Beberapa waktu lalu, beranda saya dipenuhi dengan status-status aneh bin absurd. Memang aneh hidup di zaman sosialita seperti sekarang, apa-apa perlu diupdate, bahkan status-status yang ditulis tanpa berpikir pun ada di jagat Facebook. Tidak jarang saya geleng-geleng kepala sendiri membaca status facebook yang aneh-aneh. But, kita tidak akan membahas generasi retard, kita akan membahas fenomena "Cinta dan Pengorbanan" perlu saya ingatkan ini bukanlah judul drama sinetron terbaru dan bukan judul lagu boyband terbaru.




"Cinta butuh pengorbanan"?? what? Bullshit!



Logikanya ketika kamu melakukan sesuatu dengan tulus ikhlas kamu tidak akan merasa dirugikan, dalam hal ini kamu tidak akan merasa "berkorban". Jadi, ketika kamu merasa berkorban kepada pasanganmu yang kamu rasakan bukan C I N T A. Ketika kamu merasa berkorban kamu merasa dirugikan dengan adanya cintamu, kamu merasakan cintamu berat sebelah. Biasanya orang-orang yang mengatakan "Cinta itu penuh pengorbanan" adalah orang-orang yang sedang merasakan sakitnya mencintai, atau telah ditorture oleh pacar mereka *evillaugh*.


Jika kamu memang tulus ikhlas melakukan apapun, kamu tidak akan pernah merasa dirugikan, apalagi merasa berkorban. Pernahkah teman-teman membeli sesuatu yang sangat mahal, tetapi teman-teman tidak merasa menyesal membelanjakan uang yang sebegitu banyaknya untuk barang yang kamu inginan? Saya kira semua orang pernah mengalami hal seperti itu. Ketika kamu mencintai seseorang dengan tulus ikhlas kamu tidak akan merasa berkorban karena kamu berpikir you deserve it, kamu pantas menerima segala konsekuensi dari mencintai seseorang. Kamu tidak akan merasa berkorban ketika kamu mencintai seseorang yang memang pantas untukmu. Percaya atau tidak, coba rasakan sendiri!

Jadi, apakah kamu merasa cintamu penuh pengorbanan? Kalau iya putusin pacarmu introspeksi diri lagi!
Cinta itu pengorbanan?? Bullshit! (Tai Kebo!)

Kalau Boleh
Tulisan ini ane bagi disini dan diambil dari Blog Ane (mahayusa.blogspot.com)
ini opini ane sendiri loh, jadi jangan dimasukin ke hati kalau tidak berkenan