jandakampungAvatar border
TS
jandakampung
Uniknya Pro Kontra Hari Valentine

Bagi saya valentine’s day itu unik. Di satu sisi ada yang gegap gempita merayakan, ada yang malu-malu, tapi ada pula yang tegas menolak. Berbagai alasan yang dikemukakan tentu berbeda-beda tergantung sudut pandang dan pengalaman masing-masing orang. Bagi yang setuju dengan perayaan valentine tentu sudah menyiapkan berbagai pernak-pernik atau acara spesial bersama pasangan. Tentu itu hak masing-masing orang. Bagi yang menolak merayakan tentu akan lebih baik jika menghargai yang merayakan, dan tidak mencelanya. Berikut ini adalah pro kontra tentang hari valentine menurut pendapat teman-teman saya.

Sejarah Awal Valentine’s Day.
Pendapat kontra ini sering merujuk pada sejarah awal mengapa tanggal 14 Februari dinobatkan sebagai Hari Kasih Sayang.Menurut salah satu versi, pada abad ke-3 M, di Romawi dilakukan festival Lupercalia untuk menghormati dewa cinta kuno Juno Februata. Ketika Romawi mengalami peperangan, Raja Claudius II mewajibkan semua pemuda utk turun ke medan perang dan meninggalkan keluarganya, termasuk memutuskan pertunangannya. Valentine, selaku Pastor, termasuk orang yang menentang kebijakan tersebut dan tetap menikahkan pasangan, walaupun secara sembunyi-sembunyi. Raja Claudius II pun memerintahkan untuk menangkap dan memenggal kepala Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M. Untuk mengenang keberanian Valentine, ia diberi gelar Santo atau Sait dan perayaan Lupercalia pun diubah menjadi perayaan untuk mengenang Santo Valentine. Namun ada versi lain di Wikipedia, menyatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan tanggal 14 Februari untuk memperangati Santo Valentine, untuk mengungguli perayaan Lupercalia yang dinilai kurang beradab, karena pada perayaan tersebut para pendeta Lupercus (dewa kesuburan) yang dilambangkan dengan kambing setengah telanjang, akan menyembah kotoran kambing, minum anggur kemudian akan lari telanjang berkejaran di penjuru kota Roma untuk menyentuh siapa pun. Terutama wanita akan dengan senang hati mendekat karena dipercaya akan meningkatkan keseburannya.

Bagi yang pro, tentu saja sejarah tersebut malah menguatkan keyakinannya bahwa pada suatu masa lampau, begitu sulit untuk mewujudkan keinginan menikah, dan ketika sekarang semuanya dipermudah, apa salahnya kita mensyukurinya dengan mengenang kembali perjuangan para pendahulu kita. Bagi yang kontra, ketidak jelasan versi sejarah awal valentine membuat keraguan dan keyakinan bahwa tidak seharusnya kita memperingati sesuatu yang belum teruji kebenaran dan manfaatnya.

Valentine dan Produk Kapitalis.
Memasuki bulan Februari tiba-tiba nuansa merah muda menghias seluruh penjuru kota. Beragam kartu, bunga, coklat, dan cenderamata serba pink pun menjamur di etalase seluruh mall. Restoran, hotel, dan cafe pun bermurah hati memberikan potongan harga dan paket menawan. Menurut Liputan6.com, kartu valentine, pertama kali dicetak pada Tahun 1847 oleh Esther A. Howland dari Massachusetts, AS. The Greeting Card Association, AS mencatat bahwa hampir 1 miliar kartu valentine dikirimkan per tahun ke seluruh penjuru dunia, dimana 85% pengirimnya adalah wanita. Hal ini membuat valentine’s day menjadi hari perayaan terbesar setelah natal. Bagi yang pro, tentu tak masalah mengeluarkan uang (bagi yang punya) demi menunjukkan rasa kasih sayang, toh di dunia ini tidak ada yang gratis, dan selayaknya cinta membutuhkan pengorbanan. Bagi yang kontra, beranggapan bahwa budaya valentine itu dilestarikan karena mendukung para pemilik modal (pengusaha bunga, kartu, hotel, coklat dll) sebagai momentum untuk mendongkrak nilai penjualannya.

Hari Kasih Sayang itu Setiap Hari.
Bagi yang kontra, beranggapan lucu jika untuk menunjukkan kasih sayang harus setahun sekali menunggu tgl 14 Februari. Padahal kasing sayang seharusnya diberikan setiap hari, setiap waktu kepada orang-orang terdekat kita, tidak hanya kepada pasangan kita. Sedangkan yang pro valentine, menyatakan bahwa kesibukan dan rutinitas sehari-hari kadang-kadang membuat kita lupa terhadap ungkapan kasing sayang kepada orang-orang di sekitar kita. Jadi keberadaan hari valentine adalah sebagai momentum pengingat agar kita merefresh pikiran dan hati kita untuk sejenak merayakan dan mensyukuri kasih sayang kepada orang lain.

Valentine dan Jomblo Mania.
Bagi yang pro perayaan valentine tapi masih jomblo bisa bermakna 2 hal. Pertama jadi nelangsa karena tidak memiliki pasangan, tapi bisa juga ada yang menggunakan kesempatan untuk pendekatan yang baru. Sementara yang kontra, entah bagaimana kalau saya amati kebanyakan teman saya yang jomblo menyatakan menolak merayakan valentine. Entah karena benar-benar tidak setuju dengan historikal atau makna perayaannya, atau hanya upaya pembenaran karena tidak ada pasangan yang diajak ikut merayakan.

Saya sendiri termasuk orang yang kontra dengan perayaan valentine karena sampai sekarang belum menemukan makna yang mendalam atau pengalaman personal yang pantas dikenang pada hari itu, selayaknya hari lahir, misalnya.

Tapi bukankah di dunia ini tidak ada segala sesuatu yang absolut kecuali Tuhan ? Jadi adanya valentine’s day dan pro kontra nya bagi saya adalah sesuatu yang indah dan unik. Jadi “Selamat Hari Kasih Sayang” bagi anda yang merayakan atau tidak, karena kasih sayang itu sendiri lebih besar dari Valentine’s day, jadi apapun pro kontra nya kiranya malah membuat kita makin rajin menyebarkan semangat kasih sayangnya.
Diubah oleh jandakampung 11-02-2013 08:22
0
5.1K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.