gerry_andikaAvatar border
TS
gerry_andika
Merintis Jalur Coklak Puncak Selatan Gunung Raung
Cuma mau berbagi cerita aja ni om
Cerita ini yang nulis Sugi Qtynk, maklum ane ga bisa kalo cerita di bikin tulisan
langsung aja ya om



jangan salah ya
ini misinya jelajah puncak selatan, bukan ke puncak Sejati...

berawal dari rasa penasaran saya lima tahun lalu saat turun dari Puncak Sejati Raung (kalo ga salah jalanya sama salah satu member sini joe ireng emoticon-Stick Out Tongue,) kemudian saya coba menganalisa peta topografi Gn.Raung dan memilih jalur yang dekat dengan akses tuk mendapatkan air maka saya pilih jalur dengan titik awal dusun Coklak di Desa Tegal harjo, kecamatan Gleenmore.
lalu iseng2 saya coba posting tuk sekedar cari teman yang minat mendaki bersama alhasil inilah mereka yang mau blusukan tuk menerobos lebatnya hutan lereng selatan Gn.Raung (cerita by SugiQytnk)

Perjalanan menuju Kalibaru (24 - 25 Desember 2013)
Dinihari itu kereta ekonomi gayabaru malam selatan yang kami tumpangi tiba di stasiun Surabaya (Gubeng), tanpa saya duga sebelumnya rombongan kami dijemput oleh teman-teman dari Mapara (Univ.Bhayangkara) Surabaya, yohny dan Superbagonk Banget dengan landynya menuju sekret Mapara untuk beristirahat sementara sambil menunggu perjalanan esok hari dengan kereta Sri Tanjung menuju Kalibaru.
siang dari kota Surabaya yang cerah kembali kami melanjutkan perjalanan, suasana kereta ekonomi yang mulai terlihat tertib kami lalui dengan canda tawa walau "dilarang merokok dalam kereta". Selepas senja kereta yg kami tumpangi tiba di Stasiun Kalibaru, disini kami sempatkan tuk makan malam sebelum lanjut menuju kediaman rumah Pak Soeto sebagai basecamp kami.

Spoiler for kereta:


Spoiler for kereta:


Spoiler for di jemput om yoni:


Spoiler for Mapara (Univ.Bhayangkara) Surabaya:


Spoiler for stasiun kalibaru:


Menuju titik awal pendakian (26 Desember 2013)
pagi itu kami membagi perbekalan dan mulai mempacking ke dalam ransel masing-masing agar berat beban terbagi merata, sementara Saya dan Mbeng mengurus pemberitahuan pendakian ke Polsek, Koramil dan Perhutani setempat.
lepas tengah hari setelah semua beres barulah kami berangkat dengan menggunakan dua kendaraan bak terbuka menuju dusun Coklak (S 08º 13’ 09”: E 114º 02’ 16”) di desa Tegal harjo, Gleenmore.
cuaca cerah mengiringi perjalanan kami, sesekali canda tawa terdengar dari bak belakang walau jalan yang kami lalui penuh lubang dan berbatu. hingga sore hari kami tiba di ujung jalan dan dari sinilah pendakian itu di mulai.
hari beranjak senja ketika kami mulai menelusuri jalan setapak memasuki areal hutan di lereng selatan Raung, target kami sore ini adalah mencari lokasi camp untuk mendirikan 7 tenda yang kami bawa maka sebelum hari gelap kami berharap dapat menemukan lokasi tersebut. Tak lama di areal yang masih landai di ketinggian 1000 mdpl (S 08º 12’ 21”: E 114º 02’ 11”) , kami putuskan tuk menghentikan perjalanan dan segera membersihkan area yang akan didirikan tenda masing-masing,
malam ini kami memiliki nasi bungkus yang sengaja kami bekal tuk makan malam agar kami tak disibukan dengan aktivitas masak-masak, kalaupun ada kami hanya sekedar masak air tuk membuat teh manis dan kopi hangat sambil menikmati kehangatan api unggun sebelum tidur.

Spoiler for logistik:


Spoiler for rumah pak soeto:


Spoiler for pak soeto:


Spoiler for menuju dusun coklak:


Spoiler for titik awal pendakian:


Spoiler for awal pendakian:


Spoiler for :


Spoiler for camp 1:


Spoiler for camp 1:


Spoiler for camp 1:


Pendakian hari pertama (27 Desember 2013)
menurut rencana hari ini adalah awal pendakian kami dan camp tadi malam kami sebut "camping selamat datang". Pagi ini sebagai pengganjal perut kami hanya sarapan setangkep roti tawar bumbu selai strawbery dan segelas teh hangat, selain lokasi camp kami jauh dari sumber air pagi ini kami harus bergerak lebih awal. Setelah orientasi di atas peta Topografi, tepat pukul 08 pagi kami sudah mulai membuka jalur yang masih samar-samar karena tertutup belukar hingga kami menemukan kembali jalur yang sangat jelas terbuka dan kami tinggal mengikutinya. 2 jam berjalan kami tiba di persimpangan jalan yang ternyata jalan kekiri adalah jalan menuju sungai, maka disini kami putuskan tuk berhenti lalu masak makan siang yang belum waktunya di koordinat (S 08º 11’ 01”: E 114º 02’ 26”) "mumpung ada air".

Spoiler for orientasi peta:


Spoiler for air:


Spoiler for air:


Spoiler for makan siang:


Spoiler for menu makan siang:


Usai makan siang kami kembali melajutkan perjalanan, masih mengikuti jalan yang ada dan arah yang sesuai. jalur yang kami lalui sangat jelas, asumsi saya jalur ini adalah jalur penduduk pencari hasil hutan atau para pemburu lokal yg mencari buruan. terlihat dari adanya shelter alam yg mereka buat.

Spoiler for :


Sesekali perjalanan kami hentikan tuk sekedar istirahat sambil menikmati segelas kopi hangat dan alunan musik reggae dari mp3 player "santai ajah Bro...puncaknya ga akan lari ko..." tak lupa kami juga mengePLOT posisi saat itu ke dalam peta.
setelah dirasa cukup, perjalanan kami lajutkan dengan Leader bergantian.

Spoiler for :


hingga hari menjelang senja saatnya kami harus orientasi lokasi camp / bermalam, jangan sampai lewat jam 17.00 apalagi sampai gelap itu pasti merepotkan.
Begitu kami jumpai area yang lumayan landai, kami putuskan tuk menghentikan perjalanan dan langsung membersihkan area yang akan didirikan tenda masing-masing. tujuh buah tenda kami dirikan terpencar karena lahan yang terbatas hingga camp ini kami namakan "camp Brantakan" di ketinggian 1580mdpl (S 08º 09’ 58”: E 114º 02’ 31”). Tak jauh dari tempat ini terdapat sungai yang berbatu dan tak terlihat air mengalir, setelah kami dekati ternyata banyak terdapat genangan air dan air ini kami manfaatkan tuk masak dan minum.

Spoiler for sungai:


Hari mulai gelap ketika aktivitas masak-masak dan api unggunan mulai terlihat, canda tawa selalu terdengar setelah seharian kami melakukan perjalanan. Minuman hangat tak lupa kami nikmati sambil menunggu panggilan makan malam dari sang koki Adoelcau.

Pendakian hari kedua (28 Desember 2013)
Cuaca cerah masih berpihak pada kami pagi itu, usai packing dan sarapan pagi kami kembali melanjutkan pendakian. lintasan yg kami lalui mulai agak terjal dan sesekali kami harus menebas perdu rotan yang mengahalangi jalur, tak lupa kami juga menandai bacokan tiga pada pohon agar mudah terlihat sebagai penanda jalur ( *lupa bawa stringline ). pergerakan hari ini masih dengan formasi leader bergantian dua orang di depan sebagai pembuka jalur.
metoda rotasi (pergantian) leader ini tanpa sengaja ternyata sangat efektif di jalankan, saat orang terdepan mulai lelah orang berikutnya siap menggantikan. Sementara yang lain istirahat tuk menghemat tenaga "bisa nyantai dulu..sambil ngopi"
Tanpa terasa hari mulai senja, seperti biasa kami harus secepatnya mencari area camp tuk bermalam.

Spoiler for jalur:


Spoiler for jalur:


Spoiler for jalur:


Spoiler for menunggu giliran:


manakala waktu menujukan pukul 16.30wib areal landai belum kami temukan, inisiatif beberapa teman segera berpencar ke kanan dan kiri lereng punggungan tuk mencari lokasi "wah...kayanya ga ada yg landai bang...!!" teriak Arie Nugrohoyang sudah blusukan cari lokasi. Sementara saya coba terus keatas lagi dan ternyata lumayanlah saya temukan area yg lumayan sedikit landai, " Cing...di atas ajah, ada lahan nih..." teriaku pada ucing di bawah sana.
Setelah mereka kumpul "malam ini kita flysheet an ajah, yg penting buka in satu area buat tenda cewe" kataku sedikit menginstuksikan pada semuanya. Tak lama pun areal mulai terbuka dan kami secara otomatis segera mengerjakan apa yang kami bisa, ada yang memasak tuk membuat minuman hangat, ada yang mecari kayu bakar tuk perapian, ada yang mendirikan tenda, membentang flysheet...dll.
Seperti biasa, suasana sore hari saat membuat camp adalah saat yang dinanti oleh semua. canda tawa riang pastilah tidak ketinggalan..."ngGes Beunaaaaaaaaang....".
Karena area yang miring inilah kami namai tempat ini " Camp Miring" di ketinggian 1975 mdpl ( S 08º 09’ 13”: E 114º 02’ 43”).

Spoiler for trabas:


Spoiler for camp 2 / miring:


Spoiler for sarapan:


Pendakian hari ketiga (29 Desember 2013)
Waktu di arlojiku menujukan pukul 05.25wib, di bawah flysheet dapur sudah terlihat Aak Mutakin mulai menghidupkan kembali perapian sisa tadi malam. sementara Che You-nay Ajah sibuk dengan trangianya tuk membuat minuman hangat. Sambil melawan rasa malas perlahan kulipat kantung tidurku dan segera bergabung dengan mereka, segelas teh hangat rasanya membuat semangat pagi ini mulai terasa.
Tak lama satu persatu mulai terbangun dari tidurnya, rasa lelah dalam sehari perjalanan memang mampu membuat seseorang terlelap dalam kondisi medan apapun
Usai sarapan pagi, kami segera mengawali perjalanan agar target hari ini bisa tercapai. Dari peta topografi dapat teranalisa lintasan yang kami lalui hari ini semakin terjal, punggungan yang kami jalani juga terlihat sempit hingga sesekali terlihat aliran sungai di bawahnya dari celah rimbunnya vegetasi.
Sesekali perdu paku handam sangat rapat menutupi lintasan hingga kami perlu tenaga ekstra tuk menembusnya, secara bergantian kami menebas agar jalan dapat terbuka lebar.

Spoiler for jalur:


Spoiler for jalur:


Tepat pukul 12.00wib kami beristirahat tuk makan siang, kali ini saya mengecek stok air yang kami bawa dan hanya terkumpul beberapa liter saja. "wah..kita harus orientasi tuk mencari jalan ke sungai terdekat" saya coba diskusi sambil menganalisa peta.

Spoiler for Analisa Peta:


untuk menuju sungai memang terlihat dekat, namun keterjalan tebingnya susah di prediksi. Sambil melajutkan perjalanan kami selalu orientasi jalur kemungkinan turun menuju sungai dan beberapa kali dicoba namun nihil hasilnya. "coba gw cek dulu bang.." kata Gerry Andika Sandy Susantio sambil berjalan menerobos ke arah kanan punggungan bersama Tri Angga Nugraha Mj dan tak lama "terjaaal...jurangnya daleeem". sementara diantara kami mulai resah dan ada yg bertanya " kalau ga ada air gimana?" sebetulnya ini adalah pertanyaan yang ga perlu ditanya.

Spoiler for Geus Beunang:


setelah mendengar laporan sayapun terus bergegas naik melajutkan pendakian, sesekali ku letakan bebanku dan mencoba mengecek ke arah sungai sebelah kanan dan hasilnya terlihat kolam besar dibawah air terjun kecil "Subhanalloh.." do'a ku dalam hati dan kemudian berteriak " woooooiiiii..ada aeeeer, cepat kesini..!!" teriaku memanggil teman-teman yg masih dibawah.

Spoiler for Sumber Kehidupan:


Mental kami yang secara psikis sempat drop kini kembali naik dan menjadi semangat setelah kembali mendapat air apalagi saat diputuskan tuk membuka camp di tempat ini, tanpa banyak perintah mereka langsung mengerjakan apa yang harus mereka lakukan dan kami namakan camp ini "Camp Air terjun" di ketinggian 2365mdpl ( S 08º 08’ 37”: E 114º 02’ 58”)

Spoiler for ngambil air:


Spoiler for ngambil air:


Spoiler for ngambil air:


Spoiler for TS narsis dikit:


Spoiler for ngambil air:


Spoiler for ngambil air:


Spoiler for air terjun:


Walaupun waktu masih menunjukan pukul 15.30, kami sepakat tuk mendirikan camp disini biar dekat dengan sumber air.

Spoiler for camp air terjun:


Malam ini suasana terasa lebih meriah, api unggun menyala seolah menyambut keriangan kami.

Spoiler for api unggun:


Spoiler for api unggun:


Usai makan malam kami kembali mengEvaluasi pergerakan siang tadi untuk pergerakan esok hari agar bisa lebih optimal.
Waktu menijukan pukul 22.00wib, satu persatu dari kami segera kembali ke peraduan tuk istirahat tidur.

Spoiler for tiris:


Pendakian hari keempat (30 Desember 2013)
Hari ini sengaja kami jadikan hari yang paling santai, karena kami fikir target hari ini adalah camp di batas vegetasi yang berjarak kurang dari 1 Km. Pukul 10.00wib kami baru memulai pendakian, stok air kami bawa dari sini dengan asumsi tak akan ada sumber air yang dapat kita cari. Beberapa meter perjalanan langkah kami harus terhenti tuk menyiasati lintasan yang cukup terjal dan harus menggunakan webbing sebagai alat bantu, bukan hanya itu ternyata dilintasan yang kami lalui harus menerobos lebatnya perdu arbey hutan yang sangat berduri.

Spoiler for perdu:


Spoiler for perdu:


Spoiler for perdu:


Spoiler for perdu:


Spoiler for perdu:


Cuaca mulai terlihat mendung dan berkabut, tanpa terasa waktu menujukan pukul 12.00wib "Bro...bentang flysheet ya..kita masak tuk makan siang...sambil nunggu yang lain buka jalur" tak lama hujanpun turun. dibawah bentangan flysheet secara bergantian kami nikmati makan siang mie instant agar cepat saji, sementara gerimis masih mengguyur kami tetap melajutkan pendakian. Hingga kami dihadapkan pada sebuah tebing batu yang memaksa kami harus menghentikan pendakian, sebetulnya masih bisa disiasati dengan memasang webbing tuk naik namun tubuh semakin dingin dan saya putuskan tuk menghentikan pendakian dan bermalam di tempat ini. Karena lahannya yang amat terbatas maka camp kami bagi dua kelompok besar dan bermalam tanpa tenda (berbivak). Greimis belum juga reda namun karena tuntutan perut maka aktivitas masak-masak segera dilakukan "Dul...masak yg banyak, biar perut kenyak nanti tidur nyenyak ya..." tak lama Adul dan saya segera menyiapkan menu makan malam, 1 kastrol + 1 misting dengan lauk sop makaroni dan kering tempe.
usai makan malam kami briefing tuk pergerakan esok hari "hari ini target kita meleset ga bisa mencapai batas vegetasi, besok kita naik tanpa beban ransel kita tinggal disini bawa alat RC dan makanan ringan ajah ya.." usai briefing kami segera menyesuaikan diri tuk istirahat tidur. Walau berdesakan akhirnya kamipun terlelap bersama dinginnya malam yang menyergap, maklum ditempat kami menginap ini ketinggiannya sudah 2700mdpl dan dan karena lokasinya di gigir tebing maka tempat ini kami beri nama "Camp Tebing " yang berada di koordinat ( S 08º 08’ 15”: E 114º 03’ 04”)

Spoiler for camp tebing:


Pendakian hari keLima (31 Desember 2013)
Hari ini jatah waktu yang kita anggarkan tuk pendakian sebetulnya sudah habis, tapi kami masih ada cadangan 1 hari sebagai antisipasi kalu meleset.
Usai sarapan kami segera bersiap mengenakan harness serta mempersiapkan peralatan rock climbing lainnya (*siapa tahu nanti diperlukan). Kali ini Togap dan saya berjalan di depan sebagai leader, belukar di sela-sela cantigi dan edelweiss kami terabas "asal bisa lewat ajah Gap" supaya cepat.

Spoiler for menuju batas vegetasi:


nyaris dua jam lamanya, akhirnya kami tiba di batas vegetasi dengan bebatuan vulkanik, altimeter gi GPS menujukan angka 2900mdpl.

Spoiler for batas vegetasi:


Spoiler for batas vegetasi:


Spoiler for batas vegetasi:


Spoiler for batas vegetasi:



Takjub, heran, bangga, ngeri...gamang..takut ketinggian....dan entah apalagi yg saya rasakan kala itu (*sujud syukur tak lupa saya panjatkan). Bagaimana saya harus menggambarkan keAgungan Tuhan kala itu, persis manakala pertama kali saya menginjakan pasir Semeru dulu..
Cuaca lumayan cerah kala itu, walau langit tak menampakan warna biru nya. Setelah semua teman terlihat muncul dari balik rerimbunan vegetasi, segera saya tinggalkan golok dan terus melajutkan pendakian.

lanjut di bawah om...
Diubah oleh gerry_andika 24-09-2017 23:57
0
16.4K
69
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
Catatan Perjalanan OANC
icon
1.9KThread1.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.