Keberadaan mobil murah di Indonesia menimbulkan pro dan kontra dari pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah mendukung kehadiran mobil ini karena akan mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Pasalnya, sesuai aturan, mobil murah harus menggunakan BBM jenis Pertamax.

Pengamat transportasi Agus Pambagio menyebut tidak mungkin pemerintah bisa memaksa pengguna mobil murah menggunakan Pertamax. Justru sebaliknya, mobil murah akan menambah banyak konsumsi BBM subsidi.

"Mana bisa LCGC pemiliknya disuruh isi Pertamax. Kecuali kalau isi Premium mobilnya meledak atau mogok," kata Agus kepada merdeka.com di Jakarta, Senin (23/8).

Di lain kesempatan, Pengurus Harian YLKI dan Anggota Dewan Transportasi Kota, Tulus Abadi mengatakan adanya mobil murah hanya akan membuat konsumsi BBM subsidi meningkat secara tajam. Menurut Tulus, secara ekonomi tidak masuk akal melarang pengguna mobil murah menggunakan BBM subsidi.

"Pernyataan Menko Perekonomian (Hatta Rajasa) bahwa mobil LCGC akan menekan konsumsi BBM subsidi adalah pernyataan ngawur," tutupnya singkat.

Sebelumnya, Pemerintah optimis peluncuran mobil tipe Low Cost Green Car (LCGC) tidak membuat kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin membengkak. Mobil ini diklaim merupakan kendaraan yang hemat bahan bakar.

Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menilai mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) tersebut menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan serta irit sehingga konsumsi BBM bisa ditekan rendah.

"Justru kehadiran itu mengurangi konsumsi sebetulnya, low cost itu tidak hanya harga murah, tapi penggunaan energinya murah dan hemat," kata Hatta.