Quote:
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON
Murid-murid SDN
2 Gebang Ilir, Kecamatan Gebang, Kabupaten
Cirebon, mengikuti pelajaran Bahasa Inggris
yang diberikan Marcus Tantau (22).
Tantau adalah guru asal Melbourne, Australia.
Selama dua bulan terakhir, Tantau berlibur di
Cirebon.
"Saya juga hendak belajar Bahasa Indonesia.
Sebagai gantinya, saya mengajar Bahasa Inggris
gratis kepada siswa-siswa SD dan SMP," kata
Tantau kepada Tribun Jabar (Tribunnews.com
Network) di SDN 2 Gebang, Jumat (10/5/2013).
Setiap hari, Tantau mengajar sejak pukul 08.00
hingga 12.00 WIB. Satu jam pelajaran untuk
satu kelas. Di SDN 2 Gebang, pria lulusan
Bahasa Spanyol, Sejarah, dan Budaya, hanya
mengajar di kelas 5-6. Tapi, di dua sekolah di
Kota Cirebon, ia mengajar semua kelas.
Rencananya, Tantau berada di Cirebon hingga
Juni nanti. Ia akan mengajar Bahasa Inggris
hingga masa tinggalnya di Indonesia berakhir.
"Saya senang mengajar anak-anak, terutama
ketika melihat reaksi di mata mereka. Saya suka
ketika mereka bingung atau mengerti yang saya
sampaikan," tutur Tantau.
Kegiatan Tantau sekaligus ingin membantu
memberi kursus murah bagi anak-anak kurang
mampu.
"Saya pernah tanya ke tempat-tempat kursus
Bahasa Inggris, tapi biaya mahal. Saya ingin
menulis buku pelajaran Bahasa Inggris untuk SD
dan SMP," ungkapnya.
Tantau berencana merealisasikan niat itu setelah
menuntaskan kuliah S2 di kota kelahirannya.
Perkenalan Tantau dengan Cirebon berawal pada
tahun lalu.
Ketika itu, dia bersama kelompok musiknya, Up
and Atom, datang ke Cirebon. Band beraliran
punk rock membuat pertunjukkan kecil di
halaman rumah temannya di Plered.
Cirebon jadi kota kedua yang dikunjungi
kelompok band Up and Atom, setelah Jawa
Tengah. Ia menyatakan, sambutan warga Plered,
Cirebon, termasuk sang empunya rumah, memikat
hatinya. Demikian pula kehidupan antartetangga,
kebudayaan, dan makanan, membuatnya berniat
kembali ke Cirebon tahun ini.
Pemilik rumah di Plered kemudian menawari
Tantau tinggal di rumahnya, jika kembali ke
Cirebon. Pemuda itu setuju, dan kembali ke
Australia.
Selama setahun, sebelum kembali ke Cirebon,
Tantau belajar Bahasa Indonesia pada seorang
mahasiswa Australia yang pintar berbahasa
Indonesia. Untuk bisa berbahasa Indonesia,
Tantau membayar Rp 300 ribu tiap jam kursus.
"Biaya itu termasuk murah, biasanya Rp 500
ribu per jam," cetusnya.
Pada 27 Februari 2013, Tantau datang ke
Jakarta, lalu ke Cirebon pada 7 Maret. Seminggu
kemudian, atas bantuan seorang rekannya,
Tantau mendapatkan tiga sekolah untuk
mengajar Bahasa Inggris. Di sekolah-sekolah itu
pula, pemuda ini mendapatkan pelajaran Bahasa
Indonesia gratis, melalui interaksi dengan para
guru dan siswa-siswanya.
Kepala SDN 2 Gebang Nurhaeningsih, mengaku
senang dengan kehadiran Tantau di sekolahnya,
meskipun tidak terikat kontrak resmi.
"Anak-anak jadi lebih senang belajar Bahasa
Inggris, apalagi mereka juga tertarik dengan
Bahasa Indonesia Tantau yang lucu," jelasnya.
[url= m.tribunnews.com/2013/05/11/kisah-turis-australia-jadi-guru-sd-di-cirebon]Sumber[/url]
"Ketika kearifan lokal menempel di hati.. "