuatan tersebut, ada pula yang ingin adu kekuatan.

Saat puncak acara, Banaspati raje (Leak) dipanggil untuk datang dan mengadu kekuatan. Nah hal ini akan membuat (sebut saja hantu) yang ada di dalam diri orang yang bisa ngeleak untuk keluar, sehingga orang ini akan kerasukan. Orang bali percaya bahwa jika ada orang yang kerasukan saat pertujukan ini, artinya orang tersebut bisa ngeleak.

tadi malam, ada 1 ibu ibu yang kerasukan. Tepat disamping saya. Saat sedang menonton beliau tiba-tiba seperti kejang-kejang dan akhirnya dibantu oleh Pemangku diberi tirte (air suci) dan di bawa masuk ke dalam pure untuk dibersihkan.



Kemudian, nantinya Calonarang ini akan di tusuk-tusuk menggunakan keris. tetapi dia tidak akan terluka karena memang memiliki ilmu kebal. untuk mengakhiri pertunjukan, Jero mangku akan datang dan memberikan tirte untuk para pemain yang kerasukan. kemudian akan di bawa masuk juga ke dalam pure.

Seru sekali pertunjukan ini, saya saja pengen nonton lagi. tapi tidak setiap bulan ada. biasanya hanya ada saat ada odalan di pure dalem.

Demikian ceritanya, maaf kalo agak panjang dan malas baca. tapi kalo mau nonton bisa juga cari di Youtube (key:calonarang) tapi jangan sampai ketipu calonarang ala suzzana