md57mdAvatar border
TS
md57md
Antam Mulai Bangun Pabrik Feronikel $500 Juta



Mampu menaikkan kapasitas produksi 30 persen dari tahun 2012 sebanyak 18 ribu ton nikel.
Pomalaa, Sulawesi Tenggara - PT Aneka Tambang melakukan pemancangan tiang pertama proyek perluasan pabrik Feronikel (P2F) Pomalaa, di Sulawesi Tenggara. Seremoni pemancangan perdana itu bertempat di area pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.
Corporate Secretary Antam Tedy Badrujaman mengatakan proyek ini untuk meningkatkan efisiensi pabrik feronikel (FeNi) I di Pomalaa yang telah beroperasi sejak tahun 1975.
"Proyek ini diperkirakan rampung pada pertengahan tahun 2015. Dan kami harapkan mampu menaikkan kapasitas produksi 30 persen dari tahun 2012 sebanyak 18 ribu ton nikel," kata Tedy di Kolaka, Kamis (07/02).
Tedy menjelaskan proyek P2F Pomalaa terdiri dari 8 paket pekerjaan, yakni paket I: Jetty & Facilities, paket II: Belt Conveyors, paket III: Feni-I Plant, paket IV: Ladle Furnace, paket V: Ore Preparation & Calcination, paket VI: Electric Smelting Furnace, paket VII: Oxygen Plant dan paket VIII: Pembangunan PLTU Batubara. Dengan estimasi biaya proyek secara keseluruhan sebesar US$ 450-500 juta.
"Sebagian besar didanai oleh penerbit obligasi Antam di akhir tahun 2011," ujarnya.
PLTU dengan tenaga batubara, lanjut Tedy merupakan salah satu inovasi baru Antam untuk meningkatkan efisiensi biaya pengolahan bijih nikel menjadi feronikel di pabrik Antam. Saat ini Antam menggunakan Marine Fuel Oil (MFO) sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Pembangunan PLTU batubara rencananya akan memenuhi kebutuhan listrik untuk fasilitas pendukung pabrik FeNi I, II, dan III sehingga nantinya biaya energi feronikel diharapkan turun sekitar 15 persen-20 persen.
Kepala Proyek P2F Parmahan Tambunan menambahkan, proyek ini dikerjakan oleh para kontraktor yang memiliki kompeten serta kemampuan dibidangnya, antara lain yakni Sumitomo dan Wijaya Karya. Proyek P2F mampu menyerap 1200 tenaga kerja yang sebagian besar diambil dari penduduk lokal, serta proyek ini telah memenuhi persyaratan pendukung seperti administrasi perizinan dari Pemerintah Daerah Kolaka hingga izin dari Pemerintah Pusat
"Pemda Kolaka keluarkan izin AMDAL untuk PLTU dan izin perluasan investasi dari pemerintah pusat," jelasnya.
Tedy menegaskan sisa pengolahan bijih nikel tidak berbahaya ataupun memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Sisa itu bisa digunakan sebagai pupuk, pengerasan jalan maupun digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen.
"Di Cina dan negara Eropa, mereka tidak mengklasifikasikan ini sebagai barang bahanya," ujarnya.
Meski memiliki banyak manfaat, kata Tedy, Slag belum dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas. Melainkan masih digunakan secara khusus di area pertambangan. "Ada surat Kementerian Lingkungan agar itu tidak diberikan ke masyarakat. Jadi selama ini kami tampung," jelasnya.
Dalam acara seremoni ini, Bupati Kolaka Bukhari Matta berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Asisten I Pemda Kolaka Arman Wahab. Dia kehidupan masyarakat Kolaka semakin berkembang dengan hadirnya Antam di 'bumi Anoa'. Bahkan Arman menyebut 20 persen produk domestik regional bruto berasal Antam.

Sumber : http://www.beritasatu.com/industri-p...-500-juta.html
0
825
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.