agninistanAvatar border
TS
agninistan
Situs Calonarang dirusak & dipendam karena dianggap musyrik
Rabu, 5 Maret 2014 01:02:00 [Situs Calonarang dirusak & dipendam karena dianggap musyrik]
Situs Calonarang. ©2014 Merdeka.com/Imam Mubarok





Situs Calonarang dirusak & dipendam karena dianggap musyrik

Reporter : Imam Mubarok


Merdeka.com - Situs Calonarang di Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dirusak oleh juru kuncinya, Ki Suyono Joyo Koentoro. Menurut data dari Pelestari Sejarah Budaya Kadhiri (PASAK), Yudi Pitulas Drajad, situs peninggalan Raja Airlangga sudah dirusak sejak 1965 karena dianggap musyrik.

"Informasi di lapangan sejak tahun 1965 banyak patung-patung yang dulunya banyak disini kini telah hilang. Ada yang dirusak dan ada yang dipendam karena dianggap musyrik. Dan yang dilakukan Ki Suyono sang juru kunci adalah perusakan yang terakhir yang dilakukan dan tercatat. Inilah yang membedakan permasalahan agama dan budaya, pemahaman yang keliru tentu berdampak fatal bagi pelestarian kebudayaan di nusantara," kata Yudi pada merdeka.com, Selasa (4/3).

Menurut Yudi, akibat perusakan itu, hanya tersisa dua buah batu yang merupakan ambang pintu dari bahan batu andesit. Ambang pintu pertama berukuran, panjang 135 cm, lebar 56 cm dan tebal 29 cm. Ambang pintu kedua berukuran panjang 137 cm, lebar 38 cm dan tebal 23 cm. Keduanya dalam kondisi baik. Pada sisi atas di sebelah kanan dan kiri terdapat dua lubang segi empat dan lingkaran. Kemungkinan ini dipakai tempat pilar penyangga semacam kusen pintu.

Selain ambang pintu terdapat 4 buah umpak dari bahan batu andesit yang rata-rata berukuran sekitar panjang bawah 50 cm, panjang atas 45 cm, lebar bawah 50 cm, lebar atas 45 cm dan tinggi sekitar 50 cm. Keempat umpak batu berbentuk prisma itu diperkirakan merupakan pondasi penyangga empat sudut rumah. Juga terdapat dua buah balok batu dari bahan batu andesit dengan ukuran, batu pertama dengan panjang 62 cm, lebar 40 cm dan tebal 17 cm. Batu kedua dengan panjang 67 cm, lebar 47 cm dan tebal 18 cm.

"Kami masih berupaya mencari dimana kira-kira sebagian patung-patung itu disimpan atau dipendam. Sebab ini jika terus dilakukan pengrusakan bagaimana anak cucu kita memahami sejarah. Selain di lokasi yang ada sebenarnya situs ini luas, terbukti banyak kita temukan pondasi bangunan dari batu bata merah dengan ukuran besar. Dan kami berharap apa yang dilakukan juru kunci adalah perusakan yang terakhir," jelas Yudi.

Menurut Yudi, selain fakta di lapangan seperti itu ada cerita lain tentang Calonarang yakni sebenarnya dia adalah adanya informasi baru bahwa kakak dari Prabu Airlangga sendiri yang bernama Sri Maha Dewi, dia adalah orang yang berhak mewarisi tahta yang diduduki Airlangga.

"Selain kisah-kisah yang selama ini kita dengar, ada kisah yang lain menyebutan bahwa Calonarang yang memiliki nama asli Shantika Maha Dewi yang terkenal dengan kesaktiannya memiliki adik yang bernama Airlangga," jelas Yudi.

Masih menurut Yudi, Shantika Maha Dewi lah yang berhak atas wahyu keprabon untuk menggantikan ayahandanya, namun kemudian tahta itu direbut oleh Airlangga. "Dari cerita jelas Calonarang adalah korban kekuasaan, inilah sejarah yang perlu kita pelihara bukan malah dirusak," pungkas Yudi.

http://m.merdeka.com/peristiwa/situs...p-musyrik.html

Ini bukannya yang pertama kali, tapi sudah beberapa kali. Peninggalan leluhur harus dijaga bukan dirusak bahkan kalo perlu dijadikan objek wisata biar bisa mendatangkan devisa. Ingat Indonesia dikenal dunia Internasional justru budaya tradisionalnya bukan budaya impor yang selalu dibangga2kan selama ini. kalo dirusaknya sejak tahun 1965 , jadi ini ada hubungannya dengan G30S ya. kalo iya , alasannya kenapa
0
10.4K
101
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.