- Beranda
- The Lounge
agan berlama-lama ketika bercermin? hati'' agan bisa stres dan cemas.
...
TS
anak.kopi
agan berlama-lama ketika bercermin? hati'' agan bisa stres dan cemas.
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Anda yang suka sekali bercermin perlu memperhatikan ini. Ternyata melihat diri kita sendiri di cermin secara psikologis cenderung berbahaya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa para relawan yang melihat bayangan diri mereka di cermin selama 10 menit secara bertahap menjadi cenderung lebih cemas dan depresi atas penampilan mereka–meskipun mereka sebelumnya merasa sangat senang saat mulai bercermin.
Temuan ini mengejutkan, menurut para ilmuwan, karena mereka hanya menduga berlama-lama menatap diri di depan cermin akan memberikan efek merugikan kepada para relawan yang telah didiagnosis terlebih dulu dengan kondisi Body Dysmorphic Disorder (BDD)–para penderitanya terus-menerus mencemaskan penampilan mereka atau ukuran tubuh mereka.
Namun ternyata, para relawan yang sehat pun mulai menunjukkan tanda-tanda stres dan cemas mengenai gambaran tubuh mereka sendiri setelah melihat bayangan diri mereka sendiri selama beberapa menit.
“Bercermin memicu peningkatan stres (di antara pasien BDD),” ujar para peneliti dari Institute of Psychiatry di London dalam sebuah laporan di jurnal Behaviour Research and Therapy. Yang menarik, mereka berkata, seperti dikutip Daily Mail edisi 8 Februari 2012. “Para partisipan sehat pun menunjukkan respons yang sama saat melihat bayangan mereka.”
Para peneliti dari Institute of Psychiatry ingin membandingkan efek bercermin di antara pasien BDD dan para relawan yang sehat yang tak punya masalah dengan penampilan mereka. Mereka merekrut 25 penderita dan 25 ‘pengontrol’ serta menempatkan mereka dalam dua kali tes. Sebagian dari mereka adalah wanita.
Seperti yang diperkirakan, hasilnya menunjukkan bahwa pasien BDD menjadi semakin stres dengan penampilan mereka, bahkan hanya 25 detik setelah melihat bayangan mereka. Namun yang tidak diduga adalah mereka yang masuk di grup ‘sehat’ pun mulai menunjukkan tanda-tanda cemas dan stres ketika mereka harus melihat di cermin selama 10 menit.
Menurut beberapa survei, wanita Inggris bercermin sekitar 38 kali per hari dan pria 18 kali per hari. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita lebih kritis dengan penampilan mereka ketimbang pria serta cenderung untuk mengagumi yang mereka lihat di cermin.
Dikatakan para peneliti bahwa hal tersebut kemungkinan karena semua orang suka melihat penampilan mereka secara sekilas dari waktu ke waktu. Di sisi lain, kebanyakan orang sehat tidak menghabiskan waktu lama untuk menganalisis penampilan mereka. “Orang yang tidak mengalami BDD lebih stres ketika melihat di cermin untuk waktu yang lama, berbeda dengan jika hanya melihat dalam waktu yang singkat,” kata para peneliti itu.
Beberapa penelitian mengungkapkan sekitar delapan dari 10 wanita tidak nyaman dengan bayangan mereka. Pada studi terbaru ini, para psikolog meneliti seberapa jauh cermin bisa memicu kecemasan dan kelelahan di antara pasien BDD. Penyakit ini mempengaruhi sekitar 600 ribu orang di Inggris. Hal ini ditunjukkan dengan kecemasan berlebihan atas satu atau lebih bagian tubuh, meskipun ia tampak sangat normal.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi hal ini lebih cenderung terjadi pada orang yang mempunyai sejarah depresi. Banyak orang memoleskan make up tebal dan berat untuk menyamarkan sesuatu yang mereka duga sebagai kekurangan dan berulang kali mencari kepastian dengan melihat di cermin.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa para relawan yang melihat bayangan diri mereka di cermin selama 10 menit secara bertahap menjadi cenderung lebih cemas dan depresi atas penampilan mereka–meskipun mereka sebelumnya merasa sangat senang saat mulai bercermin.
Temuan ini mengejutkan, menurut para ilmuwan, karena mereka hanya menduga berlama-lama menatap diri di depan cermin akan memberikan efek merugikan kepada para relawan yang telah didiagnosis terlebih dulu dengan kondisi Body Dysmorphic Disorder (BDD)–para penderitanya terus-menerus mencemaskan penampilan mereka atau ukuran tubuh mereka.
Namun ternyata, para relawan yang sehat pun mulai menunjukkan tanda-tanda stres dan cemas mengenai gambaran tubuh mereka sendiri setelah melihat bayangan diri mereka sendiri selama beberapa menit.
“Bercermin memicu peningkatan stres (di antara pasien BDD),” ujar para peneliti dari Institute of Psychiatry di London dalam sebuah laporan di jurnal Behaviour Research and Therapy. Yang menarik, mereka berkata, seperti dikutip Daily Mail edisi 8 Februari 2012. “Para partisipan sehat pun menunjukkan respons yang sama saat melihat bayangan mereka.”
Para peneliti dari Institute of Psychiatry ingin membandingkan efek bercermin di antara pasien BDD dan para relawan yang sehat yang tak punya masalah dengan penampilan mereka. Mereka merekrut 25 penderita dan 25 ‘pengontrol’ serta menempatkan mereka dalam dua kali tes. Sebagian dari mereka adalah wanita.
Seperti yang diperkirakan, hasilnya menunjukkan bahwa pasien BDD menjadi semakin stres dengan penampilan mereka, bahkan hanya 25 detik setelah melihat bayangan mereka. Namun yang tidak diduga adalah mereka yang masuk di grup ‘sehat’ pun mulai menunjukkan tanda-tanda cemas dan stres ketika mereka harus melihat di cermin selama 10 menit.
Menurut beberapa survei, wanita Inggris bercermin sekitar 38 kali per hari dan pria 18 kali per hari. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita lebih kritis dengan penampilan mereka ketimbang pria serta cenderung untuk mengagumi yang mereka lihat di cermin.
Dikatakan para peneliti bahwa hal tersebut kemungkinan karena semua orang suka melihat penampilan mereka secara sekilas dari waktu ke waktu. Di sisi lain, kebanyakan orang sehat tidak menghabiskan waktu lama untuk menganalisis penampilan mereka. “Orang yang tidak mengalami BDD lebih stres ketika melihat di cermin untuk waktu yang lama, berbeda dengan jika hanya melihat dalam waktu yang singkat,” kata para peneliti itu.
Beberapa penelitian mengungkapkan sekitar delapan dari 10 wanita tidak nyaman dengan bayangan mereka. Pada studi terbaru ini, para psikolog meneliti seberapa jauh cermin bisa memicu kecemasan dan kelelahan di antara pasien BDD. Penyakit ini mempengaruhi sekitar 600 ribu orang di Inggris. Hal ini ditunjukkan dengan kecemasan berlebihan atas satu atau lebih bagian tubuh, meskipun ia tampak sangat normal.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi hal ini lebih cenderung terjadi pada orang yang mempunyai sejarah depresi. Banyak orang memoleskan make up tebal dan berat untuk menyamarkan sesuatu yang mereka duga sebagai kekurangan dan berulang kali mencari kepastian dengan melihat di cermin.
sumber lain
Quote:
efek negatif bercerminUmumnya orang sering bercermin untuk melihat kondisi wajah atau penampilannya. Tapi terlalu lama mengaca bisa membuat seseorang takut atau cemas jika melihat dirinya di cermin. Kenapa begitu?
Penelitian baru menunjukkan relawan yang melihat dirinya di cermin selama 10 menit pada suatu waktu secara bertahap bisa membuatnya lebih cemas dan tertekan tentang penampilannya, meskipun awalnya ia merasa senang ketika bercermin.
Para ilmuwan mengakui bahwa bercermin yang berkepanjangan bisa merugikan seseorang pada kondisi tertentu karena bisa menyebabkan gangguan dismorfik tubuh (Body Dysmorphic Disorder/BDD) yang mana seseorang secara permanen merasa khawatir tentang penampilan atau bentuk tubuhnya.
"Menatap cermin bisa memicu peningkatan stres yang biasa terjadi pada pasien BDD. Tapi menariknya, peserta yang sehat bisa mengalami respons yang mirip dengan pasien BDD," ujar peneliti yang dilaporkan dalam jurnal Behaviour Research and Therapy, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (9/2/2012).
Beberapa penelitian menunjukkan sekitar 8 dari 10 perempuan tidak puas saat bercermin, bahkan studi terbaru menemukan cermin bisa memicu kecemasan dan stres pada pasien BDD, meski sebenarnya terlihat normal.
Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui tapi lebih umum terjadi pada orang yang punya riwayat depresi. Banyak orang menggunakan make up tebal untuk menyamarkan kekurangan yang dirasakannya dan berulang kali bercermin.
Dalam studi ini peneliti dari Institute of Psychiatry, London membandingkan efek cermin antara 25 pasien BDD dengan 25 sukarelawan sehat yang melibatkan 2 tes. Sekitar setengah dari partisipan ini adalah perempuan.
Tes pertama peserta diminta melirik dirinya di cermin selama 25 detik, lalu dinilai kepuasannya sebelum dan setelah tes. Sedangkan tes kedua, peserta diminta bercermin minimal 10 menit lalu dinilai lagi kepuasannya.
Hasilnya penderita BDD menjadi semakin tertekan dengan penampilannya meski hanya melirik 25 detik. Tapi orang yang sehat menunjukkan tanda-tanda kecemasan saat terlalu lama menatap cermin.
Penelitian baru menunjukkan relawan yang melihat dirinya di cermin selama 10 menit pada suatu waktu secara bertahap bisa membuatnya lebih cemas dan tertekan tentang penampilannya, meskipun awalnya ia merasa senang ketika bercermin.
Para ilmuwan mengakui bahwa bercermin yang berkepanjangan bisa merugikan seseorang pada kondisi tertentu karena bisa menyebabkan gangguan dismorfik tubuh (Body Dysmorphic Disorder/BDD) yang mana seseorang secara permanen merasa khawatir tentang penampilan atau bentuk tubuhnya.
"Menatap cermin bisa memicu peningkatan stres yang biasa terjadi pada pasien BDD. Tapi menariknya, peserta yang sehat bisa mengalami respons yang mirip dengan pasien BDD," ujar peneliti yang dilaporkan dalam jurnal Behaviour Research and Therapy, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (9/2/2012).
Beberapa penelitian menunjukkan sekitar 8 dari 10 perempuan tidak puas saat bercermin, bahkan studi terbaru menemukan cermin bisa memicu kecemasan dan stres pada pasien BDD, meski sebenarnya terlihat normal.
Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui tapi lebih umum terjadi pada orang yang punya riwayat depresi. Banyak orang menggunakan make up tebal untuk menyamarkan kekurangan yang dirasakannya dan berulang kali bercermin.
Dalam studi ini peneliti dari Institute of Psychiatry, London membandingkan efek cermin antara 25 pasien BDD dengan 25 sukarelawan sehat yang melibatkan 2 tes. Sekitar setengah dari partisipan ini adalah perempuan.
Tes pertama peserta diminta melirik dirinya di cermin selama 25 detik, lalu dinilai kepuasannya sebelum dan setelah tes. Sedangkan tes kedua, peserta diminta bercermin minimal 10 menit lalu dinilai lagi kepuasannya.
Hasilnya penderita BDD menjadi semakin tertekan dengan penampilannya meski hanya melirik 25 detik. Tapi orang yang sehat menunjukkan tanda-tanda kecemasan saat terlalu lama menatap cermin.
Quote:
"Ketika seseorang yang sehat terlalu lama menatap cermin, maka ia akan mulai lebih fokus pada ketidaksempurnaannya sehingga memicu stres dan cemas. Ada kemungkinan menatap diri terlalu lama di cermin bukanlah hal yang baik," ujar psikolog Andrew Hill dari Leeds University School of Medicine
sumber
sumber
0
4.9K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru