kakialeAvatar border
TS
kakiale
Preman Dulu Suka Duel Sekarang Hobi Bentrok

Kelompok preman pertama yang ada di Jakarta adalah Prems (Preman Sadar) bentukan Edo Mempor pada 1982. Kelompok ini bermarkas di lantai 2 Pasar Senen.

Kelompok Prems kemudian bubar saat digelar Operasi Celurit atau yang dikenal Petrus (penembakan misterius) pada 1983-1985. Saat itu mayoritas anggota Prems tewas dibunuh.

�"Yang tersisa hanya tinggal beberapa orang saja," ujar Fence yang sempat lolos dari operasi Petrus pada September 1983.

Kata Fence, di era 1980-an dalam peta dunia jagoan di Jakarta berbeda dengan sekarang. Dahulu, meski banyak tokoh preman, tapi sangat jarang terjadi bentrokan. Bila ada sengketa antarkelompok biasanya diselesaikan dengan duel antarpimpinan geng. Tak heran kalau para tokoh preman era 1980-an rata-rata punya ilmu beladiri. Bukan sekadar mengandalkan nyali.

Fence kemudian menyebut beberapa nama preman seangkatannya, seperti Hermai Kei Priok, Jhoni Raja Tega, Patrick Siliwangi, Jonni Sembiring, Chris Berland, Ongky Pieter, Matt engasr, Udin Balok, Idris Beruang. Mereka, ujar Fence, rata-rata bertubuh atletis dan jago berantem.

Memasuki tahun 1990-an banyak terjadi perubahan dalam dunia preman. Jika dahulu para preman punya penghasilan dari memalak para pedagang dan toko, serta merampok. Setelah era Petrus, para preman mengandalkan pencaharian dari jasa penagihan dan menunggu lahan sengketa.

Duel antarjagoan pun kini tidak ada lagi, yang ada saat ini adalah tawuran antarkelompok preman jika terjadi silang sengketa.

Soal peta preman di Jakarta, saat ini kata Daud Kei, ada banyak kelompok berdasarkan kedaerahan. Misalnya, ada kelompok Timor seperti yang dipimpin Hercules yang dulu terkenal sebagai penguasa Tanah Abang. Lalu ada kelompok Flores, Kupang, Ambon, Ende, Ternate, Seram, Dobo, dan ormas-ormas.

“Kelompok-kelompok ini hidup dari biaya pengamanan parkir, tempat hiburan, perkantoran, pusat perbelanjaan, lahan sengketa, serta juru tagih,” kata Daud.

Kelompok preman tidak hanya berdasarkan kesukuan saja. Adnan Buyung Nasution misalnya memetakan preman, selain berdasarkan kesukuan, juga ada yang berdasarkan agama dan ormas.

“Acara berdakwah di tempat umum, dengan menutup jalan, sehingga mengganggu masyarakat, itu premanisme juga, berkedok agama. Juga banyak tuh, forum inilah, forum itulah, pakai nama kota, “ kata Buyung, mantan Direktur LBH yang memprotes Petrus pada era 1983-1985.

Data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta, saat ini ada sekitar 900 - 918 ormas di Jakarta. Ormas ini terdiri dari ormas kedaerahan, ormas agama, ataupun ormas politik.

Namun berapa dari jumlah itu yang merupakan ormas preman, Kepala Bankespol DKI Jakarta Zainal tidak bisa menjelaskan. Kelompok preman yang berbalut ormas, menurut Zainal, kebanyakan adalah ormas dadakan. Ormas ini paling mudah dimanfaatkan untuk membela kepentingan tertentu sehingga mudah dibentur-benturkan dengan ormas lain.

Yang jelas Pemprov DKI Jakarta berusaha menjaga tenggang rasa antar ormas agar tidak terjadi konflik . “Dua bulan sekali kita mengundang ormas berlatar belakang etnis, tokoh agama, kepemudaan, politik, guna ditanamkan wawasan kebangsaan,” ujar Zainal.

sumber majalah detik

Spoiler for pesan:

0
3.7K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.