nevildaveAvatar border
TS
nevildave
JK Lebih Baik Gantikan Ical Jadi Capres Golkar
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi akan mendapatkan elektabilitas tertinggi jika dipasangkan dengan politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla alias JK sebagai calon wakil presidennya dalam Pilpres 2014. Hal tersebut diketahui berdasarkan survei Indo Barometer bekerjasama dengan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia.

"Kita ingin menguji bagaimana elektabilitas Jokowi ketika dipasangkan dengan capres lain," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari saat merilis hasil survei di Jakarta, Rabu (12/3/2014).

Simulasi dilakukan dengan menggunakan empat pasangan calon presiden dan wakil presiden. Jokowi dipasangkan dengan tiga nama yang berbeda, sementara tiga pasangan lainnya tetap sama.

Tiga pasangan lain itu adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie (Ical)-Muhaimin Iskandar, serta Wiranto-Harry Tanoe Soedibjo.

"Hasilnya, Jokowi dan pasangannya selalu menempati urutan teratas dalam simulasi ini," jelas Qodari.

Simulasi pertama, Jokowi dipasangkan dengan Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR Puan Maharani. Hasilnya, pasangan tersebut menempati peringkat pertama dengan dipilih oleh 31,6 persen responden.

Simulasi kedua, Jokowi dipasangkan dengan politisi PDI-P Prananda Prabowo. Perolehan suara Jokowi turun menjadi 30,8 persen. Dalam simulasi ketiga, Jokowi dipasangan dengan JK. Hasilnya, perolehan suara Jokowi naik menjadi 36,0 persen.

Pakar Psikologi Politik Hanta Yudha menilai, jika nantinya diusung sebagai calon presiden, maka pasangan yang tepat untuk Jokowi adalah JK. Pasalnya, sosok Jokowi yang masih muda harus dipasangkan dengan seseorang yang sudah berpengalaman.

"Dia harus punya kepemimpinan yang panjang, punya pengalaman, tapi juga tegas dan cekatan. Pilihan kan tidak banyak kalau seperti itu. Saya rasa JK ini bisa memenuhinya," ujar dia.

Survei ini disebut dilaksanakan di 33 provinsi dengan jumlah responden sebesar 1200 orang. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14-25 Februari 2014 dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei dibiayai oleh Indo Barometer. link:http://nasional.kompas.com/read/2014/03/12/1839283/Survei.Indo.Barometer.Elektabilitas.Jokowi.Melesat.Jika.Duet.dengan.JK

Setelah membaca artikel diatas membuat saya merasa sedih. Saya yang berasal dari pendukung Golkar amat menyayangkan apabila hal ini terjadi, karena pada Pemilu yang akan datang kemungkinan besar partai Golkar akan mengusung Aburizal Bakrie (Ical) untuk jadi Capres dari Partai Golkar. Apabila JK benar-benar maju bersama Jokowi untuk jadi Cawapresnya di Pemilu mendatang, maka JK dapat dikatakan sebagai pengkhianat partai karena secara tidak langsung dirinya mendukung partai lain yang juga merupakan pesaing Pak Ical untuk maju ke kursi Presiden.

Sebelum hal ini terjadi, saya berharap kepada Pak JK untuk memikirkan dengan matang mengenai hal ini. Selain dapat dikatakan sebagai pengkhianat, JK menjadi Cawapres Jokowi ini juga dapat memecah-belah Golkar, hal ini dikarenakan JK masih memegang 30% suara di Golkar sedangkan Ical 50% suara.

Saya menghimbau, alangkah baiknya jika JK dan Ical duduk berdua untuk membincangkan masalah ini bersama kader-kader partai yang lainnya, tidak menutup kemungkinan nanti bisa menghasilkan keputusan JK-Ical ataupun Ical-JK. Golkar itu partai besar, dengan kita bersatu semakin besar kemungkinan partai kita untuk menang.
0
4K
60
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.