fatah
TS
fatah
→ Inspirasi Maslov dan Loba untuk Timnas U-19
Dunia mengenal Viktor Maslov sebagai bapak pressing football. Sejak dikembangkan pada 1960-an, sepak bola menekan masih awet digunakan sampai sekarang. Jonathan Wilson, pengarang buku Inverting the Pyramid: The History of Football Tactics menyebut Viktor Maslov sebagai bidan sepak bola modern.

Quote:


Pressing football yang ditemukan Maslov mengubah tendensi permainan pada era tersebut. Mulanya, sebuah tim cenderung memberi ruang dan waktu kepada lawan untuk menguasai bola.

Maslov berani melakukan revolusi. Di mata Maslov, sebuah tim dituntut menekan dan menutup ruang gerak sejak wilayah pertahanan lawan. Strategi ini mensyaratkan kesadaran taktik dan level fisik tingkat tinggi.

Kesadaran taktik bisa dibangun lewat hubungan saling percaya pelatih dan pemain. Maslov bukan tipikal pelatih yang diplomatis, melainkan tegas. Dia dihormati dan dicintai anak asuhnya.

Sementara level fitness tingkat tinggi dibangun lewat nutrisi cukup dan rezim latihan fisik yang keras, disiplin, dan intensif.

Taktik pressing football yang diperkenalkan Maslov membawa prestasi besar bagi Dynamo Kiev. Pada kurun 1965-1968, Dynamo Kiev merengkuh 3 gelar liga Uni Soviet dan 2 gelar Piala Uni Soviet. Temuan Maslov menjadi perubahan taktik paling penting dalam satu generasi. Pressing football pula yang menjadi fundamen total football Ajax di bawah Rinus Michels dan tim impian AC Milan di bawah Arrigo Sacchi.

**************************************************************************


Bicara Dynamo Kiev, orang tidak akan bisa melupakan putra terbaik kota industri penting di Eropa Timur itu, Valery Lobanovsky. Pelatih legendaris itu populer dengan penemuan gemilangnya tentang sepak bola berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Quote:


Barangkali banyak yang mempertanyakan, bagaimana sepak bola berbasis sains bisa berjalan. Lobanovsky membuktikan bisa, dengan sederet prestasi baik bersama Dinamo Kiev maupun tim nasional Uni Soviet yang diasuhnya.

Loba menjadikan Dinamo klub pertama di Uni Soviet merebut trofi Eropa yaitu Piala Winners 1975. Loba kembali mengantar trofi Piala Winners bagi Dinamo pada 1986 dengan mengalahkan Atletico Madrid di final. Dan pada 1988, Uni Soviet yang pemainnya dipilih berbasis performa dalam tes komputer dibawanya lolos ke final Piala Eropa sebelum ditaklukkan Belanda.

"Hal yang paling penting dalam sepak bola modern adalah apa yang dilakukan pemain di lapangan ketika dia tidak sedang memegang bola, bukan sebaliknya," kata Loba soal filosofi dasar permainan bola.

Kedekatan Loba dengan sains berawal dari latar belakang sebagai mahasiswa Institut Politeknik Kiev. Loba seorang pecandu matematika. Warisan paling terkenalnya adalah tendangan pisang. Secara ilmiah disebutnya Magnus Effect. Loba menemukan tendangan pisang, setelah belajar teori dengan menghitung kecepatan, daya dan titik kontak sepatu dengan bola.

Saat melatih Dnipro Dnipropetrovsk, Loba berkenalan dengan Anatoly Zelentsov, dekan Ilmu Fisika, Institut Teknologi Dnipropetrovsk. Keduanya lantas berkolaborasi. Zelentsov diajak bergabung bersama Dinamo Kiev. Zelentsov bekerja berpegang pada garis Loba. Prinsip berpikirnya sama dengan Loba yaitu, ketika sepersekian detik menjadi terlalu lama dalam sepak bola modern, maka pemain sudah harus tahu ke mana mengumpan, sebelum dia menerima bola. Untuk bisa seperti ini, seorang pemain harus bisa mengingat pola pergerakan. Dan ketika dia berdiri tanpa bola, pemain harus bisa berlari sesuai pola, sesuai kebiasaan.

Jurnalis Inggris, Simon Kuper menceritakan pengalamannya ketika berada di laboratorium Zelentsov dalam buku Football Against The Enemy. Zelentsov menunjukkan layar komputer yang dibagi dalam sembilan kotak bujur sangkar. Kotak itu untuk mengukur seberapa sering seorang pemain masuk ke kotak lain, siapa yang menggantikan ketika dia meninggalkan kotak, serta seberapa banyak pemain itu memegang bola atau tidak memegang bola di satu kotak.

Zelentsov menggunakan skala untuk menghitung kemampuan pemainnya dalam hal lima ukuran penilaian yaitu intensitas, aktivitas, efektivitas, tingkat kesalahan serta realisasi. Nilai tiap pemain dalam setiap ukuran kinerja kemudian disodorkan kepada Lobanovsky. Nilai itu akan berperan dalam penentuan siapa layak bermain di lapangan.

Begitulah cara Lobanovsky bekerja. Cerdas dan brilian. Oleh pemerintah Ukraina, Loba dianugerahi gelar pahlawan nasional.

**************************************************************************


Berasal dari tanah Soviet pula, Anatoli Polosin dan Vladimir Urin pernah menangani timnas Indonesia. Gaya dan prinsip sepak bola yang dibawa Polosin dan Urin nyaris mirip dengan Maslov dan Loba. Bagi mereka kekuatan fisik pemain menjadi faktor utama. Tanpa fisik kuat, sulit menjalankan taktik di lapangan. Berikutnya, mencampur ilmu pengetahuan dalam taktik dan strategi sepak bola.

Tahun 1991, Polosin dan Urin menggembleng fisik pemain timnas dengan sangat keras. Beberapa pemain bintang kabur karena tak kuat. Pemain lain banyak yang muntah-muntah. Sport science juga sudah diterapkan duet Polosin dan Urin. Statistik permainan seperti jumlah umpan antar pemain dihitung. Standar VO2Max diperhatikan agar pemain bisa tampil maksimal selama 90 menit. Vo2Max adalah volume maksimal oksigen yang diproses tubuh manusia saat melakukan kegiatan intensif. Vo2Max menjadi indikator untuk mengukur kemampuan tubuh.

Hasil dari penggodokan duet pelatih itu berbuah emas SEA Games 1991, gelar internasional terakhir yang pernah dicapai timnas senior.

**************************************************************************


22 tahun kemudian, cara yang sama diulangi kali ini bukan oleh pelatih asing tetapi pelatih lokal Indra Sjafri. Timnas U-19 menjadi juara AFF dan kini berpeluang lolos ke putaran final Piala AFC tidak lepas dari gemblengan fisik dan sport science.

Quote:


Rata-rata Vo2Max para pemain adalah 55, namun ada pula yang mencapai 60. Dengan standar tersebut, mereka diharapkan bisa tampil optimal sepanjang 90 menit pertandingan. Gizi dan nutrisi diperhatikan serius. Statistik permainan menjadi bahan evaluasi tim. Lebih penting lagi adalah kedekatan pelatih dan pemain sehingga instruksi apapun mudah diimplementasikan di lapangan.

TRIBUNNEWS.COM- Tim nasional Indonesia semakin matang menjelang menjalani kualifikasi Piala Asia U19, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 8-12 Oktober mendatang. Pelatih Indonesia U19, Indra Sjafri, mengatakan, timnya semakin matang berkat kerja maksimal seluruh pemain pemain dan ofisial. "Soal fisik, para pemain sudah cukup prima, bahkan mengalami peningkatan VO2 Max," katanya.
Menurut Indra, meningkatnya VO2 Max (kemampuan maksimal paru-paru menghirup oksigen) pemainnya merupakan peran penting dokter tim dan fisioterapis, sebab sebelum ataupun sesudah bertanding dan latihan, kondisi para pemain selalu diteliti dengan baik.
"Para pemain juga rutin melakukan krioterapi (terapi menggunakan air sangat dingin)," tutur Indra.
Sementara penjaga gawang Ravi Murdianto mengaku membutuhkan waktu untuk beradaptasi selama menjalani pemusatan latihan di Jakarta, terutama terkait kondisi lapangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Lapangan di sini berbeda dengan lapangan yang pernah kami pakai untuk berlatih sehingga perlu adaptasi, terutama dengan area sekitar gawang dan juga lampu stadion yang lebih terang," katanya.
Meski begitu, Ravi optimistis mampu menyatu dan siap diturunkan pada babak kualifikasi Piala Asia U19.



Bola.net- Ada satu cara yang dilakukan dokter Timnas Indonesia U-19, dr Alfan Nur Ashar demi menghindari cedera skuat Garuda Jaya. Yakni terapi air es secara rutin.

Dokter alumni dari Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta ini rutin menerapkannya pada pemain baik usai bertanding atau latihan. Seperti yang terlihat usai latihan pagi tadi di halaman dan kolam renang Hotel Sultan, Kamis (10/10).

"Ini gunanya untuk membuka dan merenggangkan kembali otot-otot mereka. Tak hanya hari ini saja, ini rutin. Setelah latihan atau pertandingan yang pulangnya jam 12 malam, terapi ini tetap kita lakukan," ujar dr Alfan.

Adapun cara terapi yang dilakukan adalah, Evan Dimas dkk terlebih dahulu relaksasi dengan berendam di kolam renang selama sepuluh menit. Kemudian kaki-kaki mereka masuk ke dalam tong yang sudah diisi air es selama dua menit dan sekujur tubuh masuk selama sekitar sepuluh detik.

Terapi air ini belum usai. Setelah direndam air es, skuat Garuda Jaya kembali direndam ke air bersuhu normal untuk pemulihan. Setelah itu ditutup dengan berendam air hangat. "Terapi ini bukan untuk relaksasi. Tapi lebih ke preventif guna menghindari cedera," jelasnya.

Terapi ala dr Alfan ini cukup efektif. Buktinya, semenjak di Piala AFF U-19 lalu hingga kini, tidak ada pemain yang absen karena cedera otot tertarik atau kram. Bahkan otot mereka tetap mampu bertahan tanpa kram selama 120 menit seperti babak final lalu.

Cedera yang didapatkan pemain Timnas U-19 lalu, rata-rata karena berbenturan. Seperti Mukhlis Hadi Ning Syaifulloh dan M Syahrul Kurniawan. Hebatnya lagi, cedera pemain Timnas pun hanya dalam hitungan hari segera pulih

Quote:




Tambahan Agan2 emoticon-Recommended Seller


Quote:
Diubah oleh fatah 12-10-2013 01:32
0
3.1K
21
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.