Rieke Sindir Komisi Impor Sapi, Protes karena Bakso Jadi Banyak Tepungnya

Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Cagub Jawa Barat dari PDIP Rieke Diah Pitaloka menyindir dugaan kasus korupsi impor daging sapi yang sedang ramai. Sebagai penggemar bakso, Rieke protes, karena bakso jadi lebih banyak tepung daripada dagingnya.

Rieke menjelaskan, kebutuhan daging sapi warga Jabar di luar kebutuhan industri makanan olahan adalah 280 ton per bulan. Sejak 6 bulan lalu, Jabar krisis daging sapi.

"Hampir saja di bulan November, para pengusaha dan pedagang daging kecil modalnya itu meminta untuk impor daging sapi. Coba yang datang itu impor daging sapi 280 ton x 1 kg x Rp 5000 ampun deh berapa itu? Dan ini yang terjadi di Jawa Barat. Kita tidak ingin mengatakan ada kepentingan dengan partai tertentu," sindir Rieke.

Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers tentang konsolidasi Pilkada Jabar di Kantor DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013). Dalam jumpa pers ini ada cawagub Rieke, Teten Masduki, Ketua DPP Bidang Kaderisasi dan Organisasi Idham Samawi, Ketua Pemenangan Rieke-Teten, TB Hasanuddin.

Ternyata permasalahannya, imbuh Rieke, bukan saja soal dagingnya yang hilang di pasaran, tetapi tentang jalur impor dan pemasarannya. Perempuan yang terkenal karena berperan menjadi 'Oneng' di sinetron Bajaj Bajuri ini memaparkan jumlah supplier dan pengecer di pasar itu ada sekitar 1.272.750 tenaga kerja. Akibat kondisi yang terjadi di Jabar saat ini, hampir 40 persen sudah dirumahkan.

"Saya sebagai penggemar bakso, saya protes karena dikurangin (dagingnya) karena banyakan terigunya. Tapi ini juga bahaya untuk ekonomi kerakyatan karena tukang sate, tukang bakso, dan masih banyak lagi menjerit," jelas Rieke yang memakai blus hitam dengan pinggiran kotak-kotak merah ini.

Solusinya, menurut Rieke, dengan kelangkaan daging sapi, bisa impor dalam bentuk sapi, bukan daging. Karena bila hanya impor daging sapi, tenaga yang terpakai hanya supir dan tukang angkut. Lain bila impor itu dalam bentuk sapi, maka bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja.

"Kami tidak antiimpor, tetapi imporlah barang-barang atau komoditi barang yang tidak ada. Jangan impor seperti yang saya katakan tadi. Kami tidak ingin jadi pemerintah dengan sistem aya aya wae. Yang tidak perlu, diada-adakan, yang perlu dibesar-besarkan. Artinya kami turun langsung ke lapangan. Artinya seperti bagaimana sayur-sayuran, buncis aja bisa dari Prancis lho di Jawa Barat. wortel dari China. Sampai singkong juga kita impor. Impornya juga masuknya pada panen pula," protes Rieke
Sumber:
[url]http://news.detik..com/read/2013/02/04/192945/2160981/10/rieke-sindir-komisi-impor-sapi-protes-karena-bakso-jadi-banyak-tepungnya[/url]


Kasian si oneng niatnya biar keliatan pinter pake angka angka gitu..sekalian nyerang lawan.. malah keliatan onengnya
Sejak kapan Bakso Pake Terigu dan selamanya terigu tidak akan sama dengan Tapioka,


Ke Onengan ke dua dia bilang. "Tukang Sate menjerit..
Belon denger Sate Sapi Populer .. ada juga di Kota gede Jogja..


EDITAN:
atas masukan-masukan yang manis pahit dan getir.. dan arah perdebatan yang menyeleweng hingga kearah pembahasan resep bakso dan sate, serta pembuktian keberadaan sate sapi dll..maka ane pikir perlu menegaskan inti dari sarkasme kritik ane diatas sbb:

Sarkasme komentar ane terhadap berita dari sumber, diatas adalah kritik atas dua hal

1. Kelemahan knowledge seorang calon Gubernur. atas pengetahuan dasar atau common sense.
Kalimat "..bakso kebanyakan terigu" jelas mewakili keyakinan dia bahwa selama ini bakso secara umum emang terbuat dari terigu. Bakso secara umum loh ya. bukan resep bakso khusus yang ketemu kalo gugel..

2. Kelemahan dasar ber argumentaasi.
Fakta bahwa sate sapi memang ada tapi tidak populer sebagai sektor usaha pada kebanyakan masyarakat kelas bawah tidak bisa dimasukkan sebagai dasar bagi klaim bahwa ekonomi rakyat terguncang signifikan akibat kelangkaan daging