1015akbarAvatar border
TS
1015akbar
Basuki: Gara-gara Pintu Air Tidak Dibuka, Latuharhari Jebol

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menegaskan, apabila Pintu Air Manggarai telah masuk Siaga I atau pada ketinggian 900 cm, pintu harus dibuka. Ia tidak mau kejadian jebolnya tanggul Latuharhari Kanal Banjir Barat (KBB) pada awal tahun 2013 kembali terulang karena Pintu Air Manggarai tidak dibuka.

"Justru gara-gara kemarin pintu airnya tidak dibuka, BKB juga jebol kan? Tenggelam juga," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Menurut dia, kewenangan membuka Pintu Air Manggarai ada di tangan Gubernur DKI Jakarta meskipun pada akhirnya keputusan terakhir tetap ada di tangan Presiden RI. Sebab, apabila pintu air tersebut dibuka, yang akan terkena dampak banjir adalah Istana Negara dan sekitarnya, termasuk Balaikota Jakarta.

"Ya, paling kita lapor Presiden saja, mohon maaf Pak Presiden, kemungkinan Istana kerendem lagi, pintu airnya dibuka apa enggak? Ha-ha-ha," canda dia.

Berbeda dengan Pintu Air Manggarai, Basuki justru menilai normalisasi Waduk Pluit yang sedang dikerjakan sudah mulai ada hasilnya. Kawasan di sekitar daerah Waduk Pluit akan terkena dampak banjir apabila volume sudah melebihi batas normal. DKI hanya perlu mengoptimalkan fungsi pompa yang ada. Apabila tidak keburu untuk dikerjakan, rumah pribadinya yang terletak di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, juga akan ikut terendam banjir.

Basuki pun mengklaim telah memiliki beberapa tempat penampungan air hujan apabila intensitas hujannya tinggi, misalnya Cengkareng Drain, KBB, Kanal Banjir Timur (KBT), dan Cakung Drain.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengakui masih banyak genangan mengepung Jakarta apabila hujan terjadi. Daerah yang paling banyak tergenang adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Ia menjelaskan, banyak penyebab mengapa di Jakarta masih tergenang banjir. Penyebab paling utama adalah pengalihan fungsi tata ruang dan juga banyaknya bangunan-bangunan liar di pinggir sungai.

"Nah, seharusnya kali itu lebar, tapi sekarang kondisinya sempit. Misalnya Kali Mampang, Kali Krukut, Kali Grogol, seharusnya kedalamannya sampai 20 meter, tapi di lapangan ternyata banyak yang cuma tujuh meter. Kanan kirinya banyak bangunan liarnya juga," kata Manggas.
0
1.5K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.