4 Alasan Bayern Munich Kandidat Juara Eropa Musim Ini
TS
mubarak.20
4 Alasan Bayern Munich Kandidat Juara Eropa Musim Ini
Tak ada yang menyangkal jika Bayern Munich tampil perkasa musim ini. Mereka menjuarai Bundesliga dengan begitu dominan, tampil di final Liga Champions, dan masih menyisakan satu laga final DFB Pokal melawan VfB Stuttgart. Peluang untuk meraih treble winner musim ini pun terbuka lebar.
Di Bundesliga Bayern juga mencatatkan rekor pencapaian poin tertinggi, dengan mengantongi 91 poin hasil dari 29 kali menang, 4 kali imbang, dan hanya sekali mengalami kekalahan.
Di kompetisi Liga Champions musim ini, Bayern juga mampu tampil di final dengan jalan yang mulus. Bahkan, sebelum tampil di final mereka berhasil menyingkirkan raksasa Spanyol, Barcelona, dengan agregat telak 7-0.
Berikut beberapa kekuatan Bayern, yang menjadikan mereka relatif lebih difavoritkan untuk menjadi juara musim ini: PERTAHANAN YANG KUAT
Spoiler for Pertahanan:
Bayern adalah tim dengan paling sedikit memberikan kesempatan lawannya melakukan attempts dengan rataan 8 percobaan per game. Kemampuan melakukan pressing secara kolektif, dan baiknya para pemain melakukan intersep umpan–umpan lawan, menjadi kekuatan sendiri bagi mereka.
Fakta lain adalah di lia pertandingan terakhir mereka di Eropa, Bayern mampu mencatatkan rekor tidak kemasukan gol. Terakhir mereka kebobolan adalah saat bertemu Arsenal di babak 16 besar. Sisanya, hingga partai semifinal melawan Barcelona, gawang Manuel Neuer masih utuh.
Kuatnya kekuatan bertahan Bayern juga tak lepas dari peran Javi Martinez dan Bastian Schweinsteiger. Dengan formasi khas 4-2-3-1, kedua pemain ini bermain apik dalam peranya sebagai double pivot. Di pertandingan melawan Barcelona, kedua pemain ini mampu mematikan motor serangan Barca yaitu Xavi dan Iniesta. Dengan matinya motor serangan, otomatis aliran bola ke depan menjadi terhambat.
Hal yang sama harus diwaspadai Dortmund di partai puncak nanti, Dortmund memang mengandalkan Robert Lewandowski sebagai striker tunggal di depan. Striker timnas Polandia ini telah mencetak 10 gol dan menempati peringkat kedua top skorer di bawah Cristiano Ronaldo. Jika bisa memotong jalur distribusi bola ke Lewandowski, otomatis Bayern akan memaksa Dortmund untuk mencari alternatif lain dalam mencetak gol.
KEKUATAN SAYAP
Spoiler for Sayap:
Memanfaatkan kecepatan dan kemampuan dribling kedua sayapnya, Arjen Robben dan Franck Ribery, Bayern memang menjadikan sisi lapangan menjadi tumpuan kekuatan dalam menyerang. Distribusi bola Bayern memang lebih banyak dialirkan ke area ini, dengan umpan-umpan pendek yang cenderung melebar.
Ribery dan Robben akan berduel langsung dengan dua bek sayap Dortmund, Lukasz Piszczek dan Marcel Schmerzel, masing–masing di kanan dan kiri. Meski kedua bek Borussia Dortmun ini terkenal tangguh dalam mengantisipasi sayap lawan, dengan kemampuan membawa bola yang baik oleh Robben dan Ribery, tidak akan sulit bagi Bayern untuk memasuki area final third.
Dengan dibantu gelandang lain, Schweini dan Mueller, kolaborasi Ribery-Robben akan mampu merepotkan lini tengah Dortmund. Schweini mampu mendistribusikan bola dengan baik ke kedua sayap Bayern, baik melalui umpan pendek langsung ke Ribery dan Robben ataupun melalui Mueller di depannya. Jika menemui jalan buntu pun, tak sulit bagi kedua sayap ini karena Mueller akan dengan senang hati membuka ruang untuk menerima umpan.
Kombinasi Ribery dan Robben memang pilihan utama Heynckes dalam mengisi pos sayap Bayern. Namun, sebenarnya masih ada nama Xherdan Shaqiri yang menjadi pelapis kedua pemain ini, yang kemampuanya juga tidak perlu diragukan. Beberapa kali dikombinasikan dengan baik Ribery maupun Robben, pemain ini mampu menggantikan peran secara baik ketika ditempatkan di kanan maupun kiri.
Selain itu, masih ada nama Mueller yang bisa ditempatkan melebar mengisi pos sayap Bayern. Dengan komposisi pemain demikian, tak heran sayap Bayern begitu kuat musim ini.
FAKTOR THOMAS MUELLER
Spoiler for Mueller:
Mueller harus diakui merupakan salah satu aktor utama dominasi Bayern di semua kompetisi musim ini. Di Liga Champions, ia menjadi pencetak gol terbanyak di tim, dengan raihan 8 gol, meski sejatinya Mueller bukanlah seorang target man, karena memang lebih sering beroperasi dibelakang Mandzukic maupun Gomez.
Selain dibelakang striker, Mueller juga mampu bermain melebar mengisi pos flank kanan. Beberapa kali pemain ini bermain sebagai sayap, yaitu ketika Heynckes mengistirahatkan salah satu pemain sayapnya, Robben maupun Ribery, yang mulai terpengaruhi usia.
Salah satu kemampuan terbaik Mueller adalah cerdik dalam mencari ruang kosong. Nalurinya untuk terus bergerak tanpa kawalan dan memanfaatkan ruang sempit menjadikanya tampil menawan baik di Bayern Munich maupun timnas Jerman. Dengan tipikal sayap Bayern yang suka membawa bola, maka kemampuan Mueller ini memang sesuai dengan gaya permainan Robben dan Ribery. Ketika kondisi jalan buntu dan tidak tahu harus membawa bola kemana, Mueller akan datang di ruang kosong dan siap menerima umpan.
Dengan jumlah 8 gol di Liga Champions dan 13 gol di Bundesliga (kedua setelah Mandzukic), Mueller jadi salah satu kekuatan utama Bayern musim ini. Ia mampu maju ke depan, dan bahkan berposisi di depan Mandzukic atau Gomes ketika striker Bayern tidak mendapat distribusi bola maupun dikawal ketat. Maka, tidak seperti Dortmund yang harus pusing ketika Lewandowski tidak mendapat asupan bola, Bayern masih mempunyai Mueller yang siap mengancam gawang Roman Weidenfeller.
MENGALAHKAN BARCELONA DAN DENDAM MUSIM LALU
Spoiler for Barca Dan Balas Dendam:
Ada fakta unik di mana sejak musim 2007/2008 hingga sekarang, tim yang mampu mengalahkan Barcelona di fase knock-out Liga Champions akan tampil sebagai juara. Manchester United, Inter, dan Chelsea musim lalu tampil sebagai juara setelah mengalahkan Barcelona. Tren ini hanya tidak terjadi di musim 2008/2009 dan 2010/2011, yaitu saat Barcelona tidak mampu dihentikan dan tampil sebagai juara.
Hal ini yang akan menjadi motivasi sendiri bagi Bayern untuk tampil percaya diri ketika menghadapi Dortmund di final nanti. Apalagi ketika mengalahkan Barcelona di semifinal, mereka menang dengan dominasi penuh, bahkan sampai memaksa Barca tak mencetak gol.
Di musim lalu Bayern meraih "Treble Runner Up", yaitu hanya mampu finis di urutan kedua di tiga kompetisi yang dijalani: UCL, Bundesliga, dan DFB Pokal (Piala Jerman). Yang menarik adalah di Bundesliga dan DFB Pokal mereka kalah oleh Dortmund, lawan mereka malam ini. Sementara di final Liga Champions musim lalu yang digelar di Allianz Arena, Bayern dikalahkan oleh Chelsea secara dramatis.
Harapan untuk meraih "Treble Winners" musim ini masih terbuka bagi Bayern dengan satu gelar telah dipastikan yaitu juara Bundesliga. Menyisakan dua partai final lain, UCL dan DFB Pokal, di atas kertas Bayern dapat dengan mudah mengatasi VfB Stuttgart di final DFB jika melihat dominasi mereka di Bundesliga.
Ini menyisakan satu partai berat melawan Dortmund di final Liga Champions. Jika mampu mengalahkan Dortmund nanti, maka pembalasan dendam menyakitkan musim lalu akan terbayar lunas. Apalagi lawan yang dihadapi adalah Dortmund, tim yang mencuri gelar mereka dua musim berturut-turut.