mclarAvatar border
TS
mclar
Saham Twitter naik 73% -- Rp. 293rb/lembar
Penjualan perdana (IPO) saham di situs mikroblogging Twitter ditutup pada US$44,90 atau 73% lebih tinggi dari harga awal sebesar US$26 (Rp293 ribu) per lembarnya.

Harga penutupan ini jauh lebih tinggi dari yang sebelumnya Klik ditawarkan mulai US$17 per lembar. Ini berarti pada hari pertamanya menjadi perusahaan publik, Twitter kini bernilai lebih dari US$31 miliar.

Lebih dari 13 juta saham ditransaksikan setelah penjualan dimulai satu jam setelah bursa saham New York (NYSE) dibuka.
Klik Twitter memutuskan untuk melepas sahamnya di NYSE dan tidak di bursa Nasdaq seperti yang dilakukan Facebook pada penawaran saham perdana sebelumnya.

Ini adalah kemenangan besar bagi NYSE yang kemudian menghiasi bagian luar bangunan dengan spanduk-spanduk promosi pada Kamis (07/11) waktu setempat.

Twitter memiliki lebih dari 230 juta pengguna, namun sejauh ini belum berhasil meraih untung. Menurut dokumen IPO, para pengguna ini mengirimkan 500 juta tweet per hari.

Fluktuatif


Meski memiliki banyak pengguna, Twitter masih merugi.
Harga penjualan pada saham perdana memang sering kali fluktuatif.
Dalam beberapa menit, harga saham Twitter melonjak lebih dari 80% sebelum ditutup tepat di bawah harga pembukaan awal sebesar US$45,10 per saham.

Ketika Facebook diluncurkan di Nasdaq, sahamnya dilepas perdana pada harga US$38 per lembar. Saham melonjak beberapa jam setelah penjualan hingga menyentuh titik tertinggi hingga US$45, tetapi kemudian harganya merosot.
Meski berhasil pada IPO, kinerja keuangan Twitter masih dibawah pengawasan ketat mengingat perusahaan ini masih merugi.
Twitter merugi US$69 juta dalam enam bulan pertama tahun 2013, dengan pendapatan hanya sebesar US$254 juta. Sekitar 85% dari pendapatan berasal dari iklan di situsnya.

Mary Jo Putih, kepala regulator komisi sekuritas dan perdagangan mata uang di AS memperingatkan para investor untuk berhati-hati dengan perhitungan yang digunakan oleh perusahaan teknologi seperti Twitter, karena investor bisa kewalahan melihat besarnya angka-angka dalam data.

"Dengan tidak adanya gambaran yang jelas, orang kemungkinan menerjemahkan angka-angka besar sebagai keuntungan besar bagi perusahaan," katanya dalam pidatonya. "Tetapi itu belum tentu."

sumber

sorry klo salah kamar Gan..
Diubah oleh mclar 09-11-2013 02:55
0
836
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.