sokarnoAvatar border
TS
sokarno
SALAH KAPRAH, SALAH TAPI SUDAH MEMBUDAYA
10 SALAH KAPRAH DI DALAM BUDAYA KITA
Salah-kaprah (berasal dari bahasa Jawa) adalah sesuatu yang sebenarnya diketahui salah, namun orang terlanjur menggunakannya dan menganggapnya bagian dari budaya yang normal (kaprah). Kesalahkaprahan itu di antaranya 10 contoh di bawah ini:

1. Menganggap matahari terbit dan tenggelam/terbenam;
2. Menganggap laki-laki lebih kuat daripada perempuan;
3. Menganggap semua kerlap-kerlip yang terlihat di langit malam adalah bintang;
4. Menganggap banyaknya busa menentukan kualitas deterjen;
5. Menganggap “spa-detoks” dan “tisu detoks” dapat mengeluarkan racun tubuh;
6. Menganggap WC duduk lebih higienis ketimbang WC jongkok;
7. Menganggap obat “herbal” lebih aman ketimbang obat “kimia”;
8. Menganggap makan sayuran hijau menambah oksigen dalam darah;
9. Meramal dengan melihat guratan tangan (dermatoglyph);
10. Percaya pada “obat segala penyakit” (panacea)

PADAHAL:
1. Ini kepercayaan kuna pra astronomi modern. Matahari sebenarnya tak pernah terbit atau terbenam/tenggelam seperti anggapan itu. Astronomi memberitahu kita bahwa matahari hanya tampaknya saja “terbit” dan “terbenam” karena bumi ber-rotasi sehingga ketika posisi kita di atas bumi mendekati matahari, maka kita melihat seolah matahari “terbit” di cakrawala timur dan ketika menjauhi matahari, maka kita melihat seolah matahari “terbenam” di cakrawala barat. Tetapi, memang jadinya tidak romantis kalau pas bersama kekasih hati menyaksikan “sunset” di tepi pantai terus sang Romeo mengatakan, “Yuliet sayang, lihat, akibat rotasi bumi, posisi kita berdiri ini semakin menjauhi matahari...”
Spoiler for Sunset:

2. Fakta statistik menunjukkan bahwa di seluruh dunia, baik di negara maju, berkembang, maupun di negara miskin, tingkat harapan hidup (life expectancy rate) perempuan lebih tinggi ketimbang laki-laki. Memang tampaknya lelaki lebih berotot ketimbang perempuan, tetapi di mana-mana lelaki “lebih cepat mati” ketimbang perempuan. Perempuan juga sanggup membawa kandungan selama sembilan bulan, berjuang melahirkan, dan menyusui bertahun-tahun. Lelaki, mana sanggup? Jadi, siapa yang lebih kuat?
Spoiler for Usia Harapan Hidup:

3. Astronomi membuktikan bahwa “bintang kejora” adalah planet Venus, “bintang merah” adalah planit Mars, “bintang jatuh” adalah meteor, “bintang melintas” adalah komet, dan justru matahari yang sebenarnya sebuah bintang, sering lupa kita anggap sebagai bintang... Pernah suatu ketika saya melihat “bintang melintas” eeh, ternyata lampu pesawat terbang yang latihan terbang malam...
Spoiler for "Bintang" Kejora:

4. Dalam menggunakan detergent, gunakan yang berbusa rendah, jangan menambah takaran agar busa banyak, karena busa bukan unsur utama dalam proses pembersihan. Busa yang banyak tidak berarti membersihkan lebih bersih malah sebaliknya dapat mencemari lingkungan karena mengandung zat kimia aktif yang umumnya tidak mudah terurai. Pemakaian detergent yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya daya serap kain dan munculnya residu pada pakaian yang bila dikenakan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Daya cuci maksimal dengan takaran yang sesuai dapat digunakan pada proses pembersihan pakaian secara efektif dan ramah lingkungan. Selain itu busa yang terlalu banyak bukan berarti deterjen menjadi lebih efektif, malah sebaliknya, daya cucinya terhambat. Selain itu keberadaan busa-busa di permukaan badan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian...
Sumber: Klik
5. Racun tubuh keluar (terdetoksifikasi) berupa kandungan racun tubuh yang dibuang melalui air seni (urine) dan tinja (faeces). Tidak keluar dari tempat lain, misalnya dari telapak kaki atau kulit tubuh lainnya. Lalu kenapa ketika seseorang berendam di klinik “spa detoks”, air tempatnya berendam berubah menjadi kecoklatan? Itu bukan karena racun tubuh yang keluar dari pori-pori, tetapi trik spa detoks dengan menaruh garam (NaCl) ke dalam air itu kemudian menyalakan alat elektrolisa berupa listrik bervoltase rendah ke dalam air itu sehingga air garam itu menimbulkan korosi terhadap logam katoda dan zat korosinya larut berwarna coklat di dalam air tersebut. Samasekali tidak ada racun tubuh yang keluar.

"Koyo detoks" pun kerjanya hampir sama. Ketika dipasang sebagai alas kaki dan dipakai waktu tidur, koyo itu tidak menyedot racun dari dalam tubuh melalui telapak kaki. Di pagi hari ketika pemakai bangun, warna koyo yang tadinya putih bersih menjadi kecoklatan bukan karena adanya racun tubuh yang menempel setelah tersedot keluar, melainkan perubahan warna akibat bahan-bahan di dalam koyo tersebut bereaksi dengan keringan dan suhu tubuh di kaki pemakainya. Coba teteskan keringat atau air hangat ke permukaan koyo itu, maka warnanya akan berubah kadi kecoklatan...
Spoiler for Detox?:

6. WC duduk bisa saja tidak lebih higienis ketimbang WC jongkok. Apalagi WC duduk di tempat umum. Untuk lebih higienis, sebelum menduduki WC duduk, pemakai harua yakin bahwa tempat duduknya bersih (misalnya dilap terlebih dahulu dengan tisu beralkohol). Tapi kalau kelihatan tidak bersih, ketika duduk jelas kulit paha akan mudah terkena kotoran yang melekat di WC duduk tersebut. Dalam kondisi seperti ini, WC jongkok tentu lebih higienis, karena kalau pemakai mengenakan alas kaki (sandal), tidak ada kulit yang bersentuhan langsung dengan bagian dari WC tersebut. Jadi, rajin-rajin mensterilkan landasan tempat duduk pada WC duduk Anda ya?
Spoiler for WC:

7. Herbal adalah produk (makanan dan obat-obatan) yang dihasilkan dari tetumbuhan. Karena adanya kasus-kasus pasien yang tidak sembuh setelah berobat secara medis, ada saran untuk menggunakan obat herbal. Padahal sebagian besar obat medis juga dihasilkan dari ekstrak tetumbuhan. Tetumbuhan tertentu juga belum tentu baik untuk obat atau kesehatan. Orang mabuk jamur kotoran sapi (jamur adalah tumbuhan/herbal), daun melinjo meningkatkan kandungan asam urat dalam darah, daun tembakau yang dibunakan dalam bentuk rokok dapat meracuni darah, mengakibatkan kanker, impotensi, dan gangguan kehamilan/janin. Daun kecubung membuat gatal-gatal di kulit, dan daun canabis, opium, termasuk sekarang daun tanaman khat jadi narkoba... Apalagi makan daun pintu dan daun jendela, sekalipun catnya berwarna hijau.
Spoiler for Herbal:

8. Menganggap makan sayuran hijau meningkatkan kandungan oksigen dalam darah. Ini sebuah hoax yang sempat best seller di Amerika Serikat sono dengan tajuk “You are what you eat” Kamu adalah apa yang kamu makan. Kata pengarangnya, Gillian McKeith, hijau daun (klorofil) merupakan sarana fotosintesis, yakni mengubah cahaya matahari menjadi karbohidrat dan oksigen. Maka dengan memakan tumbuhan/sayuran berwarna hijau berarti memperbanyak klorofil masuk ke tubuh sehingga tubuh akan kaya dengan oksigen. Padahal biologi membuktikan bahwa fotosintesis terjadi tatkala ada sinar matahari. Nah, di dalam perut manusia terlalu gelap untuk terjadinya fotosintesis...
Spoiler for You are what you eat:

9. Terbalik jika orang menyatakan bahwa rajah (guratan) di telapak tangan (dermatoglyph) bisa digunakan untuk meramal nasib seseorang. Yang betul adalah bahwa perkembangan otak dan kecenderungan seseorang tergambar pada telapak tangannya. Penelitian DMI (dermatoglyphic multiple intelligence) menunjukkan bahwa rajah telapak tangan merupakan hasil (akibat) dari perkembangan di dalam otak manusia, sehingga guratan-guratan telapak tangan merupakan jejaknya. Namun demikian kecenderungan dapat dibaca dari pola yang terbentuk dari guratan tersebut. Bila cara berpikir, bersikap, dan berperilaku diubah, maka guratan tangan akan berubah.
Spoiler for Guratan telapak tangan:

10. Percaya bahwa ada obat segala penyakit (panacea) biasanya didasarkan pada kekeliruan pemahaman ajaran agama tertentu, keyakinan yang didasarkan atas mitos tertentu, atau hanya alasan agar dagangan laris manis. Madu dan air zamzam, dan jintan hitam, sering disebut panacea dalam budaya Muslim, sebagaimana air danau Lourdes di dalam budaya ummat Kristiani. Jamur lingzhi dan ginseng sering dianggap panasea dari budaya dan mitos China atau Korea; Jelly gamat (teripang), madu, jintan hitam (habbatussauda), dan ekstrak kulit manggis.... dan sebagainya... sering ditawar-tawarkan sebagai penyembuh segala penyakit dengan alasan bisnis. Menyembuhkan beberapa jenis penyakit pada beberapa orang tertentu, mungkin saja. Tetapi, tentu bukan OBAT SEGALA PENYAKIT. Namanya itu "too good to be true". Panacea itu tidak ada.
0
4.4K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.