kaskusnisaAvatar border
TS
kaskusnisa
Indahnya beribadah
Ya ampun lucunya nak ini,mau ikutan sholat,,,,,allohuakbar indahnya islam,
belajar dari kecil biar udah dewasa solatnya gak pernah ketinggalan,Amiiiinn...@@

Quote:


Spoiler for 1:

Spoiler for 2:


Spoiler for 3:


Spoiler for 4:


Spoiler for 5:

Quote:


Tips Melatih Anak Shalat (Pengenalan Shalat Sedari Dini)

Karena pembelajaran shalat untuk anak usia dini adalah dalam rangka pembiasaan, bukan karena kewajiban, maka orang tua dapat melatih anak dengan cara-cara berikut ini:

1.TELADAN.

Memberikan keteladanan dengan cara mengajak anak melaksanakan shalat berjamaah di rumah. Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak. Orang yang paling banyak diikuti oleh anak dan yang paling kuat menanamkan pengaruhnya ke dalam jiwa anak adalah orang tuanya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw memerintahkan agar orang tua dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka.

Pada tahap awal, keteladanan yang dapat dicontoh anak adalah gerakan-gerakan shalat. Pada tahap berikutnya keteladanan yang bisa diberikan orangtua adalah bacaan shalat. Saat anak ikut shalat bersama orang tua, sebaiknya orang tua melafazkan bacaan shalat dengan suara yang terdengar oleh anak. Sehingga anak tidak hanya mendapatkan stimulasi gerakan shalat tapi juga bacaan shalat. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak.

2.LATIHAN.

Melatih gerakan dan bacaan shalat pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan cara berulang-ulang. Semakin sering anak usia dini mendapatkan stimulasi tentang gerakan shalat, apalagi diiringi dengan peng-arahan tentang bagaimana gerakan yang benar secara berulang-ulang maka anak usia dini semakin mampu melakukannya. Begitu juga dengan bacaan shalat.

emakin sering didengar oleh anak, maka semakin cepat anak hafal bacaan shalat tersebut. Sekalipun pemberi teladan yang utama adalah ayah dan ibu, diharapkan orang dewasa lainnya yang tinggal bersama anak juga bisa menjadi teladan bagi anak. Sehingga disaat Ayah tidak di rumah dan Ibu berhalangan memberikan teladan, maka pemberian latihan tetap bisa berlangsung oleh orang dewasa lainnya yang tinggal bersama anak.

3.SUASANA.

Menghadirkan suasana belajar shalat yang mem-berikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak dalam menerima seluruh proses pendidikan shalat yang diselenggarakan. Saat anak usia dini mengikuti gerakan-gerakan orang tua dalam shalat, pada tahap awal terkadang bisa mengganggu kekhusukan shalat orang tua.

Orang tua harus dapat memahami bahwa tindakan anak meniru gerakan orang tua adalah sebagai proses belajar, sehingga sekalipun anak dapat mengganggu kekhusukan shalat orang tua, anak tidak boleh dimarahi atau dilarang dekat dengan orang tua saat shalat. Pengarahan tentang bagaimana tata cara shalat yang benar kita ajarkan kepada setelah proses shalat berlangsung. Dalam tahap lanjut, anak tidak hanya bisa meniru gerakan shalat, tapi juga memiliki kebanggaan untuk mengenakan simbol-simbol Islami baik dalam ucapan maupun perilaku dalam shalat dan sebagainya.

4.TANPA PAKSAAN.

Tidak melakukan pemaksaan dalam melatih anak usia dini melakukan shalat. Perkembangan kemampuan anak melakukan gerakan shalat adalah hasil dari pematangan proses belajar yang diberikan. Pengalaman dan pelatihan akan mempunyai pengaruh pada anak bila dasar-dasar keterampilan atau kemampuan yang diberikan telah mencapai kematangan. Kemudian, dengan kemampuan ini, anak dapat mencapai tahapan kemampuan baru yaitu dapat melakukan gerakan shalat sekalipun belum berurutan.
Pemaksaan latihan kepada anak sebelum mencapai kematangan akan mengakibatkan kegagalan atau setidaknya ketidakoptimalan hasil. Anak seolah-olah mengalami kemajuan, padahal itu merupakan kemajuan yang semu. Di samping itu, latihan yang gagal dapat menimbulkan kekecewaan pada anak atau rasa tidak sukapada kegiatan yang dilatihkan. Dengan demikian, saat anak usia dini tidak bersedia diajak shalat bersama, maka orang tua tidak harus memaksakan anak.


5.TIDAK MEMBANDINGKAN.

Secara fisik, semakin bertambah usia anak maka semakin mampu melakukan gerakan-gerakan motorik dari yang seder-hana sampai yang komplek. Namun perlu diperhatikan adanya keunikan setiap anak. Bisa jadi tahapan perkembangan gerakan motorik antara anak pertama lebih cepat dibandingkan anak kedua.
Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk memperhatikan perkembangan perseorangan, dan tidak membanding-bandingkan dengan sang kakak atau anak lain yang seusia dengan anak. Bisa jadi sang kakak lebih cepat bisa mencontoh gerakan shalat dibandingkan dengan sang adik. Dalam kondisi ini orang tua tidak boleh langsung menilai bahwa sang adik tidak pintar seperti sang kakak. Setiap anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua hingga muncul penghargaan atas diri anak dan antar sesama anak.

harapan:
Dengan adanya pengenalan sholat sedari dini maka diharapkan anak akan semakin paham arti pentingnya sholat dan dapat lebih khusyuk dalam shalat khususnya shalat Jumat.
tambahan :
memang sudah seharusnya di perkenalkan dan kita sebagai orang tua juga jangan hanya menyuruh tapi memberikan contoh dalam perbuatan.

Semoga bermanfaat bagi kita semua yang kesulitan mengenalkan sholat kepada anak...


MARHABAN YA RAMADHAN, bln penuh berkah !!


BY nishashopp.com

SUMBER ARTIKEL
Diubah oleh kaskusnisa 13-07-2013 09:16
0
1.2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.