Alkisah i suatu pagi yang cerah

Wali murid: "Dik, kok sendirian disini?"
Eik: "a . . ." o.O
WM: "Ngga ikut maen sama temennya itu?"
Murid: *tiba-tiba dateng terus salim ke eik* "Ustadz kok datengnya pagi banget?"
Eik: "Ada rapat sama Pak kepsek nanti"
M: "Oh, saya ke kamar dulu ya ustd." *lari ke kamar*
WM: *muka bingung, kaget, sama heran* "Sampean guru di sini to mas"
Eik: "Iya bu, saya baru di sini"
WM: "Oalah, tak kirain murid.. bla bla bla"

Dan terjadilah obrolan basa basi khas orang yang baru kenal. Entahlah eik ngobrol apa aja dulu itu, yang jelas selama obrolan berlangsung, otak eik bilang "Ini emang awal, tapi ini bukan akhir".

Beberapa puluh menit berlalu semenjak obrolan dimulai, sang wali murid pamitan pulang. Tak lupa sebuah permintaan diajukan, permintaan yang nantinya bakal eik bilang Permintaan yang pertama, bukan yang terakhir. "Titip anak saya ya mas, ajarin bla bla bla bla, kalo nakal dijewer saja."

Pagi berlalu, siang datang, rapat guru pun dimulai. Isinya? gak jauh beda sama rapat-rapat guru lainnya lah, ditambah perkenalan eik sebagai penghuni baru di sana. Satu hal yang paling eik inget dari rapat itu adalah: ternyata, beberapa guru pada awalnya menganggap eik itu salah satu dari muridnya!

Yak bener, tadi itu bukan yang terakhir. Harus digaris bawahi dan dicetak tebal!

________________________

Di atas tadi adalah sekelumit kisah tentang kisah eik. Apa kisah ini bener-bener dari dalem hati? 100% iya
Sedikit perkenalan dari eik.

Nama: panggil saja "R"
Asal: di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota
Usia: 17+
Status: belum kimpoi *di KTP* :

maap yey, bukannya eik sok ngartis, tapi emang artis si *jarum mana jarum*


Eik seorang maba (mahasiswa bangkotan) yang sedang terjebak oleh sebuah instansi bernama sekolah. Sekolah eik terletak di salah satu kaki gunung di Pulau Jawa. Sekolah yang baru berdiri satu setengah tahun yang lalu. Eik gabung di tempat ini awal ajaran baru kemaren. Ketika ada pertanyaan "Gimana ceritanya belum lulus udah bisa jadi guru?" eik cuma bisa jawab "The power of nepotism."

Rahasianya adalah... *jengjeeeettt*

.

.

.

kepsek disitu adalah temen babeh eik sekaligus mantan kepsek eik waktu SD

Sebetulnya eik bukanlah seorang pujangga yang pandai merangkai kata. *teeett bukan pujangga* #abaikan. Kenapa eik pengen nulis cerita ini? Karena terlalu banyak kenangan indah yang tak ingin kulupakan *teeettt kenangan terindah* #abaikanlagi. Tapi bener deh, disini eik dapet banyak banget pelajaran yang belum pernah eik dapet selama di sekolah. Dari yang paling simpel, buka kaleng susu pake pemotong kuku (bukan pemotong kukunya, tapi tool yang biasanya ada di pemotong kuku, ada yang tau namanya? ) sampai cara mengatasi anak yang rewel, semuanya ada.

Apa aja sih yang bakal eik tulis disini? Apa aja yang berhubungan dengan sekolah eik dan eik didalamnya. Ngga semuanya sih, yang pasti bukan kisah cinta-cintaan

Terus apa lagi ya?
Kayanya ini dulu cukup, bisa dilanjut lagi nanti. Yey yey sekalian bilang tulisan eik jelek? whatever, I dont care, see you bubaayyy