Pengusaha Sejak 5 Tahun Lalu Sudah Mengeluh Soal Cuti Bersama
Rista Rama Dhany - detikfinance

Jakarta - Para pengusaha sudah lebih dari lima tahun lalu meminta kepada pemerintah agar jumlah libur dan cuti bersama dikurangi agar tidak mengganggu produktivitas dunia usaha.

Seperti diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi, sudah lama pengusaha mendesak aga pemerintah mengurangi bahkan menghapus kebijakan cuti bersama. Keluhan Sofjan ini setidaknya sudah disampaikannya pada 5 Februari 2008 silam. Bahkan pada waktu itu sudah ada respons pemerintah terkait wacana memangkas jumlah hari libur dan cuti bersama.

"Dari dulu kami desak pemerintah agar dihapus itu cuti bersama. Enggak perlu itu ada. Suratnya sudah kami kirim ke Menpan, Menaker dan Menko kesra," kata Sofjan waktu itu dikutip Selasa (15/10/2013)

Berselang 5 tahun lebih, Sofjan kembali meneriakan tuntutan para pengusaha terhadap banyaknya libur dan cuti bersama di Indonesia.

"Kalau cuti bersama terus, bagaimana kita bersaing? Buruh kita juga nggak produktif," ucap Sofjan seperti dikutip, Selasa (15/10/2013).

Di samping itu, program cuti bersama ini menambah beban bagi para pengusaha. Karena pengusaha harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar upah lembur pegawai yang tetap kerja saat cuti bersama berlangsung.

"Kita harus suplai (dana) terus, karena kita punya pesanan tapi karena libur, ongkos kita naik, karena harus bayar uang lembur," ujarnya.

Jakarta - Keluhan yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, akibat penerapan cuti bersama, pengusaha tekstil harus mengeluarkan dana tambahan untuk membayar pekerjanya yang lembur di saat cuti bersama.

"Hitung saja upah lembur yang seharusnya cuti kita pekerjakan. Sementara daya produktivitasnya berkurang, karena setiap tahunnya jam kerja hilang. Begitu juga pelayanan publik, nggak ada seolah-olah republik ini PNS semua," jelasnya.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto juga angkat bicara, Indonesia merupakan negara yang banyak liiburnya, sehingga membuat banyak pengusaha merugi.

"Indonesia ini kebanyakan holiday (libur), agama di Indonesia ada empat semuanya dirayain, diliburkan kerjanya, belum Sabtu-Minggu libur lagi, belum tahun baru lagi, apalagi ada hari kejepit, dipolitikin diliburkan panjang, kapan kita kerjanya," ungkap Suryo.

Menurut Suryo jika sering libur panjang alias cuti bersama dan banyak libur membuat pengusaha yang dirugikan.

"Kalau kebayakan libur, kapan kerjanya, pengusaha yang rugi terus, bagaimana kita Indonesia memproduksi barang/jasa yang kompetitif, yang bisa bersaing terutama dengan barang-barang impor yang makin membanjiri Indonesia," ucapnya.

[URL="http://finance.detik..com/read/2013/10/15/103855/2386239/4/1/pengusaha-sejak-5-tahun-lalu-sudah-mengeluh-soal-cuti-bersama"]detik1[/URL]
[URL="http://finance.detik..com/read/2013/10/15/103855/2386239/4/2/pengusaha-sejak-5-tahun-lalu-sudah-mengeluh-soal-cuti-bersama"]detik2[/URL]

Takkan lari untung dikejar bos