Di waktu siang yang cukup terik, kala itu masih kelas 3 SMP, ruangan kelas yang sebenarnya adalah Laboraturium Biologi menjadi tempat bersejarah. Banyak jam kosong, padahal menjelang Ujian Akhir Nasional. Jadinya waktu banyak digunakan untuk ngerumpi dan makan-makan oleh siswa.

Entah kenapa saya diletakkan di kelas itu ketika naik kelas. Saya dipisahkan dari geng saya. Mungkin guru-guru tahu jika saya disatukan dengan geng akan membuat onar lebih spektakuler. Tapi memang cukup efektif, saya jarang berulah ketika di kelas tersebut.

Seperti hari-hari biasanya jam kosong saya sering berada di luar kelas sambil bercengkerama dengan teman-teman, kadang sambil bermain bola. Seorang teman menyeletuk jelas di depan saya : "Kalau kamu memang sakti, coba buat salah satu dari kami kesurupan, baru saya akui kamu hebat.."

Sebelum-sebelumnya saya memang sudah sering dijuluki pendekar sekolah, parahnya kadang disebut dukun. Sedikit cumiikkan telinga. Mengingat kredibilitas saya sebagai playboy kelas cendol bisa tergeser dengan adanya julukan-julukan semacam itu.

Kembali, nah karena celetukan itu saya panas. Kebetulan ada yang menantang jadi mediator juga. Saya tarik salah satu jin di sudut kelas. Saya ambil yang kira-kira kooperatif. Dan si mediator pun kesurupan. Akhirnya saya sadarkan kembali.

Besoknya dia ketagihan dan minta lagi. Lebih seru lagi karena hal tersebut biasanya hanya dijumpai di TV, saat itu life di kelas. Untuk lebih ekstrim, saya tarik jin jahat dan saya masukkan ke teman. Nah ini yang menjadi permasalahan. Jin tersebut sangat kuat ternyata, di luar dugaan.

Sekitar 30 menit perjuangan saya mengeluarkan jin tersebut. Jin tersebut marah-marah dan mengumpat dengan hebatnya. Saya sendiri merinding, baru pertama kali mediumisasi jin jahat. Sempat takut kalau jin ini ndak bisa keluar. Tapi ya akhirnya keluar juga.

Saking lamanya proses terminasi mediumisasi tersebut, tidak sadar waktu pergantian pelajaran sudah tiba. Guru Bahasa Inggris yang akan masuk lari ketakutan melihat kejadian itu. Ya sisi positifnya kami jadi tambah waktu kosong hari itu.

Namun negatifnya, sebutan dukun semakin mewabah keras di sekolah. Bahkan banyak yang menuduh saya aliran sesat. Beruntung masih diselamatkan dengan posisi saya sebagai muadzin di musholla sekolah, di tambah sederet prestasi di bidang agama, termasuk lomba ceramah agama.

Ya dari situ saya belajar, bahwa mediumisasi harus dilakukan di saat dan tempat yang tepat. Agar tidak menimbulkan fitness (baca : fitnah). Karena fitnah lebih kejam daripada ngasih cendol.. Hehehe..

Oke selamat malam dan salam rahayu..
Yang mau attunement trawangan gratis langsung saja masuk di Attunement Trawangan Gratis