AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Gita Wirjawan Terus Mabok Iklankan Diri buat Capres. Berhenti ajalah dari Menteri
Ketika Gita Wirjawan Jadi Bintang Iklan ...
Betulkah Lebih Rp 56 Milyar Duit Rakyat Dipakai Iklan
Sabtu, 21 September 2013 | 19:44 WIB


Iklan Kementerian Perdagangan yang tampil di layar besar di Jl Asia Afrika, Jakarta Pusat | KOMPAS.COM/Sandro Gatra

JAKARTA, KOMPAS.com - Iklan Kementerian Perdagangan yang belakangan masif beredar menjadi pembicaraan di masyarakat. Pasalnya, iklan dengan berbagai media itu juga menampilkan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Setidaknya, iklan tersebut terpasang di bus-bus Damri, layar besar di pinggir jalan, billboard, hingga di dalam kereta api. Berbagai hal dikampanyekan, salah satunya bangga menggunakan produk dalam negeri. Mungkin tidak salah dengan sosialisasi program yang dilakukan Kemendag itu. Namun, hal ini menjadi tanda tanya ketika sosok Gita ikut nimbrung di dalamnya. Saat ini, Gita tengah mengikuti perhelatan Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
Berdasarkan data dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), anggaran Kemendag untuk iklan tahun 2013 mencapai Rp 56,6 miliar. Sebesar Rp 55,4 miliar di antaranya untuk iklan layanan masyarakat. Adapun anggaran publikasi tahun 2012 mencapai Rp 83,6 miliar.

Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA Uchok Sky Khadafi menilai alokasi anggaran tersebut sudah merupakan pemborosan keuangan negara. Ia berpendapat iklan Kemendag yang selama ini disebarluaskan bermuatan politis menjelang Pilpres 2014."Untuk menghemat keuangan negara, semua lembaga/kementerian tidak perlu memasukkan pejabat yang tengah mencalonkan sebagai anggota legislatif atau presiden di dalam iklan. Cukup pakai logo kementerian atau lembaga, publik sudah paham," kata Uchok di Jakarta, Sabtu (21/9/2013). Hingga berita ini diturunkan, Gita belum bisa dikonfirmasi perihal iklan tersebut.

Sebenarnya, khusus untuk pemilu legilatif, Komisi Pemilihan Umum melalui Peraturan KPU Nomor 1 tahun 2013 sudah melarang para pejabat negara, baik di pemerintah pusat maupun daerah untuk memanfaatkan iklan layanan masyarakat dengan dalih sosialisasi program lembaganya. Larangan itu muncul setelah banyak menteri dan pejabat lainnya yang masuk dalam daftar caleg tetap (DCT) DPR. Menurut KPU, banyak cara untuk menyosialisasikan program kementerian/lembaga yang menggunakan uang negara tanpa harus menampilkan pimpinannya. Berbicara tentang sosialisasi program, publik tentu ingat sikap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Orang nomor satu di Jakarta itu tak mau wajahnya masuk dalam baliho atau spanduk di pinggir-pinggir jalan di ibu kota. Jokowi mengaku pernah memarahi salah satu dinas di Jakarta setelah memajang fotonya di spanduk. Sosialisasi tak perlu ditampilkan wajah gubernur. Setelah saya marahi, sekarang enggak ada lagi, kata Jokowi beberapa waktu lalu.http://nasional.kompas.com/read/2013/09/21/1944547/Ketika.Gita.Wirjawan.Jadi.Bintang.Iklan.

Menteri Perdagangan Terbukti Hamburkan Anggaran
Sabtu, 21-09-2013 12:35


Baliho Gita Wirjawan di beberapa sudut jalan Jakarta
(source: pic1 and pic2)

JAKARTA, PESATNEWS - Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi menilai kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak tepat sasaran cenderung menghamburkan anggaran. Iklan layanan masyarakat yang ditayangkan di media baik cetak maupun elektronik oleh Kemendag merupakan bentuk pemborosan anggaran. Pasalnya masyarakat digiring untuk cinta produk Indonesia, namun stimulus agar masyarakat dapat menggunakan barang dalam negeri tidak dibarengi dengan langkah pemerintah yang signifikan. "Publik disuruh cinta produk Indonesia, tetapi, pemerintah tidak melindungi produk dalam negeri, dan produksi dalam negeri sudah mati duluan dibunuh produk luar negeri lantaran Indonesia adalah pasar bebas," kata Ucok dalam pernyataan persnya, Sabtu (21/9/2013).

Sehingga hanya sebatas selogan tanpa substansi yang kongkrit dari pemerintah dengan membanjirnya produk impor lantaran kebijakan mengenai perlindungan produk dalam negeri yang minim dan cenderung mengaplikasikan pasar bebas. "Dimana pemerintah membuka produk import selebar-lebarnya, tidak ada protektif dari pemerintah terhadap produk dalam negeri," terangnya. Berdasarkan pantauan Fitra, Ucok berpendapat iklan layanan masyarakat yang dikeluarkan Kemendag dibawah kepemimpinan Menteri Perdagangan, Gita Wijawan tidak substansif dan relevan. Terlebih menurut Ucok iklan layanan tersebut berbau kampanye jelang Pemilihan Umum tahun 2014.

Ucok menghimbau kepada lembaga negara atau kementrian apabila memasang iklan baik media cetak dan elektronik cukup dengan menggunakan logo lembaga atau kementrian terkait. Hal tersebut sudah cukup dipahami oleh publik tanpa menampilkan sosok pejabat yang memiliki kepentingan politik dibelakangnya. "Jangan pakai tokoh utama dari pejabat negara baik yang sudah mencalonkan legislatif, atau calon presiden," tegasnya. Berikut data pantauan Fitra dalam kurun dua tahun bukti pemborosan anggaran ditubuh Kemendag dari tahun 2012-2013 dalam pemasangan iklan layanan masyarakat.

Pada tahun 2012, Kementerian Perdagangan mempublikasi iklan dan segala macam bentuk publikasi lainnya sebesar Rp. 83,610,152,000.
Publikasi iklan tersebut antara lain:

1. Penyebaran informasi harga komoditi melalui media TV swasta nasional sebesar Rp. 921,580,000

2. Pembuatan dan penayangan TVC sosialisasi 100 persen Cinta Indonesia melalui media TV dan Radio sebesar Rp. 47,800,000,000

3. Sosialisasi 100 persen cinta Indonesia melalui media Luar Ruang (Roadshow, LED, Billboard dan media cetak) sebesar Rp. 33,694,500,000

Kemudian, pada tahun 2013, Kementerian Perdagangan juga akan menayangkan Iklan sebesar Rp. 56,658,850,000, antara lain:

1. Pembuatan dan penayangan iklan layanan masyarakat perubahaan pola konsumsi melalui media elektronik sebesar Rp. 55,458,850,000

2. Pekerjaan penayangan informasi harga komoditi melalui media TV dan dalam rangka penyebarluasan informasi harga komoditi melalui TV swasta Nasional sebesar Rp. 1,200,000,000.
http://www.pesatnews.com/read/2013/0...urkan-anggaran

Gita Wirjawan 'Dibully' Gara-gara Pajang Foto di Jok Kereta
Rabu, 18 September 2013 00:04 WIB



Gita Wirjawan 'Dibully' Gara-gara Pajang Foto di Jok Kereta Api dan Bus DAMRI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi politisi di jaman kiwari, bersosialisasi memang bisa dilakukan dengan berbagai medium. Namun, tak jarang pula upaya politisi agar dirinya menjadi populer di kalangan masyarakat tersebut justru menuai kritik, bahkan cemooh. Setidaknya, hal itulah yang menimpa Gita Wirjawan, seorang yang disebut-sebut banyak kalangan sebagai 'kuda hitam' dalam bursa bakal calon presiden (capres). Gita yang kekinian masih menjabat Menteri Perdagangan tersebut, juga turut serta dalam konvensi yang digelar Partai Demokrat.

Untuk menyosialisasikan dirinya, Gita bahkan menggunakan medium kain pelapis bagian kepala kursi kereta. Itu, seperti foto yang dipublikasikan oleh akun @outstandjing di laman jejaring sosial Twitter, per Jumat (13/9/2013) pekan lalu.

Pada kain pelapis bewarna biru tua tersebut, persisnya di bagian belakang kursi kereta itu terpampang gambar Gita tengah tersenyum lebar.

Gambar tersebut, dibubuhi pesan yang sebenarnya tak bermakna politis: "pakai produk dalam negeri mulai dari kita." Pesan itu sendiri, tidak mengatasnamakan Gita sebagai peserta konvensi partai berkuasa, tapi Kementerian Perdagangan.

Sebagai pengantar, @outstandjing memublikasikan foto itu di akunnya dengan komentar: "Pencitraan Gita Wirjawan mengatasnamakan Kementrian Perdagangan. Semua kursi di kereta, ditempelin muka dia. pic.twitter.com/pelwKy5Q84".

Tak ayal, foto yang dipajang oleh @outstandjing itu mendapat banyak komentar bernada 'miring'. Misalnya @Ida_Amal yang meretweet, "Astagfirullah @Outstandjing: Pencitraan Gita Wirjawan mengatasnamakan Kemendag. kursi di kereta, ditempelin muka dia."

Sementara @wolwol menulis: "@Outstandjing parah. Saingan berat pake modal kementrian. Sama kayak si tiffy, di papan2 gede, iklanin tv digital. 3/4nya muka dia". 'Tiffy' yang dimaksud @wolwol tentu adalah Menkominfo Tifatul Sembiring.

@dbrahmantyo, pada Sabtu (14/9/2013), menuliskan komentar terkait foto itu secara kritis, "dulu kemdag jg promosi cinta produk Indonesia tanpa majang mukanya bu Marie." Marie dalam komentar @dbrahmantyo itu tentu merujuk mantan Kemendag Marie Eka Pangestu.
Namun, ada pula yang berkomentar satir. Itu seperti yang dituliskan @leksa: "hahaha... semoga ga ada yang mimpi buruk di kereta emoticon-Smilie" .
http://www.tribunnews.com/nasional/2...foto-di-kereta

Politik Gincu Gita Wirjawan Bikin Muntah
04 Sep 2013


Gita Wirjawan: iklan

itoday – Pakar ekonomi-politik Ichsanuddin Noorsy mengaku muntah acapkali melihat iklan Gita Wirjawan, yang begitu pede-nya mencalonkan diri jadi presiden. Dalam iklan, berbentuk baliho atau yang lain, Menteri Perdagangan itu terlihat begitu percaya diri bisa menjadi presiden. Padahal, menurut Noorsy, sebagai Mendag urusan kedelai saja tidak becus, karena gagal mengendalikan harga dengan memasok kedelai dari luar yang menjadi tanggung jawabnya.

Kendati demikian, Noorsy yakin rakyat sudah cukup cerdas untuk tidak tertipu dengan politik gincu Gita yang bikin muntah. “Tapi saya yakin, sebagaimana saya saksikan langsung, publik kita tidak akan mudah tertipu dengan gincu politik Gita yang bikin muntah itu. Rakyat cukup paham dan tidak akan terkagum-kagum pada kemasan, kepalsuan akan kesantuan, kepalsuan akan kecerdasan, kepalsuan akan keindahan, dan kepalsuan akan keberpihakan itu,” kata Noorsy, Rabu (4/09).

Gita, katanya, sebagaimana anak-anak asuh Amerika Serikat lainnya, hanya mau mengejar kekuasaan dan menumpuk kekayaan demi keluarga dan kelompoknya. Maka bisa dipastikan bila Gita berkuasa yang terjadi adalah membuat jaringan kartel baru, sebagaimana juga sudah dibuat oleh Dinasti Cikeas. “Saya ingin muntah bila lihat iklan Gita. Bagaimana dia berbicara kemandirian ekonomi bila pikirannya saja, konsepnya saja, ide yang ada di batok kapalanya saja, sama sekali menolak kemandirian ekonomi. Kecuali mandiri yang dia katakan adalah mandiri menjadi pemuja Kakak Sam, menjadi hamba Kakak Sam, dan menjadi tangan kanan Kakak Sam,” kritik pria kelahiran Jakarta, 9 September 1958 ini.
http://www.itoday.co.id/politik/poli...n-bikin-muntah

Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan Diminta Berhenti Jadi Menteri
Kamis, 12 September 2013 12:35 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran dua menteri Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan sebagai peserta konvensi menuai kritik. Keduanya diminta mundur agar kinerja pemerintahan tidak terganggu. Apalagi, kedua menteri itu harus membagi tugas antara kerja pemerintahan serta mensosialisasikan diri sebagai peserta penjaringan calon presiden yang akan diusung Demokrat ke berbagai daerah. Ketua DPP Demokrat Sutan Bathoegana ikut berkomentar mengenai hal tersebut. Menurutnya tidak ada kewajiban seorang menteri mundur dari jabatannya saat mengikuti konvensi. Tetapi ia sependapat dengan pernyataan Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hassan yang mengaku berat mengurus partai dan tugas pemerintah.

"Ini kan saran, kalau tidak mampu mengundurkan diri. Itu lebih gentle. Kalau dia nyatakan saya serius jadi pemimpin 2014. Oleh karena seluruh pikiran dan kemampuan saya curahkan mencapai target itu, mundur. Maka itu lebih gentle walaupun bukan kewajiban," kata Sutan di Gedung DPR, Jakarta, kamis (12/9/2013). Sutan mengatakan SBY telah meminta semua menteri mengutamakan pekerjaannya. Sebagai peserta konvensi, SBY juga meminta menteri mengatur tugasnya. "Kalau Sabtu-Minggu itu haru libur, bisa dia keliling dengan biaya sendiri," kata Sutan.

Sutan sendiri tidak setuju bila menteri non parpol dilarang untuk menjadi calon presiden. Sebab tujuan konvensi mencari pemimpin yang demokratis untuk mensejahterakan rakyat. "Jangan dikotomikan orang politik atau tidak, itu hak semua orang, dia mau berkorban untuk jabatan, untuk mensejahterakan negeri ini," ungkapnya. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengkritik kedua menteri tersebut. Apalagi kedua menteri itu yakni Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan berasal dari kalangan profesional. "Ini akan menjadi preseden yang jelek, profesional malah jadi ambisi politik," kata Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/9/2013) kemarin.
Nurhayati mengatakan kedua menteri tersebut berasal dari kalangan profesional. Sehingga jelas berbeda dengan menteri yang berasal dari partai politik. Menurut Ketua Fraksi Demokrat itu, sikap Dahlan dan Gita Wirjawan menjadi pembelajaran bagi Presiden RI dimasa mendatang. Yakni memilih menteri profesional yang tidak berambisi terjun ke dunia politik. "Kalau tidak akhirnya meninggalkan presiden," ujarnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...-gentle-mundur

KADIN:
Banyak calon lebih top siap gantikan Gita Wirjawan
Jumat, 20 September 2013 15:09:00


Menteri Perdagangan Gita Wirjawan

Pernyataan Gita Wirjawan yang mengaku siap mundur dari posisi Menteri Perdagangan menuai berbagai tanggapan baik dari kalangan dunia usaha maupun politik. Dia menyatakan siap meletakkan jabatannya dengan alasan menghindari benturan kepentingan terkait keterlibatannya dalam bursa calon calon presiden 2014. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Natsir Mansyur menilai Gita harus segera memenuhi pernyataan untuk mundur. Sebab, sosok menteri idealnya harus fokus mengurusi persoalan defisit perdagangan yang saat ini dialami oleh Indonesia. "Berdasarkan pengalaman saya sebagai pengusaha yang banyak berhubungan dengan pemerintah, Kementerian Perdagangan itu memiliki peran strategis terhadap perekonomian Indonesia, jadi Menterinya perlu fokus mengatasi persoalan 2 tahun transaksi perdagangan Indonesia yang defisit," ujarnya dalam siaran pers, di Jakarta, Jumat (20/9).

Natsir menambahkan masih ada waktu di akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membenahi masalah dan persoalan yang dihadapi dan harus dikerjakan oleh Menteri Perdagangan, apabila Gita Wirjawan resmi mundur. Dia yakin, banyak sosok yang siap menggantikannya. "Masih banyak sosok yang memahami masalah perdagangan ini, yang punya jam terbang tinggi dan pengalaman untuk mengangkat kinerja Kemendag, seperti Marie Elka Pangestu bila perlu dikembalikan ke Kemendag," cetusnya.

Dia lantas mengusulkan beberapa nama lainnya yang layak untuk posisi menteri perdagangan, antara lain pengusaha Chairul Tanjung, Benny Soetrisno, Airlangga Hartarto, Chris Kanter. Kemudian bisa juga pakar ekonomi yang dekat dengan dunia usaha seperti Aviliani, Didik Rachbini, Henri Saparini, staf ahli wapres Mohamad Ikhsan, dan staf ahli Presiden dari UI Firmansyah. Kadin menilai keputusan mundur atau tidak, harus segera diambil Gita. Sebab, tantangan bidang perdagangan sudah seabrek yang menanti.

Sebut saja masalah impor produk industri dan pangan, tantangan menjaga pasar dalam negeri, mengurusi antrean free trade agreement yang harus diselesaikan yang menguntungkan atau tidak, mencari solusi defisit transaksi dagang dengan China, IJEPA, menjaga pasar ekspor produk Indonesia yang sudah jalan, membuka pasar baru, sampai mendorong ekspor produk industri dan produk agribisnis. "Masih banyak pekerjaan Kementerian Perdagangan yang perlu lebih fokus ditangani oleh Menterinya," kata Natsir.
http://www.merdeka.com/uang/kadin-ba...-wirjawan.html

-----------------------------

Kalo dia mengajukan berhenti jadi menteri, padahal hasil konvensi Demokrat belum keluar, berarti hanya ada 2 kemungkinan yang menyebabkan dia memutuskan berhenti jadi menteri SBY itu. Pertama, dia terlalu pede, dan sekaligus naif, sehingga sangat yakin kalau SBY dan panitia 'Demokrat Idol' akan memilihnya sebagai pemenang. Kedua, dia memang sudah diberi tahu oleh SBY, bahwa apapun hasilnya, konvensi Demokrat akan memilih dia untuk mewakili partai Demokrat di Pilpres tahun depan itu .... emoticon-Big Grin


emoticon-Bingung (S)
Diubah oleh AkuCintaNanea 22-09-2013 11:09
0
6.3K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.