arimansonAvatar border
TS
arimanson
Kelar Shooting, Jokowi DampratTVOne
Program khusus 100 Hari Jokowi-
Ahok yang ditayangkan tvOne
semalam (Senin, 21/01/13) pkl
19:30 wib, bikin Jokowi sewot.
Pasalnya, Gubernur DKI Jakarta
yang baru ini merasa dijebak oleh
tvOne. Setidaknya ini dikatakan
oleh Ajudan Jokowi, Anggit.
“Semalam Bapak marah banget.
Tumben-tumbenan marah sama
wartawan kayak gitu,” ujar Anggit
pada saya pagi ini via HP.
Awalnya, tvOne ingin melakukan
wawancara Jokowi perihal banjir
dan tanggul di jalan Latuharhary
yang ambruk. Saat itu, Jokowi
sudah wanti-wanti tidak berkenan
ditanya mengenai hal lain di luar
masalah banjir. Selain itu, ia juga
sudah berpesan untuk tidak
menyertakan narasumber lain
dalam interviewnya. Semua pesan
tersebut disanggupi oleh pihak
tvOne.
Namun, tvOne rupanya
memanfaatkan momentum
interview-nya dalam rangka “100
Hari Pemerintahan Jokowi-Ahok”.
Apalagi, tvOne sudah mengendus,
bahwa Metro TV akan memproduksi
program sejenis dengan
mengundang Jokowi. Sebelumnya,
Metro TV sudah dua kali
menayangkan program khusus
Gebrakan Jokowi, yang secara
eksklusif menginterview Jokowi di
lokasi bersama masyarakat. Agar
tidak kalah 3-0 dari Metro TV,
tvOne terpaksa membohongi
Jokowi. Pesan-pesan Jokowi pun
diabaikan.
“Staff di Balaikota merasa miss,
karena interview yang dilakukan
tvOne cuma persoalan banjir, eh
ternyata malah menanyakan
persoalan-persoalan lain. Wajah
Bapak pun berubah begitu ada
narasumber lain dalam interview
itu,” ujar Anggit.
Tak heran, begitu kelar shooting,
Jokowi langsung marah besar pada
tvOne. Perstiwa Jokowi marah-
marah pada wartawan sebetulnya
sangat langka. Maklumlah, ia sangat
dekat dengan semua wartawan.
Namun, kejadian semalam
merupakan puncak kekesalan
Gubernur DKI Jakarta ini. Di tengah
musibah, tvOne tega menghianati
janjinya pada Jokowi.
Ternyata bukan cuma Jokowi yang
kesal. Dalam sebuah milis yang saya
ikuti, beberapa anggota
mengumpatkan kekesalannya.
Henry Pasarian, misalnya. Interview
yang dilakukan Muhammad Rizki
dianggap sangat dangkal.
“Lebih banyak sok tahunya,
ketimbang riset dahulu. Masak
tetap ngotot bertanya, ‘Jadi kapan
Jakarta bebas banjir?’. Lha wong
sejak jaman Belanda Batavia sudah
banjir kok,” ujar Henry kesal.
Lanjut Henry, ketika Jokowi
mengakui tidak sempat mengecek
soal tanggul-tanggul yang ada di
Jakarta, Rizki malah bertanya,
“Kenapa tidak mengecek, Pak?”.
Seharusnya, kata Henry, bertanya
seputar bagaimana pemeliharaan
tanggul-tanggul itu dan siapa yang
bertanggung jawab.
“Benar-benar miskin riset.”
Di milis ini, Reporter tvOne juga
dikritik oleh Armin Bell dari Ruteng
Flores. Lewat tulisan berjudul
tvOne dan Reporter Antipati yang
diposting pada Sabtu, 19 January
2013 pukul 14:00 WIB, ia menilai
Reporter tvOne begitu sok tahu. Ini
terlihat saat seorang Reporter
perempuan dengan bersemangat
melaporkan situasi di sebuah tenda
pengungsian di Jati Asih.
Reporter memulainya dari
pertanyaan tentang pola distribusi
bantuan yang dijawab oleh si
relawan dengan mengatakan, “Kami
melakukan distribusi langsung
kepada para pengungsi di tenda-
tenda.”. Belum selesai berbicara,
Reporter langsung bertanya dengan
tendensius: “Lho kenapa tidak
melalui RT? Kan lebih bagus kalau
melalui RT?”
Dalam pertanyaan sok tahu
berikutnya, Reporter menanyakan
tentang bahan-bahan yang
didistribusikan. Relawan pun
menjawab, “Macam-macam mbak,
ada pakaian, selimut, mie instan
dan kebutuhan-kebutuhan lain.”.
Namun, Reporter perempuan tvOne
ini kembali bertanya sekaligus
memberikan kesimpulan.
“Saya pikir yang sangat mereka
butuhkan adalah air bersih. Kenapa
tidak disiapkan air bersih?” tanya
Reporter itu.
Terakhir Armin juga mencatat
kesoktahuan Reporter ini, ketika
menanyakan tentang mie instan,
dimana menurut Reporter ini salah.
“Mas, koq distribusi makanannya
mie instan? Kan susah itu diolah
oleh para pengungsi. Mengapa tidak
menyiapkan nasi bungkus?”
Oleh karena sudah hilang
kesabaran, Relawan yang
diinterview pun Nampak marah.
Wajahnya sangat jelas menunjukkan
kemarahan. Namun ia tetap
menjawab dengan sedikit ketus,
“Selama ini tidak masalah koq
mbak. Semua baik-baik saja.
Mereka bisa mengolahnya dengan
baik!”
Menurut Armin Bell, Reporter
Nampak sekali sangat tendensius,
menuduh apa yang dilakukan
Relawan semuanya salah, mulai dari
pola pendistribusian bahan-bahan,
air bersih, sampai mie instan.
Padahal. Seharusnya Reporter tidak
menuduh sesuatu yang belum tentu
benar di depan kamera televise,
yang pada saat itu disiarkan secara
langsung.
“Bagi saya, reporter tadi tidak
menunjukkan sikap empati yang
harusnya dimiliki oleh setiap
wartawan, tetapi dia sedang
antipati pada para relawan. Heran!”
ujarArmin kesal.

source kompasiana
0
4.9K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.