as4madunAvatar border
TS
as4madun
BAP Keterlibatan IBAS bin SBY dalam Kasus Hambalang Hilang?

Ibas

BAP Keterlibatan Ibas Dalam Kasus Hambalang Hilang?
Minggu, 13 Oktober 2013, 15:10 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita acara pemeriksaan (BAP) sejumlah saksi yang menyebutkan keterlibatan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, dilaporkan hilang. Kabar itu didapat dari sebuah broadcast message yang beredar di kalangan wartawan akhir pekan ini. Dalam pesan tersebut, dikatakan kini ada 20 orang penyidik TNI yang menangani kasus Hambalang. Semua BAP yang menyebutkan dugaan keterlibatan Ibas tiba-tiba hilang. Alat bukti soal dugaan keterlibatan Ibas juga dihilangkan.

Ketua tim penyidik kasus Hambalang juga berasal dari TNI. KPK juga tidak berani menetapkan adik Andi Mallarangeng, Andi 'Choel' Zulkarnaen Mallarangeng sebagai tersangka karena khawatir Choel akan membuka suara terkait penerimaan mobil Ferrari kepada Ibas. "BAP Yulianis yang menyebut-nyebut Ibas sudah dihilangkan," bunyi sebagian pesan yang diterima ROL. Saat ROL mencoba mengonfirmasi kabar tersebut, pimpinan maupun juru bicara KPK, Johan Budi SP tidak dapat dihubungi.
http://www.republika.co.id/berita/na...ngnya-bap-ibas

Banyak BAP Hilang dan Penyidik TNI di KPK untuk Melindungi Ibas?
Sabtu, 12 Oktober 2013 - 19:30:03 WIB

ASATUNEWS - Banyak kalangan memprotes rencana Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK untuk merekrut anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penyidik. Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, misalnya, menilai masuknya anggota TNI di KPK adalah keputusan keliru. “Dengan prestasi KPK dalam mengungkap kasus-kasus korupsi selama ini, KPK seharusnya tidak perlu melibatkan TNI demi menjaga independensinya. Tanpa keterlibatan TNI, kami menilai KPK sudah berhasil dalam melakukan kerja pemberantasan korupsi selama ini,” kata Poengky.

Melibatkan anggota TNI, lanjut Poengky, justru akan memperburuk citra KPK, terutama bila nanti bersinggungan dengan kasus korupsi yang terjadi di sektor pertahanan. Apalagi, KPK selama ini juga tidak berani menyentuh korupsi yang terjadi di sektor pertahanan, seperti dugaan penggelembungan dana pembelian enam pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK2 pada tahun 2012. “Hingga saat ini, tidak ada perkembangan dari kasus tersebut, yang diduga merugikan keuangan negara senilai Rp 700 miliar,” tutur Poengky.

Apakah ini menjadi awal diperlakukannya langkah semacam Dwifungsi ABRI pada masa rezim Soeharto oleh pemerintah di bawah kendali Susilo Bambang Yudhoyono? “Bisa saja seperti itu pada akhirnya. Tapi, dalam jangka pendek, kepentingan untuk merekrut penyidik dari TNI lebih banyak sebagai langkah pengamanan anak SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, terkait kasus Hambalang,” kata seorang sumber kami, kita sebut saja namanya D. Menurut informasi D, walau dia mengatakan mesti harus dikonfirmasi lagi ke pihak KPK, banyak berita acara pemeriksaan (BAP) yang terkait Ibas hilang dari arsip KPK. “Katanya, yang saya dengar, sebagian besar BAP saksi Hambalang yang terkait Ibas hilang dari KPK,” ungkap D. Untuk kepentingan ini juga, tambah D, penyidik Novel Beswedan diganti dengan A Damanik. “Novel juga kabarnya mendapat tekanan agar segera menyidangkan Anas Urbaningrum, padahal dia belum mendapatkan bukti sampai sekarang,” kata D. Yang jelas-jelas telah mengaku menerima uang, Andi Zulkanaen Mallarangeng alias Choel, malah belum ditahan sampai sekarang. “Mungkin ada kaitannya dengan isu yang mengatakan bahwa Choel pernah memberi mobil mewah kepada Ibas,” tutur D.

Sayangnya, soal kabar banyaknya BAP yang hilang, sampai saat ini kami belum bisa mengubungi Juru Bicara KPK, Johan Budi. Semoga saja, KPK yang sekarang tidak menambah kegelapan yang sedang menyelimuti negeri ini. Bongkar!
http://www.asatunews.com/berita-9503...ungi-ibas.html

Anas Siap Bongkar Keterlibatan Ibas di Kasus Hambalang
Rabu, 27 Februari 2013 03:20 WIB


Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum mengadakan jumpa pers pengunduran dirinya dari Ketum PD, di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2013). Pengunduran Anas tersebut menyusul penetapan dirinya sebagai tersangka kasus korupsi proyek Hambalang oleh KPK sehari sebelumnya, Jumat (22/2/2013). (Tribun Jakarta/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keterlibatan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas di kasus dugaan korupsi proyek Hambalang siap dibongkar Anas Urbaningrum. Hal tersebut akan Anas lakukan apabila Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin yang dianggapnya paling mengetahui keterlibatan Ibas tidak mau menjelaskan. "Kalau hadis Rowahunya itu pak Amir Syamsuddin saya kan hanya ikut rapat mendengarkan itu yang pas menjelaskan itu pak Amir. Kecuali pak Amir Syamsuddin kalau ditanya tidak mau menjelaskan ya nanti pemain penggantinya ya saya lah," kata Anas saat wawancara eksklusif yang ditayangkan RCTI, Rabu(27/2/2013) dini hari.

Penyebutan nama Ibas pertama kali diketahui saat Anas mengantar Nazaruddin ke kediaman SBY di Cikeas sebelum pergi ke Singapura. Kala itu SBY disebut-sebut marah karena mengetahui Ibas menerima aliran uang proyek Hambalang. Anas juga mengaku siap buka-bukaan mengenai nama-nama orang yang disebut Nazaruddin terlibat di sengkarut proyek Hambalang, termasuk Ibas. Meski katanya ia tentu akan mempertimbangkan terlebih dahulu mana yang penting dan tidak buat dirinya. "Ada tugas-tugas penting yang akan saya lakukan jadi ukurannya yang penting meskipun kecil kita harus berpikir untuk hal besar jadi urusan-urusan yang mungkin kurang penting tidak akan saya lakukan tapi tergantung penting tidak penting," ujarnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...asus-hambalang

------------------------------

Kalo hilang, yang diulang lagi. Gitu aja kok repot?


emoticon-Ngakak
0
6.5K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.