Assalamu'alaikum.
Saya mau bahas tentang kosakata nih. Sepertinya sih nggak repost karna saya cari-cari dengan berbagai key-word, tapi nggak nemu juga.
Saya heran juga, entah sejak kapan kosakata dibawah ini mempunyai arti yang berbeda dari arti sebenarnya, atau bahkan bertolak belakang dengan makna aslinya. Nah, berpedoman pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan artikata.com , saya mau mencoba meluruskan kesalahan-kesalahan tersebut. Bila memang kamus berkata demikian, kenapa kita tidak mengikutinya saja?

1. Acuh

Dalam menggunakan kata 'acuh', masyarakat seringkali mengartikannya sebagai ; 'tidak peduli' atau 'cuek'.
Misalnya : "Kau acuhkan cintaku" = "Kau tidak pedulikan cintaku"
Padahal bila kita melihat di dalam KBBI, acuh berarti pedul, memperhatikan, mengindahkani.




Jadi apabila kita mengatakan "Kau acuhkan cintaku", itu seharusnya berarti "Kau memperhatikan cintaku". atau dapat juga berarti "Kau mempedulikan cintaku". Sangat bertolak belakang kan?

2. Naif

'Naif'seringkali disamakan dengan 'khilaf' atau bahkan diartikan 'munafik'. Padahal tidak ada satupun referensi yang mengatakan bahwa naif berarti khilaf atau munafik. Secara umum, naif berarti lugu atau tidak mengada-ngada.






3. Diskriminasi

Dalam penerapan sehari-hari, diskriminasi seringkali diartikan sebagai perlakuan yang berbeda yang cenderung memperlihatkan ketidak adilan. Bahkan didalam Wikipedia juga disebutkan bahwa Diskriminasi merupakan sebuah bentuk pelayanan atau perlakuan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Padahal didalam KBBI, sama sekalitidak dijumpai kata 'tidak adil' di dalamnya.



Nah, dalam penerapan yang ada di negara kita, kita seringkali di cekok'i dengan kata "ANTI DISKRIMINASI". Padahal apabila kita merujuk pada definisi Diskriminasi yang ada pada KBBI, seharusnya kita tidak sepenuhnya menentang Diskriminasi. Karena kita harus menyadari bahwa tingkat ekonomi di negara kita berbeda, oleh sebab itu perlakuannya pun jelas harus berbeda. Misalnya untuk program SUBSIDI, hanya diberlakukan untuk warga miskin. Itu adalah suatu bentuk Diskriminasi. Apabila kita menentang Diskriminasi, bukankah itu berarti bahwa kita mengatakan bahwa SUBSIDI adalah untuk semua kalangan?

Semoga bermanfaat.. Dan kalo bermanfaat, bantuin ngasih ya


Komentar - komentar yang bagus nih gan :









Jadi begini gan. Diskriminasi itu merupakan perilaku sosial yang biasanya diterapkan pada masyarakat yang masih menganut sistem kasta atau pada pemerintahan yang berbentuk kerajaan. Betul? Nah, bila kita melihat kebelakang mengenai sejarah di Indonesia yang notabene terdapat banyak kerajaan dan sudah jelas menganut paham Diskriminasi ini, apakah mereka itu tidak adil?
Dan bila kita belajar dari situ, sebenarnya Diskriminasi juga merupakan salah satu solusi tentang kesejahteraan rakyat. Buktinya, banyak kerajaan yang rakyatnya sejahtera. Karena apa? Karena yang namanya Diskriminasi itu tidak sepenuhnya berdampak negatif. Hak masing masing kasta menjadi jelas.
Nah, jadi tidak seharusnya kita menentang semua bentuk Diskriminasi. Atau, solusi yang paling masuk akal dan paling bisa diterima adalah dari komentarnya agan yang satu ini:



Yaps, karena bahasa itu berkembang atau bergeser, dan beberapa kosakata mengalami penyempitan makna ataupun perluasan makna, maka sudah seharusnya KBBI direvisi. Setuju???