• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • #maaf gan, Kisah Sopir Rental Korban Perampokan yang Dibuang ke Jurang

gerybeoneAvatar border
TS
gerybeone
#maaf gan, Kisah Sopir Rental Korban Perampokan yang Dibuang ke Jurang
emoticon-Rate 5 Star welcome emoticon-Rate 5 Star

Jakarta - Rabu 30 Oktober 2013 lalu, waktu sudah menunjukkan pukul 21.00
WIB dan kondisi sekitar sudah gelap,
ketika Tarmidi (48) berupaya untuk
melepaskan lilitan plakban yang
menutupi matanya. Ia baru saja
dibuang oleh empat orang perampok di sebuah jurang sedalam lima meter di
kawasan Sadang, Purwakarta, Jawa
Barat. Dengan keadaan tangan terikat borgol,
sopir taksi ini berupaya untuk membuka
plakban yang menutupi mata dan
melingkari kepalanya. Ia kemudian
berupaya merayap ke atas untuk
mencari pertolongan warga sekitar, dengan keadaan kaki masih terikat tali.
Setelah mencapai atas, ia lalu berteriak
meminta pertolongan warga sekitar. "Saya butuh waktu sekitar meminta pertolongan warga sekitar. "Saya butuh waktu sekitar meminta pertolongan warga sekitar. "Saya butuh waktu sekitar meminta pertolongan warga sekitar. "Saya butuh waktu sekitar 20 menit
untuk merayap ke atas dalam keadaan
tangan dan kaki terikat," kisah Tarmidi
kepada wartawan di Markas Polda Metro
Jaya, Jakarta, Rabu (13/11/2013). D tepian jalan di tempat yang sunyi,
Tarmidi mencoba berteriak meminta
tolong. Ada beberapa warga yang
melihatnya, tetapi tidak berani
mendekat karena kondisi wajah Tarmidi
yang sudah penuh luka dan berdarah. Beruntung, ada warga yang kemudian
mau menolongnya. Dengan bantuan
warga tersebut, Tarmidi kemudian
menuju ke kantor polisi setempat. "Setelah ikatan kaki saya dilepas, saya
dibawa naik motor. Saat itu tangan saya
masih terikat borgol," ucapnya. Setibanya di kantor polisi di Sadang,
ikatan borgol Tarmidi dilepaskan oleh
petugas polisi. Ia kemudian
mengisahkan peristiwa perampokan
yang menimpanya itu kepada polisi
setempat. Selanjutnya, Tarmidi kembali ke Meruya, Jakarta Barat, ke tempat
tinggalnya. Keesokannya, 1 November
2013, Tarmidi baru melaporkan
peristiwa perampokan tersebut ke Polda
Metro Jaya. Dkisahkan Tarmidi, perampokan ini
bermula ketika dirinya sedang narik
taksi pada Rabu 30 Oktober lalu. Di
Hotel Losari, Blok M, Jaksel, tempat di
mana ia sering mangkal, ia dihampiri
oleh Agus, satpam hotel tersebut. Kepada Tarmidi, Agus mengatakan
bahwa ada seseorang yang
membutuhkan mobil pribadi untuk dirental ke Cikarang, Bekasi.
Tarmidi kemudian dipertemukan
dengan seorang bernama Yanto, yang
belakangan diketahui berinisial ER (32),
salah satu pelaku perampokan. Kepada
Tarmidi, ER memintanya untuk diantar
ke Cikarang, Bekasi dengan alasan hendak membawa istrinya berobat ke
rumah sakit. Tanpa rasa curiga, Tarmidi
pun menerima tawaran tersebut,
setelah sebelumnya negosiasi ongkos
antar hingga Cikarang yakni sebesar Rp
700 ribu. "Saya nggak ada curiga sama sekali.
Saya waktu itu mau antar karena
terharu, saya kasihan sama bapak itu
(ER), katanya istrinya sakit dan perlu
mobil pribadi karena ada banyak
anaknya yang mau ikut," kisah Tarmidi. Setelah saling bertukar nomor telepon
genggam, ER kemudian memintanya
untuk menjemputnya di Pancoran,
Jakarta Selatan. Setelah terjadi
kesepakatan, Tarmidi pun meluncur ke
Meruya, Jakarta Barat, untuk mengambil mobil Toyota Innova B 1185 ST, milik
saudaranya. Selanjutnya, selepas isya,
Tarmidi berangkat ke Pancoran untuk
menjemput ER. Setibanya di Pancoran, ER rupanya
bersama tiga dua pelaku lainnya yakni T
(33) dan H (31). Saat itu, Tarmidi juga
tidak menaruh curiga. Tarmidi bersama
ketiga pelaku kemudian berangkat ke
Cikarang melalui tol. Saat itu, tersangka ER duduk di belakang Tarmidi bersama
tersangka T, sementara tersangka H,
duduk di samping jok Tarmidi. Tanpa
disadari, salah satu tersangka lain
berinisial HS membuntuti mereka dari
belakang dengan menggunakan mobil lain. Selama perjalanan, tidak ada hal yang
mencurigakan bagi Tarmidi. Hingga
akhirnya, sebelum keluar Tol Cikarang
Pusat, tersangka ER meminta Tarmidi
berhenti setelah pintu keluar Tol
Cikarang Pusat, dengan alasan hendak menjemput istrinya yang sedang sakit
itu. Selepas pintu keluar Tol Cikarang Pusat,
Tarmidi kemudian diminta berhenti.
Saat itu, tiba-tiba para pelaku
mengeroyoknya. Tarmidi pun terluka di
bagian wajah. Bahkan, akibat pukulan
keras para pelaku, telinga Tarmidi mengalami gangguan pendengaran. "Saya dikeroyok sampai pingsan. Wajah
dan badan saya luka-luka lebam," katanya.
Setelah puas menganiaya, para pelaku
lalu menutup mata dan mulut Tarmidi
dengan plakban. Tangan Tarmidi juga
diikat borgol dan kakinya terikat tali.
Badannya juga dililit plakban, hingga
Tarmidi tidak bisa bergerak. Tarmidi kemudian dipindahkan ke kursi
belakang. Ia lalu dibawa keliling-
keliling. "Lalu saya minta ke mereka 'Pak, saya
minta uang Rp 20 ribu saja untuk
ongkos'," kata Tarmidi. Mendengar permintaannya itu, para
pelaku langsung memukulinya. Tarmidi
disuruh diam dan diancam. "Sudah, diam. Kalau tidak, nanti kamu
saya bunuh. Kamu mau kita buang,
nanti juga ada yang nolong,"imbuhnya. Dibuang ke Jurang Setelah 15 menit dibawa berputar-
putar, Tarmidi kemudian dipindahkan
ke mobil pelaku. Setelah itu, ia pingsan.
Ia baru tersadar ketika pelaku
membuka plakban yang melilit di
sekujur tubuhnya. Namun matanya masih tertutup plakban dan tangan
serta kakinya juga masih dalam keadaan terikat.
"Setelah lilitan plakban di badan dibuka,
saya lalu digelindingkan ke dalam
jurang, kedalamannya ada sekitar 5
meter," katanya. Dalam kondisi tangan dan kaki terikat,
ia berjuang menyelamatkan ia berjuang menyelamatkan ia berjuang menyelamatkan ia berjuang menyelamatkan diri dan
mencari pertolongan. Tarmidi pun
berhasil merayap hingga ke atas di
tepian jalan, dan dibantu warga sekitar. "Saya berterimakasih sama bapak-
bapak polisi di Polda Metro Jaya dan di
Sadang sudah membantu saya mencari
pelakunya. Terimakasih banyak. Saya
tidak ingin membalas perbuatan
mereka, biarkan Tuhan yang membalasnya," tutup Tarmidi. Para pelaku sendiri berhasil ditangkap
aparat Subdit Jatanras Ditreskrimum
Polda Metro Jaya pada tanggal 4
November 2013 lalu, di Cikarang, Bekasi
dan Ciledug, Tangerang. Selain
menangkap pelaku perampokan, polisi juga menangkap dua orang penadah
berinisial ASA dan AHL. Dari dua
penadah ini, polisi menyita mobil
Toyota Innova B 1185 ST yang dirampas
pelaku, serta sejumlah pelat nopol yang
diduga milik kendaraan hasil curian lainnya. Juga disita borgol dan plakban
dari para pelaku perampokan. "Kasus ini tuntas semua. Pelaku empat-
empatnya berhasil kita tangkap dan
penadahnya juga bisa kita tangkap,"
kata Kanit V Subdit Jatanras
Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol
Antonius Agus. Penyidik saat ini masih
mengembangkan kasus tersebut,
setelah ditemukan adanya sejumlah
pelat nopol di rumah tersangka ASA dan
AHL. "Diduga pelat ini dari mobil hasil
curian," tukasnya

#maaf gan, sekian dari ane emoticon-Cool

sumber : m.detik..com/news/read/2013/11/14/042720/2412476/10/4/kisah-sopir-rental-korban-perampokan-yang-dibuang-ke-jurang
Diubah oleh gerybeone 14-11-2013 00:16
0
2K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.